Sepanjang Tahun 2020, Ada 2,99 Juta Orang Indonesia Derita Gangguan Jiwa

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.idSebuah riset menunjukkan hampir 1 miliar orang di dunia memiliki masalah kesehatan mental. Sedangkan di Indonesia, ada sebanyak 2,99 juta orang mengalami gangguan jiwa.  

Vice President 3M Asia Corporate Affair, Jim Falteisek memaparkan itu dalam keterangan tertulisnya yang diterima mimbarumum.co.id, Selasa (23/2/2021). Ia  merujuk pada data yang dikeluarkan Statista Research Department.

Sementara dalam penelitian lain, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) mengungkapkan terdapat 68% peserta swaperiksa dari 31 provinsi mengalami masalah psikologis.

Kesehatan mental, katanya tidak hanya berkenaan dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.

- Advertisement -

Namun juga mengacu pada kondisi dimana setiap individu sadar akan kemampuannya dan dapat mengatasi tekanan hidup serta dapat bekerja  produktif dan memberikan kontribusi bagi komunitas.

“Hanya karena masalah kesehatan mental tidak terlihat, bukan berarti kesehatan mental itu tidak ada,” ucapnya.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus kata Jim menyebutkan masalah kesehatan berpotensi sebagai “silent killer” bagi penderitanya.

Hal ini memungkinkan karena setiap individu membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya merasa nyaman untuk membuka diri terhadap masalah kesehatan mental mereka sehingga seringkali ketika disadari sudah terlambat untuk mengatasinya.

“Ada laporan bahwa orang dengan kondisi mental yang serius, tutup usia 2 dekade lebih cepat daripada mereka yang tidak menderita penyakit mental,” terangnya.

Lingkungan Kerja

Pandemi COVID-19, menurutnya semakin memperburuk krisis kesehatan mental secara global sehingga para pelaku bisnis harus menyadari bahwa masalah kesehatan mental merupakan hal penting di lingkungan kerja.

Buruknya kesehatan mental para karyawan dapat mempengaruhi kinerja bisnis.

“Penting kiranya bagi pelaku bisnis dan karyawan untuk bersama-sama menyadari bahwa kesehatan mental merupakan bagian dari aspek kesehatan yang harus dianggap lumrah dan bukan untuk dianggap sebagai stigma negatif,” sambungnya.

Dia menambahkan, kesehatan mental menjadi hal yang utama dan dengan adanya kepedulian terhadap hal ini, diharapkan dapat menciptakan kebahagiaan, kesehatan, dan kesejahteraan para karyawan, sekaligus membangun harapan akan masa depan kerja yang lebih baik.

Beranjak dari hal tersebut, 3M sebagai perusahaan perusahaan teknologi dan manufaktur, kata Jim Falteisek senantiasa mendorong karyawannya untuk dapat mengkomunikasikan masalah kesehatan mental karyawan kepada rekan, kerabat ataupun keluarga.

Selain itu, 3M juga menerapkan program FlexAbility, yang mendorong atasan untuk dapat mendukung dan membantu karyawan dalam menghadapi hambatan yang dialaminya sehingga diharapkan dapat menciptakan alur kerja lebih baik.

Perusahaanya itu juga melakukan ‘Employee Assistance Program’ (EAP) yang memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan dukungan yang tepat sepanjang karier mereka.

“Upaya lain dengan mengadakan Pameran ‘Global Virtual Well-being’ untuk memberikan kesempatan kepada karyawan mendapatkan akses informasi yang akan membantu kesehatan dan kesejahteraan secara fisik, mental, dan emosional,” terangnya. (ril)

Editor : Masrin

 

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Pembangunan RS SEAH Tak Ada Masalah DPMPTSP: PBG RSU SEAH Sah

mimbarumum.co.id - Pembangunan Rumah Sakit Umum RSU (SEAH) yang terletak di Jl Gatot Subroto Medan sudah tidak ada masalah...