Tiga Marga Sihotang Penerima Islam Pertama di Samosir

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Menyebarnya Islam di Kabupaten Samosir diperkirakan terjadi pada tahun 1948, saat tiga orang bermarga Sihotang di daerah itu menerima ajaran Islam dengan baik.

“Tahun 1948 merupakan tonggak sejarah datangnya umat muslim di Samosir khususnya di Desa Hariarapohan,” kata Adinan Sihotang, tokoh masyarakat Samosir, Jum’at (14/6/19) lalu.

Ia menyampaikan itu saat memberikan sambutan pada acara halal bihalal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Samosir di Huta Raja, Desa Hariara Pohan Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Acara dalam rangka memperkokoh toleransi beragama dan menjalin silaturahmi itu mengambil tema “Halal Bihalal Bersama Umat Muslim Se-Kabupaten Samosir”.

Acara itu dihadiri langsung Bupati Samosir Rapidin Simbolon didampingi Ketua TP PKK Sorta Siahaan. Hadir juga, Kapolres Samosir AKBP Agus Darojat, para pejabat Pemkab, Kakan Kemenag Samosir, tokoh agama, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.

- Advertisement -

Ketua Panitia acara itu, Karmen Sihotang dalam laporannya menyampaikan terimakasih atas inisiasi Bupati dalam pelaksanaan acara halal bihalal tersebut.

“Semoga dengan kedatangan Bupati Samosir selaku pemimpin daerah memberikan motivasi bagi kemajuan masyarakat, khususnya di Desa Hariarapohan,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Samosir Rapidin Simbolon menyebutkan, terselenggaranya halal bihalal bertujuan meninglatkan silaturahmi dengan seluruh umat muslim di Kabupaten Samosir.

“Semua ajaran agama pada dasarnya bersifat baik, tergantung kepada orangnya yang mau mengimani ajaran-ajaran agama tersebut,” kata Bupati.

Ia menambahkan, kebersamaan antar umat beragama menjadi kunci utama dalam membangun Samosir ke arah yang lebih baik.

“Kita harus bersatu untuk memajukan Samosir ke arah yang lebih baik, tanpa ada perselisihan demi terwujudnya masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera,” tandasnya.

Ustadz Nazrul Hasibuan yang bertindak sebagai penceramah dalam acara itu menyampaikan tentang perbedaan yang ada saat ini bukan jadi permasalahan untuk membangun bangsa.

“Sikap saling mengasihi merupakan kunci utama menjalani kehidupan yang rukun dan damai,” kata ustadz itu.

Pada akhir halal bihalal, Bupati Samosir memberikan cinderamata berupa sajadah untuk sejumlah mesjid yang ada di Kabupaten Samosir. (Rn)

1 KOMENTAR

  1. Samosir tetap akan damai walau beda agama karena diikat adat Istiadat Batak. Kalau dia orang Batak, apapun agamanya pasti aman dan damai karena ada adat pengikat yaitu dalihan na tolu.

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

InJourney Sukses Gelar Aquabike Jetski World Championship 2024, Bangkitkan Ekonomi Lokal dan Perkuat Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Dunia

mimbarumum.co.id – Event olahraga air berskala dunia, Aquabike Jetski World Championship yang berlangsung di Danau Toba selama 13-17 November...