Beranda blog Halaman 2595

Kasihan, Warga di Kabupaten Ini Kesulitan Air Bersih

0

Labusel, (Mimbar) – Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Labuhanbatu Selatan telah memicu kekeringan di kawasan itu. Kini, warga di sejumlah kecamatan bahkan mengalami kesulitan air bersih.

Kondisi ini diantaranya dialami warga Desa Tanjung Muli Kecamatan Kampung Rakyat. Meski secara geografis tempat tinggal mereka berada di bantaran Sungai Barumun, namum mereka tetap kesulitan air bersih untuk keperluan konsumsi.

“Kami terpaksa membeli air untuk minum ke Tanjung Medan karena di sana ada air isi ulang, tapi jarak tempuhnya sejauh 6 km. Terkadang ada juga mobil datang membawa air kemari, itulah yang kami beli,” ucap Oloan Siregar, salah satu warga.

Menurut warga, kemarau panjang itu telah menyebabkan sumur-sumur galian yang selama ini menjadi sumber air bersih bagi penduduk sudah mengalami kekeringan. Bahkan, air Sungai Barumun juga sudah sangat menyusut.

“Memang air Sungai Barumun masih ada, tetapi tidak layak untuk dijadikan air minum,” ucapnya lagi.

Hal senada disampaikan Usman Hasibuan, salah satu warga Kotapinang. Dia dan warga lainnya terpaksa harus membeli air tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, bahkan untuk keperluan mandi dan mencuci juga harus diperoleh dengan cara membeli.

“Sudah pada kering (sumurnya). Kalau kita mandi dan mencuci pakaian ke Sungai barumun tak mungki,n maka mau tak mau terpaksa kita beli,” ucapnya.

Warg Desa Bunut juga merasakan dampak yang sama. Seorang warga di sana, Sait Dalimunthe mengatakan, tak kunjung turunnya hujan dalam beberapa bulan terkahir ini telah menyebabkan Sungai Titi Panjang yang sejak dahulu tidak pernah surut, kini dasar sungainya sudah bisa dijadikan area berlari-lari oleh anak-anak.

Warga berharap, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan segera mengambil langkah cepat untuk membantu warga yang kesulitan air itu. Antara lain dapat dilakukan dengan mendistribusikan air bersih ke warga yang dilanda kekeringan tersebut.

Anggota Dewan Gembosi Ban Mobil

0

Padangsidimpuan, (Mimbar)- Anggota DPRD Padangsidimpuan Imam Gozali Harahap terpaksa melakukan aksi penggembosan ban mobil dinas DPRD. Hal itu ia lakukan karena kesabarannya sudah habis, tunggu punya tunggu mobil dinas tersebut tak kunjung diserahkan kepadanya.

Padahal mobil dinas Kijang Innova bernomor polisi BB 1534 F tersebut merupakan bagiannya yang diberikan oleh Sekretaris Dewan (Sekwan) Irfan Bakhri dengan cara pinjam pakai yang dibuktikan dengan surat penyerahan. Gozali pun kesal karena mobil itu sendiri hingga kini masih dipakai oleh anggota DPRD lainnya Irfan Harahap yang sudah memiliki mobil dinas.

Kepada Wartawan, Senin (29/8), Gozali mengaku terpaksa menggembosi tiga ban mobil dinas serta merantai ban belakang sebelah kanan agar mobil itu tidak bisa dibawa Irfan lagi dari halaman belakang kantor DPRD dan selanjutnya diberikan kepadanya.

Ban depan kanan dan kedua ban belakang saya kempeskan, kemudian sebelah kanan saya rantai dan gembok agar tidak bisa lagi jalan dan dibawa dia (Irfan), terangnya dengan nada tinggi. Mungkin dengan cara demikian mobil dinas tersebut diserahkan kepada saya, tambahnya.

Saya memiliki alasan kuat berbuat demikian karena mengantongi surat berisikan berita acara pinjam pakai kenderaan dinas roda empat pool operasional Komisi I DPRD Padangsidimpuan dari Sekwan dengan Nomor:068/1818/2016 tertanggal 27 Juni 2016.

Tak hanya itu dalam surat Sekwan tersebut juga diperintahkan agar Gozali sebagai pihak kedua selaku penerima mobil dinas diwajibkan membayar retribusi izin pemakaian kekayaan daerah sesuai Perda Nomor 05 Tahun 2010 sebesar Rp.300.000,-. Retribusinya sudah saya setor Rp.300 ribu bulan Agustus 2016 . Itu salah satu bukti bahwa saya yang berhak atas mobil itu dan bukan orang lain, jelasnya sembari menujukkan poto copy penyerahan mobil dinas dari Sekwan dan tanda bukti setor retribusi izin pemakaian kekayaan daerah.

Politisi PKPI ini juga menegaskan dirinya sudah dua kali meminta agar Irfan menyerahkan kunci mobil padanya, namun selalu tidak ada tannggapan. “Saya juga sudah sampaikan kepada pimpinan DPRD, jawabnya tunggulah dan bersabar. Sampai sekarang tidak ada realisasinya,” ungkapnya dengan penuh kesal.

Aksi Gozali tersebut sontak mengundang perhatian anggota DPRD lainnya, pegawai Setwan, wartawan dan warga masyarakat yang kebetulan mengikuti jalannya pembahasan perhitungan APBD TA 2015 di tingkat Komisi.

Ditemui terpisah Irfan Harahap mengakui dirinya masih memakai mobil dinas BB 1534 F tersebut. Namun dia menyesali aksi koleganya yang menggembosi dan merantai ban mobilnya.

“Kan ada mekanisme dan prosedur, tidak mesti dengan cara seperti itu,” ucap politisi partai Demokrat tersebut singkat sambil mengatakan dia akan membawa persoalan tersebut ke badan kehormatan (BK) DPRD

Sementara itu sejak pesoalan ini mencuat sekira dua bulan silam, Sekwan Irfan Bakhir sudah melakukan mediasi agar keduanya bertemu dan mencari solusi terbaik, namun belum berhasil. “Benar, saya sudah mengeluarkan surat penyerahan mobil dinas tersebut kepada Imam Gozali. namun hingga kini belum terealisasi,” ujarnya. (011)

Teks Foto: Anggota DPRD Imam Gozali Harahap sambil menunjukkan poto copy serah terima mobil dinas.

Bangunan Tanpa IMB Menjamur

0

Negerilama, (Mimbar) – Puluhan bangunan di Kelurahan Negeribaru dan Negerilama Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu berrdiri megah diduga tanpa mengantongi ijin bangunan dari pemerintah setempat.

“Tidak ada direkomendasikan IMB sebanyak itu untuk tahun ini,” kata Camat Bilah Hilir, Saparuddin,SH ketika dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya Jumat (26/8), lalu.
Pejabat itu berjanji akan segera menurunkan petugas untuk melakukan penertiban.

Amatan wartawan, sejumlah bangunan yang berdiri di kawasan itu tak satupun yang memasang papan pengumuman (plang) yang memberitahukan tentang ijin mendirikan bangunan (IMB)nya.

Sebagian bangunan itu justru sudah rampung dikerjakan bahkan sudah ada yang berpenghuni atau sudah dijadikan tempat usaha, baik sebagai rumah toko (ruko), hotel, minimarket, Stasiun Pengisian bahan Bakar (SPBU), Rumah Makan dan rumah sarang walet.

Informasi yang dihimpun, pemilik bangunan tersebut terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari mantan anggota DPRD Labuhanbatu, anggota Polsek Bilah Hilir, dan para pengusaha yang rata-rata berdomisili di Kecamatan Bilah Hilir. (BS)

Rumah Diduga Milik Bupati di Gerebek Polisi

0

Medan, (Mimbar) – sebuah rumah permanen di Kawasan Jalan Tuba 4 Kecamatan Medan Denai,Kota Medan, yang disebut-sebut milik Bupati Mandailing Natal, Sabtu (27/8) dini hari lalu digerebek polisi. Rumah yang dikontrakan itu diduga menjadi lokasi prostitusi dan peredaran narkoba.

Penggerebekan itu bermula saat petugas dari kepolisian sektor (Polsek) Medan Area mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada satu rumah kontrakan dijadikan tempat prostitusi dan peredaran narkoba. Atas informasi itu, Sabtu dini hari petugas melakukan penyelidikan dan langsung melakukan penggerebekan.

Alhasil, dari penggerebekan itu petugas mengamankan seorang wanita dan 4 pria masing-masing berinisial Y, ME, Rin, Riy dan P yang diduga bandar narkoba. Dari lokasi petugas disebut-sebut menyita barang bukti sabu, timbangan elektrik dan alat kontrasepsi. Selanjutnya seluruhan tersangka dan barang bukti diboyong ke Mapolsek Medan Area guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Amatan wartawan pada Minggu sore di seputar penggerebekan, warga sekitar sangat mendukung jika rumah kontrakan itu digerebek. Sebab lokasi selama ini sudah meresahkan warga sekitar.

Warga juga mengaku sering melihat wanita dan pria dari luar kampung itu bebas masuk ke rumah kontrakan itu dan tak terpantau aparat kepolisian lantaran rumah kontrakan itu diduga milik Bupati Madina, Hasan Nasution.

Kapolsek Medan Area Kompol M Arifin ketika dikonfirmasi terkait penggerebekan di rumah kontrakan yang diduga milik Bupati Madina itu. Arifin enggan memberikan komentar. (An)

Pemimpin Adil, Aceh akan Maju

0

Banda Aceh, (Mimbar) – Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Dr, Samsul Rizal, MEng menyebutkan, jika pemimpin Aceh ke depan yang terpilih nanti bersikap adil maka provinsi serambi mekkah itu dipastikan akan mengalami kemajuan.

Dia juga menyebutkan, Unsyiah dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa, khususnya Aceh di masa depan mengingat saat ini unsyiah yang akan milad ke 55, mempunyai sumber daya manusia yang handal, para guru besar dan ratusan doktor lulusan luar dan dalam negeri dan jumlah mahasiwa 30.000.

Oleh karenanya, katanya dalam sambutannya pada acara wisuda 921 lulusan Unsyiah Kamis (25/8) itu, Aceh ke depan akan lebih baik, bila semakin banyak para lulusan terbaik mau berwira usaha. (A.26)

SPA Ini Diduga Hanya Modus

0

Medan, (Mimbar) – Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara mentengarai keberadaan usaha Refleksi dan Spa Madives di Jalan Kapten Muslim, Medan hanya modus untuk menutupi aktifitas prostitusi terselubung yang berlangsung.

Selasa (23/8) malam lalu, aparat melakukan penggrebekan dan mengamankan 13 orang, terdiri dari 10 wanita dan 3 pria dari lokasi penggerebekan. Namun beredar informasi, petugas akhirnya melepaskan mereka.

“Benar kita ada lakukan penggrebekan di lokasi, tapi tidak ada kita lepaskan (13 orang yang telah diamankan). Akan tetapi masih kita proses,” papar Kasubdit Renakta Poldasu AKBP Polisi Putu kepada wartawan.

Pernyataan sama disampaikan Kabid Humas Poldasu Kombes Polisi Rina Sari Ginting. Ia menyebutkan, kini para pekerja yang diamankan petugas itu sedang dalam pemeriksaan oleh unit PPA Ditreskrimum Polda Sumut.(AE)

Dua OKP Memanas di Lahan Garapan

0

Medan, (Mimbar) – Lokasi garapan pada lahan eks PTPN IX tepatnya di Pasar II Tembung (Jati-jatian), Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang memanas. Dua kubu organisasi kepemudaan yang ada di daerah itu nyaris bentrok. Aparat kepolisian pun berjaga untuk mengantisipasi bentrok.

Pada Jum’at (26/8) pagi, dua kubu OKP yang saling klaim paling berhak menguasai lahan garapan itu berkumpul di lokasi tersebut. Aksi siap saling serang itu diduga dipicu karena adanya teror yang dilakukan sekelompok pemuda dari salah satu OKP terhadap warga yang menghuni tempat itu. Mereka melempari rumah warga dan memaksa penghuninya segera meninggalkan lokasi garapan.

Warga yang tak terima dengan aksi preman itu melaporkan perihal teror tersebut kepada pimpinan penggarap berinisial P. Selanjutnya P melaporkan hal itu ke salah satu OKP di Kecamatan Percut Sei Tuan.

Aparat kepolisian dari Polsek Percut Sei Tuan yang mendapatkan informasi itu segera berkordinasi dan meminta bantuan pasukan. Satu pleton personil Brimobdasu, satu pleton personil Dit Samapta Poldasu, puluhan personil Sat Sat Sabhara Polresta Medan dan Personil Polsek Percut Sei Tuan Polresta Medan langsung siaga.

Sementara sejumlah personil kepolisian menuju lokasi guna mengimbau masing-masing kubu untuk menahan diri serta membubarkan diri. Akhirnya kedua massa OKP membubarkan diri. Sedangkan aparat kembali menuju Mapolsek Percut Sei Tuan untuk tetap bersiaga.

Sekira pukul 15.00 WIB, Intelkam Polresta Medan melakukan cek dan ricek ke lokasi lahan garapan. Alhasil, di lahan garapan tersebut didapati sejumlah orang tengah mendirikan bangunan permanen yang rencanannya dijadikan pos OKP.

Informasi tersebut langsung dilaporkan ke Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto. Kapolres selanjutnya menginstruksikan Kasat Sabhara Polresta Medan Kompol Siswandi serta sejumlah Perwira Sat Sabhara menuju Polsek Percut Sei Tuan.

Setibanya di Mako, personil Brimobdasu, Dit Samapta Poldasu dan personil Sabhara Polsek Percut Sei Tuan apel bersama yang dipimpin Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Lesman Z. Usai memberikan pengarahan, seratusan petugas gabungan bersenjata lengkap dan gas air mata itu langsung menuju lokasi lahan garapan dan belasan personil Koramil sudah menunggu di lokasi.

Setibanya di lokasi, petugas mendapati 13 pria tengah mendirikan bangunan permanen. Saat itu juga petugas meminta supaya aktifitas itu dihentikan, serta seluruh bangunan tersebut dan juga jembatan diminta dirubuhkan. Kemudian matrial berupa kayu broti, papan dan bambu langsung dibakar supaya bahan-bahan bangunan itu tak dapat digunakan lagi. Tidak itu saja, ember-ember dan cangkul juga dibakar.

Setelah itu ke-13 pekerja bangunan itu dinaikkan ke mobil truk, lalu diboyong ke Mako Polsek Percut Sei Tuan guna menjalani pemeriksaan intensif dan dimintai keterangan terkait siapa yang menginstruksikan mereka untuk mengerjakan bangunan tersebut. (An)

Ibu Mana yang Tega Buang Bayi Ini?

0

Medan, (Mimbar) – Warga sekitar Sungai Babura tepatnya di Jalan S. Parman Gang Sawo, Kecamatan Medan Baru, Jum at (26/8) sore sontak heboh ketika sejumlah anak-anak yang biasa
bermain di sungai itu menemukan sosok mayat bayi perempuan dengan tali pusar masih utuh
mengapung di atas permukaan air.

Warga yang mendengar penemuan tersebut dengan rasa penasaran datang berduyun-duyun mendekati lokasi ditemukannya mayat bayi. Diantaranya menyampaikan sumpah serapah kepada orang tua yang telah tega membuang bayi tak berdosa itu.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari lokasi kejadian, sebelum penemuan yang menghebohkan itu terjadi, sejumlah anak-anak yang sedang bermain di pinggiran lokasi sungai Babura melihat sesuatu mengapung di permukaan sungai. Awalnya mereka menduga benda itu hanya sebuah boneka mainan yang hanyut.

Lalu anak-anak itu meminta tolong Dewa (58) yang ketika sedang asyik memancing ikan di pinggiran sungai untuk mengambil boneka tersebut. Namun secara mengejutkan, ternyata yang hanyut itu adalah mayat bayi perempuan tanpa sehelai kain.

Aparat kepolisian dari Polsek Medan Baru segera turun ke lokasi dan melakukan penyelidikan. Sementara mayat bayi dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Brimobdasu, Jalan KH. Wahid Hasyim, Medan.

“Tadi kita mendapatkan informasi dari masyarakat tentang penemuan bayi yang tewas mengapung di atas air sungai Babura itu. Dan kita juga sudah melakukan proses yang ada di lokasi TKP,” ucap seorang petugas kepada wartawan. (AE)

Bandit Ini Umpankan Wanita

0

Medan, (Mimbar) – Empat pelaku pembunuhan Rudi Chandra Pemajayanto (33) berhasil ditangkap tim unit bunuh culik Ditreskrimum Polda Sumut, Rabu (24/8). Para bandit ini mengumpankan wanita untuk menjebak korbannya.

Rudi adalah korban pembunuhan yang ditemukan di Sungai
Buluh Cina, Hamparan perak dengan kondisi terapung dan diikat tangan dan kakinya yang dilakukan pelaku dengan menggunakan lakban.

Kepada wartawan, Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Kombes
Nur Fallah, mengatakan para pelaku yang berjumlah empat orang berhasil ditangkap dari kediaman para pelaku yang berada di sekitar Mabar. Namun satu di antaranya Rizky alias Kerdil masih diburu pihak petugas.

Adapun ke 4 pelaku yang ketangkap yakni bernama Edo
Miswanto (26), Ari Syahputra (21) Muhamad Rivaldi (16), Nurul Hasanah (19) dan Rizky. Namun hingga saat ini Rizky masih diburu (DPO).

Menurut Kombes Nur Fallah kembali, mengatakan jika para pelaku bisa leluasa melucuti harta korban karena sebelumnya pelaku tersebut sudah mengatur siasat agar korban bisa ditaklukkan dengan mudah.

“Jadi para pelaku ini mengumpankan Nur Hasanah yang merupakan pacar Edo,” katanya.

Dijelaskannya lagi, antara si pelaku Edo dan Rudi katanya
sudah sering berhubungan lewat jejaring sosial WeChat. Namun selama ini Edo dengan modus berpura-pura berjenis kelamin perempuan. Dan kemudian, pada hari naas itu tepat pada hari Kamis (18/8) pelaku dan korban berjanji bertemu dan berkaroke bersama.

“Setelah mereka janjian maka Edo menyuruh Nur Hasanah menyamar dengan berpura-pura menjadi Edo,” jelas Kombes Nur Fallah.

Selanjutnya setelah bertemu mereka pun berkaraoke ria di Inul
Vista Marelan. Setelah itu para pelaku bersama korban pulang ke rumah. Akan tetapi saat diperjalanan korban yang menggunakan mobil Toyota Rush langsung dirampok pelaku yang selanjutnya korban di ikat dan dilakban hingga kehabisan nafas yang selanjutnya jasad korban di buang ke sungai buluh Cina,” pungkas Direktur Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Nur Fallahnur Falah kepada wartawan.

Menurut keterangan lainnya, dimana para pelaku pembunuhan
ditangkap berkat saksi mata yang sebelumnya melihat mereka antara si pelaku dengan korban berkaraoke di dalam lokasi Inulvista. (AE)

Masjid Semakin Terancam

0

Salah satu kebiasaan kaum muslimin di kota Medan dan sekitarnya adalah menjual tanah kepada kaum kafirun dan musyrikun. Mereka tidak berfikir bahwa konsekwensi menjual tanah kepada kaum yang tak seaqidah itu akan memberikan dampak negatif bagi masa depan masjid dan madrasah.

Masjid dan madrasah merupakan dua sisi mata uang yang sangat dirugikan, jika semakin banyak tanah muslim yang terjual. Akhirnya, masjid tersebut dan madrasah semakin jauh dari pemukiman warga. Ditinggalkan dan tak terurus.

Hal lain yang menjadi resiko penjualan tanah kepada non muslim ini adalah tergusurnya masjid dan alih pungsi masjid menjadi pusat bisnis atau bangunan perumahan dan sejenisnya.

Bagi internal kaum muslimin, kasus beralihnya kepemilikan tanah itu merupakan bagian dari melemahnya aqidah umat. Seakan kaum muslimin saat ini merasakan bahwa dampak terjualnya tanah mereka hanya masalah jual beli muamalah biasa. Padahal, masa depan masjid semakin terasa sangat terancam jika banyak tanah terjual kepada kaum kafir musyrik. Sangat bijaksanalah sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa tanah dan bumi ini adalah masjid-masjid Allah. Agar tak semua tanah habis terjual.