Medan, (Mimbar)- Ajeng masih merasakan sakit terutama di bagian dadanya. Air matanya berurai ketika menceritakan kejadian yang kerap menimpanya kepada petugas penyidik dari Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Area.
“Saya dipukulnya, dada saya ditumbuk dan ditunjangi. Terus badan saya diangkat dengan posisi kaki di atas lalu dibantingnya. Setelah itu kedua lutut saya dirapatkan ke dada lalu diangkatnya lagi, terus dibantingnya,” ucap wanita muda ini, Kamis (17/11) sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Penderitaan yang dialaminya itu, menurut pengakuannya dilakukan oleh suaminya sendiri berinisial AS alias Dika (23) yang baru setahun lalu secara resmi telah menikahinya. Dia merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan orang yang dicintainya itu, sehingga akhirnya Ajeng Ayu Handayani Harahap alias Ajeng (22) melaporkan peristiwa
tersebut ke pihak kepolisian setempat.
Awalnya, dirinya tidak berani menceritakan kepada siapa pun perihal yang ia alami, termasuk kepada kedua orang tua kandungnya karena sang suami kerap mengancam dirinya. Jika mengadu kepada orang tua, katanya, maka siksaan yang ia terima akan lebih parah.
“Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi. Terakhir, ibu yang punya kost yang ngelapor sama orang tua saya dan saya pun memberanikan diri melapor kasus ini sama polisi,” ucap wanita itu yang selama ini tinggal bersama suami di sebuah tempat kost di
kawasan Jalan Pelajar Gang Darmo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.
Perlakuan kasar yang diterimanya baru-baru ini hanya gegara Ajeng menanyakan kepada suaminya mengapa dirinya yang ketika itu sedang berada di rumah orang tua kandungnya, tidak segera dijemput oleh sang suami. Tetapi ternyata pertanyaan itulah yang
justru memantik suaminya melakukan penyiksaan pada dirinya.
Sebelumnya, tutur Ajeng, ia juga pernah mendapat perlakuan kasar dari suaminya hanya gegara ia bertanya mengapa suaminya tidak menjemput dirinya di tempat kerja. Padahal, ketika itu usia perkawinan mereka baru berjalan dua bulan.
Peristiwa yang juga masih sangat melekat di benak Ajeng ketika ia dipaksa minum air bekas alat hisap sabu.
“Aku minta uang belanja waktu itu tapi dia malah marah kali dan aku pun di jejali minuman air mineral bekas bong sabu miliknya. Aku sampai muntah-muntah,” tutur Ajeng dengan berlinang air mata menahan kesedihan.
Wanita itu yang menyampaikan laporan tersebut didampingi orang tuanya itu menduga, perilaku kasar yang dilakukan suaminya itu karena diduga pengaruh penggunaan narkoba.
“Dia makek sabu di rumah sama teman-temannya. Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi,” ucap Ajeng.
Dia berharap aparat kepolisian segera menangkap suaminya tersebut. “Cukup sudah saya menderita seperti ini,” katanya di hadapan sejumlah wartawan.
Petugas yang menerima laporan Ajeng menganjurkan dirinya segera melakukan visum untuk melengkapi laporan tersebut. Ajeng mengaku bagian dadanya mengalami memar, kaki retak tulang, tangan luka lecet dan wajah terlihat agak lembam.
“Korban telah membuat laporan dan sekrang pihak kita masih memproses kasus tersebut,” ucap Kapolsek Medan Area, Kompol Muhammad Arifin SH menanggapi peristiwa tersebut. (AE)