Beranda blog Halaman 2586

Ajeng Ditumbuk dan Ditunjang Suami

0

Medan, (Mimbar)- Ajeng masih merasakan sakit terutama di bagian dadanya. Air matanya berurai ketika menceritakan kejadian yang kerap menimpanya kepada petugas penyidik dari Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Area.

“Saya dipukulnya, dada saya ditumbuk dan ditunjangi. Terus badan saya diangkat dengan posisi kaki di atas lalu dibantingnya. Setelah itu kedua lutut saya dirapatkan ke dada lalu diangkatnya lagi, terus dibantingnya,” ucap wanita muda ini, Kamis (17/11) sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Penderitaan yang dialaminya itu, menurut pengakuannya dilakukan oleh suaminya sendiri berinisial AS alias Dika (23) yang baru setahun lalu secara resmi telah menikahinya. Dia merasa sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan orang yang dicintainya itu, sehingga akhirnya Ajeng Ayu Handayani Harahap alias Ajeng (22) melaporkan peristiwa
tersebut ke pihak kepolisian setempat.

Awalnya, dirinya tidak berani menceritakan kepada siapa pun perihal yang ia alami, termasuk kepada kedua orang tua kandungnya karena sang suami kerap mengancam dirinya. Jika mengadu kepada orang tua, katanya, maka siksaan yang ia terima akan lebih parah.

“Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi. Terakhir, ibu yang punya kost yang ngelapor sama orang tua saya dan saya pun memberanikan diri melapor kasus ini sama polisi,” ucap wanita itu yang selama ini tinggal bersama suami di sebuah tempat kost di
kawasan Jalan Pelajar Gang Darmo, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Perlakuan kasar yang diterimanya baru-baru ini hanya gegara Ajeng menanyakan kepada suaminya mengapa dirinya yang ketika itu sedang berada di rumah orang tua kandungnya, tidak segera dijemput oleh sang suami. Tetapi ternyata pertanyaan itulah yang
justru memantik suaminya melakukan penyiksaan pada dirinya.

Sebelumnya, tutur Ajeng, ia juga pernah mendapat perlakuan kasar dari suaminya hanya gegara ia bertanya mengapa suaminya tidak menjemput dirinya di tempat kerja. Padahal, ketika itu usia perkawinan mereka baru berjalan dua bulan.

Peristiwa yang juga masih sangat melekat di benak Ajeng ketika ia dipaksa minum air bekas alat hisap sabu.

“Aku minta uang belanja waktu itu tapi dia malah marah kali dan aku pun di jejali minuman air mineral bekas bong sabu miliknya. Aku sampai muntah-muntah,” tutur Ajeng dengan berlinang air mata menahan kesedihan.

Wanita itu yang menyampaikan laporan tersebut didampingi orang tuanya itu menduga, perilaku kasar yang dilakukan suaminya itu karena diduga pengaruh penggunaan narkoba.

“Dia makek sabu di rumah sama teman-temannya. Saya nggak berani ngadu karena takut disiksa lagi,” ucap Ajeng.

Dia berharap aparat kepolisian segera menangkap suaminya tersebut. “Cukup sudah saya menderita seperti ini,” katanya di hadapan sejumlah wartawan.

Petugas yang menerima laporan Ajeng menganjurkan dirinya segera melakukan visum untuk melengkapi laporan tersebut. Ajeng mengaku bagian dadanya mengalami memar, kaki retak tulang, tangan luka lecet dan wajah terlihat agak lembam.

“Korban telah membuat laporan dan sekrang pihak kita masih memproses kasus tersebut,” ucap Kapolsek Medan Area, Kompol Muhammad Arifin SH menanggapi peristiwa tersebut. (AE)

Bukannya Turun, Harga Malah Makin Melonjak

0

Padanglawas, (Mimbar) – Harga sembako yang sudah sangat tinggi ini bukannya menurun, justru setiap hari mengalami kenaikan. Seperti di Kabupaten Padanglawas, harga sejumlah komoditas semakin tidak terkendali dengan kenaikan yang signifikan.

“Harga beras lokal juga mengalami kenaikan sebesar Rp 20 ribu perkarung, yang sebelumnya hanya Rp 260 ribu perkarung sekarang menjadi Rp. 280 ribu perkarung,” terang Lenni Marlina, pedagang sembako di pasar tersebut, Selasa (8/11).

Selain beras, kenaikan tajam juga terjadi pada harga telur ayam ras. Jika sebelumnya harga satu papan telur (30 butir) masih dijual dengan harga Rp33 ribu, kini naik menjadi Rp35 ribu perpapan.

Idar Daulay dan Ummi yang keduanya pedagang cabai merah di pasar itu juga mengakui masih tingginya harga cabai merah dalam sepekan ini. Harga cabai merah pada sehari sebelumnya dijual dengan harga Rp 84-85 ribu perkilogram, kini justru naik lagi menjadi sekitar Rp 90 ribu per kilogram.

“Naik sekitar Rp 5-6 ribu perkilogram,” ucap para pedagang itu.

Kenaikan signifikan juga terjadi pada komoditas bawang merah dengan rata-rata kenaikan mencapai Rp5 ribu perkilogram. Jika sebelumnya dijual dengan harga Rp30 ribu perkilogram, naik menjadi Rp35 ribu perkilogram.

Demikian pula bawang putih juga mengalami kenaikan dari Rp32 ribu perkilogram menjadi Rp 35 ribu perkilogram.

Bahan sembakolainnya yang juga mengalami kenaikan, yakni minyak goreng (migor) yang semula harganya Rp11 ribu perkilogram, naik menjadi Rp 11,5 ribu.

Harga daging ayam potong yang sebelumnya sudah tinggi juga kembali mengalami kenaikan rata-rata Rp 4ribu perkilogram, dari 30 ribu perkilogram menjadi Rp 34 ribu perkilogram.

“Akibat naiknya harga daging ayam potong itu, penjualan setiap harinya mengalami penurunan. Biasanya masih bisa terjual 300-350 kilo perhari, sekarang hanya terjual sekitar 200 kilo perharinya,” kata Siti Hawa pedagang ayam di pasar tersebut.(SH)

Jalan Menuju Soban Rawan

0

Sidikalang, (Mimbar) – Sejumlah warga Desa Soban, Kecamatan Siempat Nempu, Dairi dan sekitarnya mengeluhkan lambanya perbaikan badan jalan di kawasan itu yang mengalami kerusakan akibat longsor beberapa bulan yang lalu.

“Hingga saat ini belum dimulai. Padahal, bahan material untuk perbaikan badan jalan itu, yakni batu cadas dan beberapa material lainnya sudah tersedia di bahu jalan,” ucap Marga Situmorang, Selasa (8/11) di Dairi.

Bahan material itu, katanya, telah tersedia sejak 2 bulan lalu, namun ternyata hingga hari ini pemerintah tak kunjung memulai pengerjaan perbaikannya.

“Warga di sini melihat tumpukan batu cadas itu saja sudah bersyukur. Walau membuat badan jalan semangkin sempit. Namun, kami sangat kecewa, setelah melihat materialnya sudah lama menumpuk tetapi belum juga dilakukan perbaikan,” ucap Sinaga dan Malau, warga yang sama.

Situmorang menjelaskan, setelah longsor terjadi penyempitan badan jalan di kawasan itu sehingga pengedara yang melintas mengambil alternatif melalui bahu jalan. Namun, sejak menumpuknya material di bahu jalan itu, maka badan jalan semakin sempit. Pada jam dan hari sibuk, seperti pada saat pekanan hari Sabtu dan Rabu, lalu lintas warga menjadi sangat terganggu.

“Jalan rusak itu persis pada tikungan. Selain tidak terlihat karena ditumbuhi semak, badan jalan itu sudah sempit sehingga bahan material itu sangat mengganggu dan membuat rawan terjadinya kecelakaan. Apalagi sudah dekat natal dan tahun baru,” ucap warga
itu.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Lasma Duma Lumban Tobing ST menyebutkan, intansi yang dipimpinnya belum belum menerima Surat Keputusan (SK)
Bupati Dairi untuk pekerjaan tersebut.

Tentang material yang sudah ada dan menumpuk di lokasi longsor, Lasma berjanji akan menindaklanjutinya.

Pantauan wartawan di lokasi badan jalan longsor, material berupa tumpukan batu cadas telah ada di sepanjang lebih kurang 80 meter dan material tersebut sangat mengganggu pengguna jalan, karena diletakkan persis pada badan jalan menikung. (ns)

Nurjana Ngaku Kena Pungli

0

Medan, (Mimbar) – Nurjana, seorang ibu rumah tangga di Medan mengeluhkan aksi pungli yang dialaminya ketika akan menjenguk salah satu anaknya yang sedang tersandung kasus tindak pidana. Oknum Pengawal tahanan (Walhah) meminta sejumlah uang dan sebungkus rokok.

“Kalau mau masuk bayar dulu, kalau tidak membayar mereka (Walhah-red.) menghalang-halangi untuk bertemu dengan anak saya,” ucap ibu rumah tangga itu, Selasa (8/11) di halaman PN Medan.

Nurjana mengatakan, sebelumnya ia terlebih dahulu disuruh petugas Walhah untuk membelikan sebungkus Sampoerna. Setelah ia belikan, barulah dirinya diijinkan masuk untuk melihat kondisi anaknya yang sedang ditahan di ruang tahanan sementara Pengadilan Negeri (PN) Medan.

Perlakuan sama juga dirasakan Indra, warga Kota Medan yang kerap mengunjungi Pengadilan Negeri (PN) Medan. Dia mengaku miris melihat ulah oknum Waltah yang sering kali meminta uang dan rokok kepada keluarga korban yang ingin berkunjung.

“Keberatan pasti lah, kita kesinikan bukan mau rekreasi, kita kesini sedang terkena musibah kok masih saja ada oknum yang memanfaatkan,” ucap Indra yang menyebut ulah oknum itu mirip dengan perilaku preman pasar yang kerap melakukan pungli.

Pantauan wartawan, sejumlah Waltah dari Kejari Medan, secara bergantian mengarahkan pengunjung untuk membelikan satu bungkus rokok dan meminta sejumlah uang agar keluarga terdakwa dapat bertemu terdakwa secara langsung di ruang tahanan sementara
Pengadilan Negeri (PN) Medan.(Jep)

Lagi Ngopi, Jimbo Tewas Diklewang

0

Langkat, (Mimbar) – Pembunuhan sadis kembali terjadi. Seorang pria paroh baya, Sukardi alias Jimbo yang tengah meneguk secangkir kopi di sebuah warung di sekitar tempat tinggalnya, Selasa (8/11) lalu meregang nyawa setelah mendapatkan sabetan klewang di bagian kepalanya.

Pria berusia 53 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Perdamaian Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat itu langsung roboh dengan kepala nyaris terbelah. Darah segar mengucur hebat.

Teman-teman korban di warung itu sempat berupaya menolong korban dengan membawanya ke rumah sakit terdekat, namun karena luka bacokan yang sangat parah, nyawa Jimbo tak tertolong lagi.

Informasi diperoleh, saat korban sedang minum kopi di warung dekat rumahnya, dia didatangi tiga orang pria mengendari sepeda motor. Tidak terdengar keributan apapun, tiba-tiba pria yang mendatanginya itu membacoknya klewang ke arah kepala korban.

Sejumlah saksimata mengaku tidak dapat berbuat banyak saat melihat kejadian tersebut karena ketakutan. Para pelaku yang diduga residivis yang baru selesai menjalani hukuman penjara itu kemudian kabur.

Kepala Unit (Kanit) Pidana Umum (Pidum) Polres Langkat, Iptu Zul Iskandar Ginting yang mendampingi Kasat Reskrim AKP Dedy Dharma menyebutkan, pelaku pembacokan yang menyebabkan tewasnya Jimbo masih dalam penyelidikan.

“Dugaan sementara bermotif dendam,” Ucap perwira itu di halaman Mapolres Langkat Jalan Proklamasi Stabat. (B-43)

Palas Bebas Cafe Miras

0

Padanglawas, (Mimbar) – Pemerintah dan masyarakat kabupaten Padanglawas menargetkan dua pekan kedepan wilayah mereka akan terbebas dari keberadaan sejumlah cafe yang selama ini menjual minuman keras (miras).

“Setiap pemilik café (menjual minuman keras) diwajibkan menutup usahanya paling lambat dua minggu sejak ditandatanganinya kesepakatan bersama ini. Apabila dalam waktu yang ditentukan tidak ditutup maka akan dilakukan penertiban terpadu secara paksa,” kata
Kepala Bagian (Kabag) Hukum Pemkab Palas, Agus S Daulay, Rabu (9/11).

Agus membacakan hasil kesepakatan bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dipimpin Wakil Bupati Padanglawas, drg Ahmad Zarnawi Pasaribu C Ht. Hadir pada acara yang digelar di rumah Dinas Bupati itu, antara lain Waka Polres Tapsel, Kompol Syafaruddin Hasibuan, Ketua MUI Palas H Sehat Muda, Ketua FKUB Palas Drs H Abdul Haris Hsb, Ketua MUI kecamatan se-Kabupaten Palas, camat se-Kabupaten Palas, dan pemilik café se-Kabupaten
Palas.

. Setiap orang atau pemilik café, paparnya, yang tidak mempunyai izin maka usahanya itu wajib ditutup. Demikian pula para pemilik cafe yang dalam kegiatan bisnisnya menyediakan wanita tunasusila dan menyelenggarakan kegiatan prostitusi juga wajib ditutup.

Kegiatan itu dinilai bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Palas Nomor 09 tahun 2014 tentang ketertiban sosial. Setiap orang atau pemilik café yang menyediakan minuman beralkohol atau rentan disebut miras wajib ditutup karena tidak sesuai Perda Nomor 07 tahun 2015 tentang pengendalian dan pengawasan minuman beralkohol.

Haspan Hasibuan, salah satu pemilik sebuah café di Kecamatan Hutalombang, Kabupaten Padanglawas dalam kesempatan itu mengakui telah melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya tersebut. Dia berjanji mengalihfungsikan cafenya itu dengan usaha
lain yang tidak melanggar peraturan.

Pengusaha cafe itu juga berharap Pemkab Palas mempermudah pengurusan izin tempat karaoke keluarga. “Yakinlah, Pak. Kedepan café yang saya kelola tidak akan ada lagi miras, ataupun mempekerjakan wanita tunasusila,” ucapnya.

Secara terpisah Wabup Palas drg Ahmad Zarnawi Pasaribu CHT kepada Mimbar mengatakan pihaknya memberikan tenggang waktu selama dua minggu kepada para pemilik cafe untuk menutup usaha ilegalnya itu.

“Apabila dalam waktu yang ditetapkan masih dilanggar, maka tim terpadu akan melakukan tindakan pembongkaran,” ucap pejabat itu. (SH)

BERSATU DALAM KEBERSAMAAN

0

Ada sebuah ungkapan yang menjelaskan bahwa United we stand, devided we fall, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Ungkapan tersebut menggambarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Sebagaimana menurut Panglima besar Jenderal Sudirman: “tidak ada kemenangan tanpa kekuatan dan tidak ada kekuatan tanpa persatuan dan kesatuan”.
Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas kerja kita serta menyelesaikan berbagai problematika yang sekarang kita hadapi, syarat utama dan pertamanya yaitu dengan merekat ulang persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina. Nuansa perbedaan yang muncul dari keragaman, tidak mustahil menjadi pemicu lahirnya fanatisme buta, persaingan tidak sehat, perselisihan, gontok-gontokkan, perpecahan yang bisa meluluhlantakan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa ini. Perpecahan itu ibarat lidi yang keluar dari ikatannya maka hilang pula kekuatannya.

Sebagai landasan awal, Allah swt., menjelaskan dalam Alquran Surat al-Hujarat ayat 13: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dari segi balaghah ayat tersebut bersifat khabari atau suatu informasi, bahwa manusia diciptakan dari jenis laki-laki dan perempuan, bercorak suku, berlainan bangsa. Semua memiliki harkat, derajat dan martabat yang sama di hadapan Allah swt. Adapun asbab an-nuzul ayat ini menurut Ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari Abu Bakar bin Abu Dawud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah Muhammad saw., untuk menikahkan Abi Hindin seorang wanita dari kalangan Bani Baydhah. Bani Baydhah berkata dengan sinis kepada Raulullah saw.,: ”Ya Rasulullah, pantaskah kami mengkawinkan putra-putri kami kepada budak-budak kami?. Rasul belum sempat menjawab pada saat itu Jibril datang menyampaikan surat al-Hujarat ayat 13, yang pada ayat tersebut terdapat kalimat li ta’arafu. Imam Ali Ash-Shabuni dalam kitab Shafwat at-Tafasir menjelaskan maksudnya adalah agar kamu saling mengenal, menjalin komunikasi yang harmoni dan menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pilih kasih.

Dengan demikian, untuk membina persatuan dan kesatuan di negeri tercinta ini khususnya dalam dunia kerja, langkah awalnya kita harus saling mengenal, saling menghargai, dan bertoleransi di antara kita. Bukan saling menutup diri, melecehkan, menghina, tidak membangga-banggakan kelompok, suku bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab sikap seperti itu merupakan cikal bakal timbulnya perpecahan, pertikaian dan tidak mustahil menjadi penyebab terjadinya disintegrasi bangsa, hingga hancurnya negeri ini.

Rasulullah saw., bersabda: ”Bukan golongan kita orang yang membangga-banggakan kesukuan, dan bukan golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan, memperjuangkan kesukuan”. (HR. Abu Dawud)
Allah swt., mengisyaratkan agar kita semua memperkokoh persatuan dan kesatuan serta melarang bercerai berai. Sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Ali Imran ayat 103: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Alquran al-Azhim secara rinci menjelaskan maksud dari ayat tersebut: ’Allah menyuruh bersatu padu dan melarang bercerai berai”.

Untuk itu, mulai detik ini kita samakan langkah, seragamkan gerak, satukan persepsi, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Perbedaan jangan melahirkan perpecahan. Tapi, dengan perbedaan kita harus saling menghargai dan melengkapi.

Kalau demikian halnya, apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari? Jawabannya adalah sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam Alquran surat Al-Anfal ayat 46: “Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Jika kita perhatikan dengan seksama, terdapat dua konsep dalam firman Allah tadi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di antara kita ini.

Pertama, menaati Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan.
Kedua, dilarang bercerai berai wa la tanaza’u adalah sighat nahyi. Kaidah mengatakan al-ashlu fin nahyi littahrim (suatu larangan pada asalnya menunjukkan haram).

Dengan demikian haram bagi kita menimbulkan keonaran, memicu kerusuhan dan menebarkan bibit-bibit perselisihan di bumi ini. Mengapa demikian? Ayat tadi menjelaskan jika terpecah belah dan bertingkai pangkai maka akan gentar dan hilanglah kekuatan kita. Karena itu, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menegaskan kun kalyadain wa takun kaluzunain jadilah seperti dua tangan ini, jangan jadi seperti dua telinga. Artinya, selalu kompak, guyub dan bersatu.

Dari uraian yang telah disampaikan, akhirnya kita mengambil kesimpulan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan modal kesuksesan hidup dan kerja. Untuk mewujudkan persatuan tersebut langkah awalnya kita haru saling mengenal dan saling menghargai terhadap perbedaan di antara kita. Jika sikap ini yang kita tumbuh kembangkan, maka persatuan akan tercipta dan kita akan sejahtera. Wallahu a’lam

Ribuan Umat Tebingtinggi Dukung Aksi Bela Islam

0

Tebingtinggi, (Mimbar) – Ribuan warga khususnya umat Islam di Kota Tebingtinggi juga tak mau kalah dengan umat Islam lainnya di Indonesia. Mereka pada Jum’at (4/11) menggelar aksi damai menuntut Ahok segera ditangkap.

Demo solidaritas mendukung aksi bela Islam II itu dilakukan setelah sholat Jumat dengan titik kumpul Masjid Raya Nur Addin di Jalan Suprapto, Kota Tebingtinggi menuju Markas Polisi Resort (Mapolres) Tebingtinggi, Jalan Pahlawan Kota Tebingtinggi.

Sejumlah ormas, antara lain dari MUI, Muhammadiyah, Al Washilyah, Al Ittihadiyah, FPI, HTI, DDII, DMI, PAHAM, Ikadi, Pemuda Muhammadiyah, GPA, BKPRMI, JPRMI, Himmah, IPM, IPA, Kahmi, ICMI Muda, My Club dan jamaah sejumlah majelis taklim dan perwiridan serta jamaah masjid tumpah ruah di kawasan itu.

“Hari ini kita menghinakan Ahok melalui ucapan kita, dan kelak Allah juga akan menghinakan dia,” ucap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tebingtinggi, Ahmad Dalil Harahap dalam orasinya. Dia menyebut, Ahok telah nyata melakukan penistaan terhadap agama Islam.

Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Jufri dalam orasinya mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan itu bukan sebagai bentuk kebencian terhadap etnis tertentu, tetapi hanyalah bentuk ketidaksenagan umat Islam atas ulah seorang oknum keturunan Tionghoa yang telah seenaknya melecehkan kitab suci umat Islam.

“Kita menuntut aparat penegak hukum untuk menangkap dan menghukum Ahok, karena perbuatannya itu,” tegas Jupri.

Sementara itu, Ketua FPI Kota Tebingtinggi Sahroni, menjamin dan menghimbau para peserta unjuk rasa tetap melakukan aksi secara damai dan jangan meninggalkan sedikit pun sampah di jalan-jalan yang dilalui.

“Tunjukkan bahwa fitnah yang mereka sebarkan bahwa umat Islam itu penyebar kekerasan dan kebencian tidaklah benar,” kata Sahroni.

Dalam perjalanan menuju Mapolres di Jalan Pahlawan, massa pengunjuk rasa singgah di bundaran perempatan Jalan Sutomo dan melakukan orasi kembali.

Di lokasi itu, Plt. Walikota OK Zulkarnain bersama Kapolres AKBP Ciceu D Cahyati mendatangi massa pengunjuk rasa dan mengundang agar massa datang ke Mapolres yang kemudian bersama kedua pejabat itu berjalan menuju Mapolres. (B.45).

Presiden dan Kapolri Diminta Mundur

0

Medan, (Mimbar)- Aksi damai yang berlangsung di Medan pada Jum’at (4/11) mendesak Presiden RI, Joko Widodo dan Kapolri Jendral Tito Karnavian segera mengundurkan diri jika tidak segera menjebloskan Ahok ke sel penjara.

“Kalau Ahok tidak segera ditangkap kami minta semua pimpinan di negara ini mundur, termasuk Kapolri dan Presiden,” ucap Eka Putra, salah seorang dari kelompok massa yang mengatasnamaan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan dalam orasinya di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Utara.

Orator lainnya, Nasrun Daulay mengatakan, pertemuan (demonstrasi) yang digelar itu merupakan kehendak Allah, sebagai bentuk protes umat Islam yang sudah terzholimi. Menurutnya, apa yang dicetuskan Ahok masih kecil.

“Ini momentum kebangkitan Islam, kita tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Umat Islam harus merapatkan barisan,” ucapnya.Nasrun pun sempat mengancam, akan menuntut Kapolri dan Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko

Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko yang menerima massa aksi meminta agar demonstran bersabar menunggu proses hukum yang sedang ditangani Bareskrim Mabes Polri.

“Proses hukumnya sedang ditangani Bareskrim Mabes Polri. Jadi kita tunggu saja bagaimana hasil penyidikannya,” jelasnya.

Rycko mengapresiasi demo yang dilakukan gabungan ormas islam di Sumut yang berlangsung aman dan sesuai diharapkan. Jenderal bintang dua ini juga mengingatkan pada peserta aksi agar tidak terprovokasi dan terpecah belah.

“Hari ini saya melihat pelangi, mozaik islam yang menyatu di Mapoldasu. Akibat isu yang berkembang di Jakarta ternyata umat islam yang ada di Sumut bersatu,” ucapnya.

Pantauan wartawan, aksi massa dari berbagai ormas Islam di Sumut ini yang memadati halaman depan Markas Polisi Daerah (Mapolda) Sumut sejak pukul 15.00 wib sempat membuat arus lalulintas di kawasan itu lumpuh total. (AE)

Warga Labusel Serukan Tangkap Ahok

0

Labusel, (Mimbar) – Mendukung aksi ratusan ribu umat Islam yang melakukan unjukrasa di Istana Negara, Jum’at (4/11) ratusan massa dari sejumlah ormas Islam di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) melakukan konvoi keliling menyerukan penangkapan Ahok.

Aksi yang dimulai usai pelaksanaan shalat Jum’at itu mengambil titik kumpul di Mesjid Jamik, Jalan Bedagai, Kotapinang. Massa selanjutnya menyusuri Simpang Tiga Bukit Kota Pinang dan Jalan Jendral Sudirman. Mereka memusatkan orasinya di depan kantor Polsek Kotapinang.

“Tangkap Ahok karena sudah meresahkan umat Islam,” ucap para pengunjukrasa. Para pendemo juga meminta aparat bersikap jujur dan tidak menutup-nutupi kasus penghinaan terhadap Agama Islam itu, khususnya terkait Surat Almaidah ayat 51.

Ketua MUI Labusel, H Maratamin dalam orasinya pada aksi demo itu mennyampaikan tekad para pengunjukrasa yang siap berkorban darah bahkan nyawa jika Ahok tidak diproses secara hukum.

Pada bagian lain, ulama itu meminta para pengunjukrasa tetap menjaga ketertiban dalam menyampaikan aspirasi tersebut.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Labusel, Erwin Aliya yang turut dalam aksi itu menyerukan umat untuk bersatu mendukung perjuangan umat Islam lainnya yang sedang menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah pusat.

Kapolsekta Kotapinang, Kompol Alfin Saragih mengatakan pihaknya telah menyampaikan aspirasi para pengunjukrasa itu ke jajaran di atasnya. (MH)