Sewa Tikar Mahal di Parapat, Pengamat: Penyelenggara Wisata Patut Ditindak

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Belakangan ini di media sosial ramai membicarakan tentang keluhan wisatawan lokal yang “dipaksa” oleh penyelenggara pariwisata di kawasan Parapat Kabupaten Simalungun untuk membayar sewa tikar Rp 150-200 ribu.

“Akibat, polemik uang sewa tikar itu bisa mencoreng pariwisata di Danau Toba sekitarnya. Pemkab Simalungun dan Pemprov Sumut harus pro-aktif menindak pelaku wisata nakal yang telah merugikan wisatawan lokal itu,” ujar Pengamat sosial Universitas Negeri Medan (UNIMED) Dr Muhammad Surip, Minggu (22/5/2022).

Ia menyesalkan insiden tersebut yang dapat merusak destinasi wisata Parapat termasuk Danau Toba yang merupakan ikon pariwisata nasional di Indonesia. Dia berpendapat bahwa perilaku usaha lokal yang seakan melakukan praktek aji mumpung berbeda dengan pelaku pariwisata lokal di kawasan wisata di Bali.

Salah satu faktor lokasi wisata itu dapat maju dan diminati wisatawan adalah sikap dan perilaku masyarakat sekitar mendukung dan ‘wellcome’ kepada semua pengunjung tanpa memanfaatkan keadaan apalagi mencari keuntungan pribadi atau kelompok golongan.

- Advertisement -

“Jika hal ini terjadi maka akan berdampak negatif bagi pengembangan objek wisata dan cenderung tidak akan bisa maju,” ujar Surip yang juga Kepala Humas UNIMED ini.

Tambahnya, jika dilihat sikap dan perilaku masyarakat Bali. Mereka sangatlah menjunjung tinggi sopan santun, ramah dan hormat kepada para wisatawan. Salah satu contoh, jika ada barang yang tercecer, pelaku wisata tak akan berani mengambilnya. Kecuali mereka sampaikan kepada pecalang untuk disimpan dan dikembalikan kepada yang punya.

Aspek kedua, peran pemerintah di lokasi wisata terkesan melakukan ‘pembiaran’ karena praktek tersebut sudah lama berlangsung. Kata Surip, pemerintah punya tanggungjawab dalam membentuk pola sikap dn perilaku warga sekitar wisata. Apalagi kawasan Danau Toba itu menjadi prioritas pemerintah untuk menjadi wisata berkelas dunia.

“Pemerintah wajib hadir dalam merubah sikap dan perilaku, serta kultur yang selama ini tidak mendukung hal yang positif. Untuk ketertarikan dan kenyamanan kehadiran wisatawan ke Danau Toba, jika tidak program pemerintah Provinsi, Kabupaten Simalungun tentu akan gagal,” jelasnya.

Reporter : M Nasir

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Ratusan Massa Pendukung Pilkada Jujur Kembali Lakukan Aksi Damai di KPU dan Bawaslu

mimbarumum.co.id - Ratusan massa yang tergabung dalam aliansi masyarakat Kota Medan pendukung Pilkada jujur 2024 kembali menggelar aksi damai...