SMAN 14 Waspadai Narkoba dan Kekerasan Siswa

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – SMA Negeri 14 Medan telah menyusun fasilitator guru, komite/orang tua dan siswa untuk menjadi perwakilan anti narkoba, judi online, perundungan, kekerasan serta sikap intoleransi di sekolahnya. 

“Kita terus mewaspadai khususnya ancaman penyalahgunaan narkoba, judi online dan kekerasan siswa seperti perundungan di satuan pendidikan,” ujar Kepala SMA Negeri 14 Medan Eva Fitra SPd, MSi didampingi Wakasek Humas Morlen Malau SPd, Jumat (27/10/2023).

Khusus untuk perundungan, narkoba dan judi online sudah disosialisasi melalui guru Bimbingan Konseling (BK) yang kemudian disampaikan kepada semua siswa yang lainnya. Dengan tim satgas narkoba dan perundungan ini akan bekerja mengantisipasi maraknya terjadi di kalangan pelajar saat ini.

“Kasus narkoba dan perundungan adalah tanggung jawab bersama bukan hanya di lingkungan sekolah. Agar terciptanya suasana aman di sekolah, siswa tak diperbolehkan berkumpul dan diambil tindakan membubarkan anak didik guna menghindari kejadian yang tak diinginkan,” jelasnya.

Dari pantauan sekolah, beberapa kafe dijadikan tempat duduk-duduk siswa, sehingga patut dicurigai mungkin ada oknum yang menawarkan barang terlarang itu disitulah mereka menjalankan transaksi narkoba. “Lingkungan di sekitar sekolah juga rawan karena banyak yang pecandu narkoba. Karena itu perlu diwaspadai bersama,” ucapnya.

Lanjut Eva, tahun 2022 terdapat 1 siswa yang direhab diduga kecanduan narkotika selama tiga bulan, namun siswa yang bersangkutan telah sembuh dan tamat sekolah. Dari pengalaman itu, walau belum ada lagi siswa yang terkena narkoba tapi pengawasan akan lebih diperketat selama berada di sekolah.

Sedangkan kasus perundungan dikhawatirkan dampak kekerasan digital dan media sosial yang banyak terjadi sekarang ini menimpa kalangan pelajar dan remaja.

“Kasus perundungan saling mengejek dan bully pernah terjadi siswi kita yang saling cakar sehingga dilaporkan ke polisi dan korbannya membawa pengacara. Namun akhirnya mediasi di sekolah bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan kedua belah pihak sepakat berdamai,” jelasnya.

Eva mengungkapkan upaya yang dilakukan di sekolah memberikan pembinaan kerohanian dan pendidikan karakter terus ditingkatkan dalam mengantisipasi kasus narkoba dan perundungan.

“Kita datangkan dari Kapolsek, Danramil dan pejabat lainnya sebagai pembina upacara, melatih jiwa kepemimpinan kebangsaan, penguatan karakter dan budi pekerti untuk menggugah kesadaran siswa,” katanya.

Kata Eva, pembinaan karakter anak didik yang paling utama diterapkan. Untuk itu harus ada kerjasama dari orang tua untuk mengubah karakter anak menjadi lebih baik. Di sekolah siswa hanya didik selama 8 jam, selebihnya menjadi tanggung jawab orang tua.

“Kita bersyukur kekerasan guru terhadap siswa SMAN 14 belum dan jangan ada terjadi. Tidak ada boleh kekerasan atau apapun itu yang yang membuat siswa itu menjadi tidak nyaman. Kita harus tetap menghadapi siswa dengan mendidik dengan hati yang tulus dan ikhlas,” terangnya.

Reporter : M Nasir

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Kolokium AP2TPI XXXI di Medan: Sinergi Psikologi Menjawab Tantangan Society 5.0

mimbarumum.co.id — Kolokium Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia (AP2TPI) ke-31 sukses diselenggarakan di Medan pada 23–25 Juni 2025. Dengan...