mimbarumum.co.id – Puluhan warga Lingkungan IX Kelurahan Binjai Estate, Kecamatan Binjai Selatan, melakukan aksi unjukrasa pembangunan Jaringan Distribusi Umum (JDU) Saluran Penyedia Air Minum (SPAM) di Jalan Gunung Jaya Wijaya, Kelurahan Binjai Estate, Jumat (12/11) sekira Pukul 15.00 WIB.
Warga mengaku sudah kesal dengan pihak perusahaan yang sebelumnya pernah berjanji kepada warga sekitar.
“Pada waktu itu, kami pernah mediasi. Lurah Binjai Estate memanggil kami di Kantor Kelurahan. Dalam pertemuan itu, kesimpulannya, Toni dari pihak perusahaan akan menjumpai kami. Tapi sampai sekarang janjinya gak tepat,” ungkap Rahim, salah seorang pengunjukrasa.
Tidak hanya itu, lanjut Rahim, unjukrasa yang itu murni seluruhnya warga sekitar.
“Kami semua warga sekitar sini. Tidak ada siapapun,” sambungnya.
Rahim mengakui, warga telah memberikan beberapa tuntutan kepada pihak kontraktor. Sebab, sudah 100 hari mengerjakan proyek SPAM tersebut.
“Kami meminta agar pihak pengerjaan proyek ini segera memperbaiki jalan yang sudah rusak. Karena saat ini, selain longsor, akses jalan yang ada menjadi putus total,” ucap Rahim.
Mewakili warga, Rahim juga menegaskan, agar pihak perusahaan jangan dulu mengerjakan proyek tersebut. Sebelum memenuhi tuntutan warga.
“Kalau mau nyambung pembuatan proyek, kami juga meminta kepada kontraktor agar memangkas pohon yang ada di tepi jalan.Karena kalau kami lihat, saat ini mereka mengorek lubang dekat kurang dekat dengan pohon. Ini kan tentunya membahayakan bagi warga sekitar,” tegas Rahim.
Selain itu, sambungnya, pihaknya juga meminta agar memperbaiki Gardu listrik yang ada di Lingkungan IX tersebut.
“Sebab kalau tidak ada penahan, gardu listrik itu bisa rubuh pada saat melakukan pengerukan lubang untuk pemasangan pipa SPAM. Hal ini tentunya juga sangat membahayakan keselamatan warga,” katanya.
Dalam aksi unjukrasa itu, warga juga meminta agar pihak perusahaan pengerjaan proyek memberikan konpensasi kepada masyarakat sekitar. Sebab, usaha mereka menjadi mati karena adanya pembangunan proyek itu.
“Khususnya warga yang mempunyai usaha. Karena selama pembangunan proyek, usaha warga sekitar seperti berjualan, tidak laku karena akses jalan tertutup,” ungkap warga lainnya yang mengaku bernama Wahyu.
Lanjut Wahyu, kekecewaan warga semakin bertambah setelah pihak perusahaan sebelumnya berjanji, jika memasang kembali satu pipa SPAM.
“Janjinya pemasangan untuk pemasangan satu pipa memakan waktu hanya 3 hari dan akan ditutup kembali. Namun janji tersebut diingkari mereka. Yang ada saat ini malah terjadi longsor dan mengakibatkan pohon pohon bertumbangan,” beber para pengunjukrasa.
Kekesalan warga semakin memuncak setelah Lurah dan Camat setempat, dinilai tidak mau tau dengan keluhan warganya karena tidak pernah datang ke lokasi untuk mendengarkan keluhan masyarakat.
“Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, maka pengerjaan ini kami hentikan dulu sampai pihak perusahaan membuat akses jalan dan juga tuntutan kami tidak dikabulkan,” ujar para pengunjukrasa.
Terkait hal itu, awak media mencoba menghubungi pihak Perusahaan yang berada dilokasi, yaitu Nurli yang disebut sebut warga sebagai Humasnya.
Namun, Nurli menegaskan jika pengerjaan tidak bisa diberhentkan. Sedangkan terkait tuntutan warga, ia berjanji akan segera menyampaikannya kepada atasannya.
“Sah sah saja kalau masyarakat keberatan. Namun untuk pengerjaannya gak bisa berhenti. Sebab kalau berhenti, otomatis pengerjaan tidak bisa selesai,” ungkap Nurli.
Terpisah, Lurah Binjai Estate Toni Ismail mengaku tidak mengetahui adanya unjukrasa tersebut.Ia berdalih, Kepala Lingkungan (Kepling) setempat tidak melapor kepadanya.
“Saya belum tau. Soalnya Kepling belum ada melapor. Coba saya hubungi kepling dulu ya,” ujar Lurah Binjai Estate, Toni Ismail yang terkesan cuek dengan adanya unjukrasa dari warganya.
Reporter : Burhan S