mimbarumum.co.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilaksanakan di masa pandemi di SMA Negeri 18 Medan mengutamakan protokol kesehatan (prokes) dan keselamatan siswa.
Karenanya, baik guru dan satgas Covid di sekolah ,selalu mewaspadai terjadinya penyebaran virus berbahaya selama belajar di sekolah.
“Selama belajar tatap muka, siswa harus melaksanakan 5 M yang langsung dipantau guru dan satgas. Syukurnya sudah 3 minggu, PTM berjalan aman, tertib dan lancar,” kata Kepala Sekolah SMAN 18 Medan, Demse Pardosi SPd, MPd kepada wartawan, saat ditemui di sekolahnya, Jalan Wahidin Medan, Rabu (10/11/2021).
Kata Demse, bukan hanya pembelajaran yang diperhatikan sekolah agar siswa tetap mengikuti prokes didukung fasilitas yang lengkap. SMAN 18 juga mendapatkan bantuan berupa sabun cuci tangan, masker, obat-obatan, disenfektan dari para orang tua siswa agar sekolah ini steril dan setiap harinya usai belajar juga selalu dilakukan penyemprotan.
“Kita juga menganjurkan antar dan jemput siswa secara tertib dan tanpa kerumunan. Pembelajaran dilakukan lancar walau hanya 50 persen siswa hadir di sekolah dibagi 2 sesi dan belajar tatap muka hanya 3 kali seminggu,” jelasnya.
Untuk vaksin tambahnya, siswa sudah 95 persen lebih divaksin dan hanya 5 persen yang belum vaksin dari total jumlah siswanya 603 orang.
“Bahkan guru juga telah divaksin untuk mendukung persyaratan belajar tatap muka di sekolah,” katanya.
Demse memberikan apresiasi kepada guru dan orang tua yang mendukung PTM selama pandemi.
“Guru respon positif karena sudah capek belajar zoom. Namun dengan PTM, harapan baru guru mengajar kembali lagi apalagi siswa hanya 50 persen belajar tatap muka sehingga mudah dipantau apakah siswa termotivasi belajar serius,” ujarnya.
Menyinggung Hari Guru Nasional (HGN) 2021, Demse mengharapkan, guru semakin semangat dan berkualitas. Terus mengikuti pelatihan dan diklat untuk penguatan keilmuan.
Guru tidak boleh tinggal diam dan harus selalu mengadopsi metode pembelajaran terbaru, guru tak boleh statis karena program ‘Merdeka Belajar’ dapat dilakukan di mana saja tanpa harus di sekolah.
Ia juga berharap, dengan lulusnya 1 guru penggerak di SMAN 18, akan bberimbas dan menularkan banyak manfaat, terutama dari ilmu yang diperoleh selama mengikuti pelatihan dan bergabung dengan guru penggerak lainnya yang berkualitas.
Diakui Demse bahwa SMAN 18 ini sangat minim sarana dan prasarana ruang kelas baru untuk fasilitas belajar. Namun, walaupun sekolahnya kecil tanpa lapangan, tapi penataan kolam, taman dan kamar mandi perlu dibenahi, sehingga meski sekolah ini minimalis tapi harus bisa dibanggakan.
Reporter : M. Nasir