mimbarumum.co.id – Mengulang tradisi tahun-tahun sebelumnya, Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Agung Medan memfasilitasi masyarakat muslim Sumatera Utara yang akan melakukan iktikaf (berdiam diri) pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Pada pelaksanaan perdana malam 21 Ramadhan 1440 Hijriah atau tepatnya pada Sabtu (25/5/19) malam lalu, setidaknya ada 500 kaun muslim terdiri dari pria dan wanita yang memenuhi Masjid Agung Medan. Diantara mereka ada yang membaca Alqur’an dan sebagiannya lagi melakukan aktifitas zikir.
“Iktikaf khasanah ini merupakan kegiatan perdana bermalam di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana tahun sebelumnya,” kata Hendra DS selaku Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Ramadhan 1440 Hijriah BKM Masjid Agung Medan, baru-baru ini.
Namun pada pelaksanaan tahun ini, iktikaf itu dilaksanakan tidak hanya pada malam-malam ganjil Ramadhan saja tetapi juga dilakukan setiap malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Hendra didampingi Sekretaris Edi Mulyono Srg, menyebutkan kegiatan iktikaf itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang telah diprogramkan BKM Masjid Agung Medan.
“Iktikaf ini bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas umat Islam sehingga diharapkan dapat mendorong transformasi atau perubahan ke arah yang lebih baik,” ucapnya.
Selama pelaksanaan kegiatan itu, BKM Masjid Agung juga menghadirkan penceramah untuk memberikan tausyiah atau nasehat kepada para jamaah yang hadir pada kegiatan itu.
“Alhamdulillah makan sahur seluruh jamaah juga dapat disediakan,” ucap Hendra DS yang juga salahs satu anggota DPRD dari Kota Medan.
Terkait kebutuhan untuk makanan sahur dan lainnya, Hendra menyebut ada sejumlah donatur yang berinfak. Diantaranya Walikota Medan, H Dzulmi Eldin bersama fungsionaris BKM Masjid Agung Medan yakni H Yuslin Siregar dan H Indra Utama serta Zulhelfi, selaku pemilik Restoran Garuda Medan.
“Alhamdulillah, baik jumlah donatur maupun jamaah senantiasa meningkat dari tahun ke tahun sehingga kegiatan ini Insya Allah dapat kami lakukan secara rutin” papar Hendra.
Pada bagian lain penjelasannya, Hendra DS menerangkan kegatan iktikaf di Masjid Agung Medan itu diawali dengan tausiyah menjelang berbuka yang diteruskan dengan acara buka puasa bersama segenap pengurus BKM, para donatur dan jamaah.
Usai pelaksanaan shalat Magrib yang dilanjutkan dengan shalat Isya dan sholat tarawih berjamaah, maka pada dini hari dilakukan zikir dan doa berjamaah yang dipandu Ustadz dan Qari.
Selanjutnya, jamaah diajak untuk sholat tahajud dan melakukan muhasabah atau renungan untuk mengevaluasi diri. Berikutnya jamaah bersantap sahur bersama dan diakhiri dengan pelaksanaan shalat subuh berjamaah. (Yf)