Beranda blog Halaman 2265

Terungkap, Tiga Garong Uang Rp60 Juta di DPRD Sumut Ditembak

mimbarumum.co.id – Sat Reskrim Polrestabes Medan menembak dua dari tiga pelaku pencurian modus pecah kaca mobil.

Aksi pencurian sebelumnya terjadi di pelataran parkir kantor DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol pada Jumat (13/12/2019) lalu. Korban, Hamdan Rifai Ginting (37) warga Jalan Pintu Air IV, Gang Pribadi, Kelurahan Kwala Bekala kehilangan uang Rp60 juta dari mobilnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Maringan Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/1/2020) mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi ada seorang pelaku berada di kawasan Jalan SM Raja, Gang Kasih tepatnya di rumah.

“Kita langsung bergerak ke lokasi dan meringkus pelaku bernama Arnold Tambunan. Dari keterangan Arnold muncul dua nama pelaku lainnya yakni M Ridwan alias A Siong dan Mul,” ungkap Maringan.

Baca Juga : Bantah Hilang Uang, Staf DPRD Sumut Mengaku Hanya Kehilangan Buku Bank

Kata Maringan lagi, pengembangan dilanjutkan mencari keberadaan A Siong dan Mul. Pelaku A Siong diketahui berada di Jalan Binjai, Gang Horas.

“Pelaku A Siong kita amankan dari Binjai. Sementara pelaku lainnya, Mul belum kita temukan. Untuk pelaku Arnold dan A Siong terpaksa kita tindak tegas karena mencoba menyerang anggota dan kabur,” terang Maringan.

Pencarian pelaku Mul belum berhenti. Jahtanras Polrestabes Medan mendapatkan informasi bahwa Mul akan berangkat ke Medan dengan pesawat terbang.

“Kita langsung bergerak ke bandara Kualanamu dan stand by disana. Kita lihat pelaku Mul turun dari pesawat. Mul pun mengakui telah mencuri bersama dua rekannya,” tutur Maringan lagi.

Baca Juga : Penyidik Pastikan Uang Puluhan Juta Raib dari DPRD Sumut

Barang bukti dari pelaku Arnold diamankan berupa 1 mobil Suzuki Ertiga, sepasang plat BK 1083 MP, 1 ponsel genggam, kemeja putih biru, topi warna merah, 1 celana jeans dan 1 kacamata.

Dari pelaku M Ridwan alias A Siong diamankan barang bukti 2 sepeda motor dan helm warna hitam. Sedangkan dari Mulyadi alias Mul diamankan barang bukti topi biru, sepasang sepatu, 1 celana panjang, uang Rp1 juta dan 1 lembar boarding pass Lion Air.

Selanjutnya para pelaku mendapatkan jatah masing-masing uang hasil curian. Untuk pelaku Arnold dapatkan bagian Rp17 juta. Dan uang sudah difoya-foyakannya. Pelaku M Ridwan alias A Siong dapat Rp17 juta juga sudah dihabiskannya. Sementara pelaku Mulyadi dapat bagian Rp20 juta. (dody)

Revolusi Mental

0

Oleh Dr A Rasyid, MA
Revolusi mental selama ini digembar gemborkan pemerintahan Jokowi hanyalah isapan jempol. Revolusi mental tidak sejalan dengan fakta hari ini. Mental bangsa pada kenyataannya semakin hari semakin jeblok. Fakta tak bisa ditutup-tutupi adalah korupsi besar-besaran di PT Jiwasraya (Persero) tercatat lebih dari 13 T, isu tak sedap juga menyertai PT Asabri (Persero). Asuransi pelat merah yang fokus memberikan perlindungan prajurit TNI, Polri dan ASN Kementerian Pertahanan itu terkena dugaan korupsi dengan nilai di atas Rp 10 triliun.

Belum lagi suap yang terjadi di KPU dan sejumlah kepala daerah yang juga terkait dengan kasus korupsi. Pokok, cukup capek kuping dan mata melihatnya yang hampir setiap hari tidak lepas dengan berita-berita kasus korupsi yang terjadi di mana-mana.

Bila korupsi terus-terus terjadi, tidak tertutup kemungkinan negara yang luas dan kaya ini akan bangkrut. Sama saja bila perusahaan terus-menerus disedot asetnya, maka perusahaan tersebut juga bisa gulung tikar alias bangrut. Karenanya harus punya kehati-hatian dalam menjalankan usaha bisnis, jika tidak ingin bangkrut. Artinya harus punya kecerdasan dalam mengelola perusahaan secara baik dan benar.

Di negeri ini dengan fakta yang terjadi tentulah sangat sukar memberi stempel siapa pemimpin yang baik dan siapa pemimpin yang bejat. Semula diduga mereka orang baik-baik, tetapi belakangan baru ketahuan bahwa mereka adalah penjahat, mereka adalah pengkianat bangsanya sendiri. Kita juga tidak tahu, apa yang terjadi setelah ini, berapa banyak lagi uang rakyat dikorup oleh penjahat-penjahat berdasi itu []

Eksekusi Syafaruddin Harahap Tunggu Putusan MA

0

mimbarumum.co.id – Anggota DPRD Kabupaten Paluta Syafaruddin Harahap telah divonis 2 tahun penjara terkait kasus tindak pidana penggelapan hingga kini belum dieksekusi. Hal tersebut mengundang pertanyaan sejumlah pihak di Paluta.

Salah satunya Penggiat Sosial, Muhammad Arif mempertanyakan mengapa hingga saat ini Syafaruddin Harahap tak kunjung dieksekusi.

“Kenapa hingga saat ini belum dieksekusi. Padahal berdasarkan relas pemberitahuan putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor: 539/Pid. B/2018/PN.Psp seharusnya sudah dieksekusi,” kata Arif Gunung Tua, kemarin.

Baca Juga : Jelang Putusan MK TNI Polri Patroli Skala Besar

Terpisah, Kepala Kejaksaan Negeri Paluta Andri Kurniawan SH, MH melalui Kasi Pidana Umum Okto Silaen SH ketika dikonfirmasi mengatakan akan segera mengeksekusi sesuai dengan relas pemberitahuan.

“Hingga saat ini kita (Kejari Paluta) belum menerima Salinan Putusan Resmi dari Mahkama Agung,” ujar Okto.

Ketika ditanyai apakah ada kendala terkait eksekusi tersebut, Okto Silaen enggan berkomentar. “Apabila salinan putusan resmi dari Mahkamah Agung kita terima langsung kita eksekusi,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan Syafaruddin Harahap dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dengan pidana penjara 2 tahun. Hal tersebut sesuai dengan relas pemberitahuan putusan Kasasi nomor: 539/Pid. B/2018/PN.Psp. (lomo)

Respon Komisi A DPRD Medan Soal Begal Sadis di Tritura

mimbarumum.co.id – Begal sadis yang meimpa pria renta di Jalan Tritura Medan mengundang reaksi keras dari Komisi A DPRD Medan, Habiburrahman Sinuraya.

Pelaku menggunakan sajam jenis celurit dengan leluasa membacok tangan korban. Setelah membacok korban, pelaku mengambil sepeda motor pada Selasa (7/1/2020) dinihari.

Baru baru ini kota Medan dikejutkan aksi keji begal terhadap seorang pengendara motor. Sadisnya korban terkena bacokan tangan kanan oleh pelaku begal.

Baca Juga : Driver Ojol Kritis Dibegal di Binjai

Kata Sinuraya, aksi begal muncul lagi menghantui warga Kota Medan. Pelaku begal selalu beraksi sadis melukai bahkan menghilangkan nyawa korbannya.

“Seharusnya kejadian ini membuat Kapolrestabes Medan Kombes Pol Johnny E Isir lebih cepat tanggap. Apalagi Pak Johnny ini orang reserse. Jangan sampai kasus ini berlarut-larut,” ungkap Sinuraya, Selasa (14/1/2020).

Sambung dia lagi, driver ojol juga sering menjadi sasaran aksi begal sadis. Bahkan nyawa mereka pun melayang demi menafkahi keluarganya.

“Miris memang. Sepeda motor hilang nyawa pun melayang,” tegas Sinuraya.

Menurut dia, posko perlindungan masyarakat (linmas) harus dibentuk untuk meminimalisir terjadinya aksi begal di lokasi yang sama.

“Saran saya yang pertama Kapolrestabes dengan Linmas harus bentuk posko pengamanan untuk menjaga itu tadi, karena itu daerah rawan dengan pencuri atau begal, kerjasamalah antara Kapolrestabes dengan Linmas atau pemerintahan Kota Medan,” kata Habib.

Lampu Penerang Jalan Umum (PJU) remang-remang, kerap dimanfaatkan mereka yang berniat jahat melakukan aksi begal di Jalan Tritura, Underpass Titi Kuning. Karena itu, Habiburahman Sinuraya mengatakan agar PJU direvitalisasi agar kondisi terang.

“Yang kedua untuk Dinas Pertamanan dan untuk penerangan lampu jalan harus lebih diterangkan lagi, supaya orang-orang yang mau masuk situ lebih nyaman,” tambahnya.

Aksi begal ini sangat mengkhawatirkan masyarakat yang berpergian malam hari, Menurut Habib, ada faktor kaitan erat antara begal dan penyalahgunaan narkoba.

“Faktor pertama saya rasa karena narkoba, diluar dari itu faktor kemiskinan atau faktor ekonomi,” tutupnya. (rel)

Edy : Kegiatan FDT Bukan Ditiadakan, Metodenya Dibenahi

0

mimbarumum.co.id – Gubernur Edy Rahmayadi menegaskan bahwa agenda unggulan pemprov di Dinas Pariwisata, yakni Festival Danau Toba (FDT) akan dievaluasi untuk menjadikan gaungnya lebih besar lagi.

“Kita (buat) bentuknya yang lain. Seperti ada triatlon, lomba lari, berenang dan sepeda. Bukan ditiadakan kegiatannya, tetapi bentuknya (seperti) apa, metodenya. Agar wisatawan itu datang ke Danau Toba,” ujar Edy kepada wartawan, kemarin.

Untuk menggenjot jumlah wisatawan khususnya mancanegara, Edy berharap kegiatan di kawasan Danau Toba sekitarnya bisa diperbanyak. Namun dikemas sedemikian rupa, menarik dan mengundang orang untuk kembali datang ke sana.

Baca Juga : Bupati Minta FDT Jangan Dihapus

“Makanya rakyat di sana bisa mendukung. Sehingga orang datang ke Danau Toba, bisa benar-benar fresh (menikmati), dia mau berpariwisata,” sebut Edy, yang menegaskan bahwa kesan baik akan membawa wisatawan kembali lagi ke Danau Toba.

Menjelaskan perihal evaluasi kegiatan FDT dimaksud, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua menjelaskan bahwa FDT untuk putaran pertama telah terlaksana di tujuh kabupaten se-kawasan Danau Toba secara bergantian. Namun beberapa pertimbangan menjadikannya perlu dievaluasi.

Hasil evaluasi dari pelaksanaan FDT selama ini di antaranya, jadwal pelaksanaan yang tidak tetap, sehingga menyulitkan agen perjalanan wisata mempromosikannya ke dalam paket mereka. Kemudian masalah penentuan tuan rumah yang dinilai belum mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas dan amenitas, seperti ketersediaan hotel yang mendukung.

Baca Juga : Gubsu Jangan Sepihak Batalkan Festival Danau Toba

Ria menyampaikan soal publikasi, karena faktor anggaran yang sedikit. Padahal wisatawan mancanegara perlu diinformasikan. Begitu juga dengan perhatian pemerintah kabupaten se-kawasan yang membutuhkan penambahan anggaran, serta minimnya jenis dan jumlah perlombaan terutama menyangkut olahraga air.

“Penentuan waktu pelaksanaan tidak pada masa liburan, sehingga jumlah pengunjung tidak seperti diharapkan. Dan setelah 7 kali pelaksanaan FDT, sulit untuk mengukur keberhasilan baik dari target kunjungan wisman dan pemanfaatan FDT untuk ekonomi masyarakat setempat,” jelas Ria.

Atas dasar itu, lanjut Ria, pihaknya berencana memperbaiki konsep FDT yang telah berlangnsung satu putaran penuh di 7 kabupaten se-kawasan. Termasuk mempertimbangkan pada 2020 ada momentum perayaan hari besar Agama Islam dan Pilkada serentak pada periode Juni-Juli. Meskipun pertengahan tahun merupakan waktu yang cukup baik, karena masa liburan.

“Berdasarkan diskusi bersama dengan Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT), disarankan agar FDT berlangsung dua tahun sekali, untuk peningkatan kualitas,” katanya.

Ria kembali menegaskan, bahwa pelaksanaan FDT periode kedua bukan ditiadakan, anggarannya masih tertampung di Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut Tahun Anggaran 2020.

Namun perlu diperbaiki mekanisme penyelenggaraan, penjadwalan, tanggal, penetapan lokasi serta sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. (zulfikar)

Gubsu Jangan Sepihak Batalkan Festival Danau Toba

0

mimbarumum.co.id – Anggota Komisi B DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan, Sugianto Makmur sangat kesal terhadap kebijakan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang membatalkan FDT (Festival Danau Toba) 2020 hanya alasan sepi pengunjung.

Sehingga lembaga legislatif mengingatkan gubernur untuk meninjau ulang keputusannya.

“Pembatalan FDT 2020 ini harus ditinjau ulang, jangan sampai timbul penilaian masyarakat terhadap gubernur, bahwa komitmennya sangat minim dalam upaya percepatan pembangunan kawasan wisata di Danau Toba,” ujar Sugianto Makmur kepada wartawan, Senin (13/1/2020).

Baca Juga : Bupati Minta FDT Jangan Dihapus

Sugianto sangat menyayangkan, even berskala nasional dengan target meningkatkan arus kunjungan ke Danau Toba tersebut tiba-tiba dibatalkan dengan alasan yang tidak masuk akal, yakni sepi pengunjung.

“Sebenarnya gubernur tidak boleh sepihak membatalkan FDT 2020 dengan membuat acara lain seperti perlombaan triathlon, karena anggaran untuk FDT sudah dialokasikan di APBD Sumut 2020,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.

Berdasarkan penilaian Sugianto, sepinya pengunjung FDT, dikarenakan kurangnya promosi.

“Harus diketahui, sebuah event yang begitu besar, tentu dibuat anggaran yang besar dan perlunya dilakukan promosi secara maksimal,” katanya.

Tapi faktanya, tandas Sugianto, tidak ada satupun baliho di Jakarta, Surabaya atau kota besar lainnya yang mempromosikan FDT. Termasuk di Medsos, juga tidak ada terlihat tanda-tanda mempromosikannya.

Menurut Sugianto, kuncinya tetab pada promosi, “Saya bisa menjamin, acara topeng monyet pun, kalau dipromosikan dengan benar dan bombastis, bakalan lebih ramai. Apalagi dipromosikan dengan etika marketing yang baik dan benar,” katanya.

Diakui Sugianto, gagasan gubernur untuk menyelenggarakan perlombaan triathlon ini memang baik dan diharapkan bisa menyedot pengunjung dan wisatawan yang lebih banyak. Tapi kembali ke promosi yang maksimal.

“Kalau tanpa promosi, diyakini perlombaan triathlon akan sama nasibnya dengan FDT,” katanya. (jamal)

Diduga Oknum Guru SD Lakukan Pelecehan Pada 2 Siswinya di Langkat

Langkat – Diduga telah terjadi pelecehan terhadap siswi Sekolah Dasar Negeri 050779 Desa Perkebunan Perapen Kecamatan Pematang Jaya Kabupaten Langkat yang dilakukan oleh salah seorang oknum guru berinitial UG.

Ketika hal itu dipertanyakan kepada Kepala Sekolah Suar Ningsih, Senin, pihaknya tidak menampik dugaan peristiwa yang dialami dua siswinya yang telah melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Langkat.

Menurutnya orang tua korban pelecehan ini akan mengadukan peristiwa yang dialami anak mereka kepihaknya 28 Desember 2019 yang lalu, namun saat itu masih libur sekolah.

Lalu, 2 Januari 2020 pihak keluarga korban juga ke sekolah namun tidak berjumpa dengannya, mereka melaporkan kepada Kepala Desa Muhammad Nasution.

Setelah itu diarahkan ke polisi, namun mengetahui adanya pihak keluarga siswi melaporkan kejadian yang dialami anak mereka, guru yang bersangkutan menurut informasi yang dihimpun sudah tidak berada lagi di sana.

Sementara Kepala Desa Perkebunan Perapen Kecamatan Pematang Jaya Muhammad Nasution mengatakan pihaknya juga mendapatkan informasi tersebut.

“Konon keluarga korban pelecehan dan anak mereka sudah dilakukan pemeriksaan di Polres Langkat,” katanya.

Sedangkan KBO Reskrim Polres Langkat Iptu Rinaldi yang dihubungi menyampaikan ini baru sèlesai pemeriksaan saksi-saksi dan akan digelar untuk penetapan tersangka, cuma masih terkendala kejadian yang di Bahorok.

Yang buat pengaduan baru dua orang itu pun hanya dipeluk-peluk dan dicium, untuk persetubuhannya belum ada. (antara/mimbar)

Bupati Minta FDT Jangan Dihapus

0

mimbarumum.co.id – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sempat menyatakan bahwa Festival Danau Toba (FDT) telah dihapus. Tentu pernyataan itu menuai pro dan kontra terkhusus Bupati Samosir Rapidin Simbolon.

“Jangan dihapus, Samosir siap untuk melaksanakannya,” sebutnya menjawab wartawan, Senin (13/1/2020) di Pangururan.

Ia menjelaskan, sebagai daerah yang berada di tengah Danau Toba, salah satu even Pemerintah Kabupaten Samosir yang membumi yakni Samosir Musik Internasional.
Event itu merupakan salah satu magnet bagi wisatawan.

Baca Juga : Akan Pecahkan Rekor MURI, Yuk Ikuti Festival Danau Toba 2019

“Buktinya pada pelaksanaan SMI 23 dan 24 Agustus 2019, pengunjungnya membludak,” katanya.

Ia membandingkan, kalau Festival Danau Toba dikemas dengan mumpuni pasti akan menghasilkan bagi perkembangan kepariwisataan di kawasan Danau Toba.

“Contohnya even Samosir Musik Internasional yang dikelola oleh even organizer profesional serta mumpuni, dan melibatkan para pemangku kepentingan, diminati wisatawan,” tukas Rapidin.

Ia menambahkan, moment kunjungan wisata ke Danau Toba sudah mulai bangkit. “Kesempatan ini jangan sampai redup, mari kita bahu membahu untuk kemajuan pariwisata kawasan Danau Toba,” ujarnya. (robin)

Reynhard Sinaga dan Ancaman Predator Seks

0

Oleh Ainul Mizan

Reynhard Sinaga menjadi “Predator Seks” terbesar dalam sejarah hukum di Inggris. Reynhard didakwa melakukan 159 kejahatan seksual, 136 pemerkosaan dan 8 serangan seksual. Paling tidak ada 48 lelaki yang jadi korbannya. Pihak kepolisian Manchester mengklaim bahwa korban bisa mencapai 190 orang.

Kejahatan tersebut dilakukan dalam rentang waktu 2,5 tahun dari 1 Januari 2015 hingga Juni 2017. Tak tanggung – tanggung vonis bui seumur hidup pun diberikan.

Suzanne Guddart, salah satu hakim dalam persidangan menyebut Reynhard Sinaga sebagai “Predator Seks Setan”. Di samping banyaknya dakwaan kejahatan, Reynhard tidak menunjukkan rasa bersalah selama persidangan. Dalam aksinya, Reynhard membius korban dengan minuman bercampur GHB (gamma hidroksibutirat). Ia pun memvideokan kebejatannya hingga 3,29 terra byte yang setara dengan 250 DVD. Barang – barang korban dijarahnya. Foto profil fb korbannya menjadi semacam trofi keberhasilan aksinya. Sedangkan korban – korbannya mengalami trauma seperti penuturan Dr Sam Warmer.

Reynhard Sinaga mengidap penyakit kejiwaan yang disebut schadenfreud. Schadenfreud adalah penyakit merasa gembira atas penderitaan orang lain. Di dalam penderitaan orang lain terdapat sesuatu hal yang baik bagi dirinya. Schadenfreud menjadi gejala adanya psikopat seksual seseorang. Ia tidak akan berempati pada orang lain. Ia tidak akan menghiraukan penderitaan orang lain. Yang penting dirinya senang dan puas.

Dengan bangganya Reynhard menyebut dirinya sebagai Peter Pan. Ia selalu terlihat lebih muda dari usianya. Usianya sendiri 36 tahun yang tidak bisa lagi disebut masih muda. Inilah modal besarnya dalam pengembaraan seks LGBTnya. Dengan wajah ceria dan enak diajak bicara menjadi perangkapnya. Ditunjang pula gaya hidupnya yang glamour. Ia hanya bersenang – senang. Fasilitas dan harta melimpah dari orang tuanya.

Fenomena Reynhard Sinaga adalah contoh dari kejamnya seorang predator seks. Fenomena tersebut ditunjang dengan lingkungan kehidupan liberal yang serba bebas. Baik laki – laki maupun perempuan berpeluang yang sama untuk menjadi pelaku dan menjadi korban.

Dari fenomena Reynhard tersebut ada 2 hal yang patut dicermati berikut ini.

Pertama, sebelum studi ke luar negeri, khususnya ke negara – negara barat yang liberal, para pelajar Indonesia harus mendapat pemantapan jati diri. Jati diri sebagai bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim.

Tentunya sedikit banyak kehidupan bangsa Indonesia diwarnai oleh ajaran Islam. Di samping itu adat ketimuran di Indonesia yang masih memperhatikan nilai kepatutan dan adab di masyarakat.

Berbeda halnya dengan negeri barat. Munculnya paham kebebasan ditandai dengan adanya renaissance. Renaissance menandai terpasungnya ajaran agama di ranah privat. Dinding – dinding tempat ibadah menjadi pemisah antara agama dan kehidupan. Maka tidak mengherankan kehidupan yang bebas jadi kebiasaan. Bahkan di Inggris misalnya, ada Gay Village, surganya kaum LGBT.

Dengan menyadari jati dirinya akan menjadi benteng yang kokoh. Sebuah benteng yang bisa menghalau rayuan – rayuan kehidupan bebas yang menjerumuskannya.

Kedua, ancaman predator seks bisa terjadi di mana saja, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2016, terjadi sodomi terhadap anak laki – laki berumur 5 tahun di Jakarta International School (JIS). Begitu juga kasus Babe yang mensodomi dan memutilasi 14 anak.

Oleh karena itu diperlukan upaya yang serius dalam menanggulangi ancaman predator seks ini. Ada 2 lini yang bisa berperan besar dalam hal ini. Lini pendidikan dan lini kebijakan dari negara.

Pendidikan berperan di dalam menanamkan nilai kehidupan. Pendidikan harus memperkuat pembedaan identitas jenis kelamin antara laki – laki dan perempuan. Kodrat lelaki maskulin dan penanggung nafkah keluarganya. Perempuan sebagai ibu bagi anak – anaknya.

Bahwa laki – laki dan perempuan diciptakan untuk bekerjasama di dalam masyarakat, termasuk kerjasama dalam bingkai pernikahan. Semuanya dibingkai dengan keimanan dan ketaqwaan.

Adapun peran kebijakan negara terkait regulasi hukum. Penjagaan kelestarian keturunan manusia urgen menjadi kacamata dalam merumuskan kebijakan. Setiap pelanggaran terhadapnya dipandang sebagai kejahatan serius yang harus dikenai sangsi. Aktivitas homoseksualitas merupakan pelanggaran, mengingat tujuan dari pemeliharaan keberlangsungan keturunan manusia tidak dapat diwujudkan.

Pembangunan dalam sebuah negara memberikan konsekwensi kesinambungan pelaksanaan dan pemerataan. Jumlah penduduk produktif yang banyak menjadi bonus pembangunan. Tinggal negara mampu mencetak SDM – SDM yang berkualitas bagi tujuan pembangunan nasional berupa mewujudkan kesejahteraan bangsa. Sebuah kesejahteraan dari segi lahiriahnya maupun batiniahnya. Ketenangan dan bebas dari ancaman predator seks adalah bagian dari kesejahteraan batiniah.

Biang Kejahatan di Mencirim Diobrak-abrik Aparat

mimbarumum.co.id – Masyarakat yang berdomisili di kawasan Sri Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Deliserdang kemarin sempat mengamuk karena maraknya narkoba dan judi disana.

Warga sempat membakar lapak narkoba dan perjudian dan membuat pemadat dan bandar judi kabur tunggang langgang. Dari laporan warga, Polrestabes Medan menurunkan pasukan Sat Sabhara untuk membersihkan praktek perjudian dan peredaran narkotika.

Bahkan disana juga dijadikan tempat penampungan sepeda motor hasil curian. Puluhan sepeda motor diamankan dari lokasi penggerebekan.

Baca Juga : Enggak Ada Ampun..Lokasi Rawan Narkoba Terus Digempur

Kasat Sabhara Polrestabes Medan AKBP Sonny W Siregar mengatakan laporan warga kemarin ditindak lanjuti hari ini, Senin (13/1/2020).

“Kita angkut 29 mesin judi jackpot, 30 unit sepeda motor diduga hasil curian, 1 mobil, sejumlah senjata tajam, senapan angin, ribuan koin dan lain-lain. Selain itu ada 10 orang kita amankan terlibat narkotika, kepemilikan sajam dan penadah sepeda motor curian,” ungkap Sonny di Polrestabes Medan, Senin sore.

Sambung Sonny, salah satu tersangka mencoba merebut senjata dari anggota saat penyisiran di lokasi. Namun berhasil diantisipasi dan tersangka cepat diamankan.

“Seorang tersangka mencoba merebut senjata anggota tapi langsung bisa kita antisipasi. Para tersangka segera kita serahkan ke Sat Reskrim dan Sat Narkoba untuk proses hukum lebih lanjut,” tutur Sonny. (dody)