mimbarumum.co.id – Maraknya informasi palsu yang beredar di tengah masyarakat, mendapat perhatian serius dari Wakil Bupati Serdang Bedagai (Wabup Sergai) H. Adlin Umar Yusri Tambunan, ST, MSP.
Wabup Sergai yang juga merupakan Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumatera Utara menyampaikan keresahannya terhadap hoaks yang sudah terbukti berdampak sangat negatif bagi masyarakat umum.
Di sela-sela kegiatannya di Sei Rampah, Minggu (8/5/2022), Adlin Tambunan mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap konten-konten yang bermunculan di tengah derasnya arus informasi.
Untuk itu menurut Adlin perlu adanya kemampuan dan kesadaran untuk bisa membedakan mana informasi yang tepercaya dan mana pula informasi palsu atau keliru.
“Pada saat kita menerima informasi, terlebih dahulu jangan langsung reaktif menyebarkan atau sharing, ” ucapnya.
Apalagi, tambahnya, jika informasi tersebut sifatnya urgen atau sensitif.
“Mula-mula kita harus cross-check kebenaran informasi tersebut,” katanya.
Hoak Soal Haji
Ia mengambil contoh berita hoaks terkait pembatalan keberangkatan calon jamaah haji tahun 2022 ini karena dananya teralihkan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Informasi ini jelas sangat sesat. Justru Pemerintah Indonesia terkhusus melalui Kemenag sudah mempersiapkan matang-matang keberangkatan jemaah Haji Indonesia ke Tanah Suci tahun ini,” tegasnya.
Dari contoh tersebut, Adlin Tambunan mengingatkan agar masyarakat aktif melakukan verifikasi berita atau informasi dengan mengandalkan sumber resmi.
“Sumber resmi ini bisa website atau kanal media pemerintah atau media massa yang sudah punya kredibilitas. Jangan bersikap reaktif apalagi sampai ikut-ikutan menyebarkan informasi yang kita belum ketahui kebenarannya,” katanya.
Wabup menambahkan, selain verifikasi ke sumber terpercaya, publik juga bisa dengan cukup mudah menilai apakah sebuah informasi bisa dipercaya atau tidak melalui judul dan kontennya.
Menurutnya judul dan konten yang bombastis dan cenderung memprovokasi sudah bisa dicurigai sebagai hoaks atau informasi keliru.
Reporter : Ngatirin/rel