mimbarumum.co.id – Warga Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera utara Kamis (9/9/19) malam “menggeruduk” kantor PT. Pembangkit Listrik Negara (PLN) di Jalan Jendral Sudirman. Mereka juga melakukan aksi membakar ban sehingga memacetkan arus lalu lintas di kawasan itu.
Warga melakukan aksi secara spontan di depan tugu PLN itu karena kecewa dengan perlakuan perusahaan listrik milik negara yang telah melakukan pemadaman listrik dalam dua hari belakang ini.
Pada hari Kamis dinihari kemarin, sudah terjadi pemadaman listrik sehingga menyebabkan umat muslim di Kota Tanjungbalai yang sedang melakukan ibadah santap sahur menjadi terganggu.

Ironisnya, meski pihak PLN mengaku sudah melakukan perbaikan dan mengklaim distribusi arus listrik sudah normal, justru pemadaman kembali terjadi pada Kamis malam ini, yakni ketika umat Islam sedang menjalankan ibadah shalat tarawih.
Kekesalan warga itu akhirnya dilampiaskan dengan “menyerbu” kantor PLN Tanjungbalai. Seusai menjalankan ibadah shalat tarawih, warga bergegas berkumpul di depan tugu PLN. Semakin larut malam, massa justru semakin bertambah.
Warga juga melakukan pembakaran ban di depan gedung tersebut sebagai bentuk protes atas buruknya kinerja perusahaan strom milik negara itu.
Warga mengaku heran dengan “kebiasaan” byarpett yang dilakukan PLN justru terjadi pada momentum umat Islam sedang menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Sementara pada momentum lainnya, seperti musim Piala Dunia dan perayaan tahun baru, justru tidak pernah terjadi pemadaman.
“Seandainya Piala Dunia selalu dibuat selama bulan Ramadhan, pasti ibadah umat Islam tidak bakal terganggu seperti ini. Karena listrik tidak bakalan byar pett,” ucap Lila.
Sementara itu sejumlah warga lainnya mengaku, gegara pemadaman listrik yang dilakukan PLN itu ia tak jadi bersantap sahur sehingga ia terpaksa menjalankan ibadah puasa dengan kondisi yang lebih berat.
“Kami kemari menuntut keadilan. Mengapa listrik selalu padam pada saat bulan Ramadhan,” ucap seorang pemuda yang turut meramaikan aksi protes terhadap manajemen PLN Kota Tanjungbalai.
Pantauan mimbarumum.co.id, jumlah warga yang melakukan aksi damai itu justru terus bertambah, meski malam sudah semakin larut. Kawasan itu pun menadi snagat ramai dengan kendaraan yang terparkir di badan jalan itu sehingga arus lalu lintas menjadi macat.
Syafrizal Lubis, seorang tokoh masyarakat di Medan juga mempertanyakan tentang kebijakan PLN yang kerap melakukan pemadaman listrik pada saat bulan Ramadhan.
Sementara pada perayaan tahun baru dan momentum Piala Dunia, justru PLN tidak melakukan pemadaman listrik.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kecil Industri (APKI) Sumut itu mengaku heran mengapa tetiba mesin-mesin paembangkit listrik itu mengalami kerusakan secara bersamaan dan selalu pada bulan Ramadhan sehingga berdampak pada pemadaman.
“Kenapa pada saat Ramdhan saja mesinnya berusakan. Ini kebetulan atau gimana. Kalau kebetulan kok selalu saja kebetulan. Ini tidak terjadi sekali ini saja, Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya juga begitu,” tanyanya.
Sementara itu Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Utara Rudi Artono sehari sebelumnya mengatakan pemadaman yang terjadi disebabkan ada beberapa Pembangkit seperti PLTU Nagan Raya 1 dan 2, PLTU Pangkalan Susu 2, PLTGU Belawan, ST 2.0, PLTG Marine Vessel Power Plant dan Belawan, serta PLTD AKE mengalami trip atau padam terpaksa sehingga harus dilakukan recovery dengan waktu yang cukup lama.
Dia juga mengatakan PLN berupaya cepat dalam memulihkan sistem kelistrikan di Sumbagut dan sebelum masyarakat beraktivitas pagi, maka seluruh sistem kelistrikan Sumbagut bisa pulih kembali.
Namun faktanya, terjadi lagi pemadaman pada malam ini. Sekaitan itu, PLN melalui Manager Humasnya itu mengatakan ada persoalan duplay bahan bakar gas untuk MVPP di Belawan dari Arun melalui pipa sepanjang 350 Kilometer.
Menurutnya ada penurunan tekanan, sehingga tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan pembangkit. PLN katanya, sedang mengupayakan meningkatkan tekanan gas pada pipa tersebut yang membutuhkan waktu antara 2 sampai 3 jam sampai mencapai tekanan normal. (net/rin)