Sekolah Islam Terpadu Antara Peluang dan Tantangan

Berita Terkait

- Advertisement -

Oleh : Sumarni, S.Pd

mimbarumum.co.id – Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar proses peserta didik secara aktif bisa mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya sendiri, masyarakat ,bangsa, dan negara.( UU No 20 tahun 2003).

Bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya.

Berangkat dari pemahaman pendidikan di atas, maka sebagai pendidik perlu kiranya merancang proses pembelajaran yang dapat secara maksimal mengembangkan potensi peserta didik agar mereka dapat menemukan kekuatan kodrat pada dirinya yang pada gilirannya dapat memberi manfaat pada masyarakat dan bangsa.

- Advertisement -

Sekolah Islam terpadu sebagai bagian dari warna pendidikan yang ada di Indonesia adalah sekolah yang mengintegrasikan seluruh konten pembelajaran pada nilai nilai islam. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri, sebab sekolah berbasis Islam menyandang beban yang jauh lebih berat atau bahkan ganda.

Selain harus menyiapkan kombinasi kurikulum nasional dengan ciri khas kurikulum keIslaman, juga pola kepemimpinan dan keteladanan dari para pendidik yang harus berlandaskan pada nilai nilai keIslaman. Agar tidak muncul sebuah stigma bahwa sekolah Islam tidak berbeda dengan sekolah biasa yang basis keilmuan agamanya mulai diragukan apalagi nilai nilai pengamalan islam itu pada kehidupan peserta didik sehari hari pasti dijadikan indikator keberhasilan sebuah pendidikan islam.

Ini tentu bukan pekerjaan mudah. Sebab konten pembelajaran yang dikemas haruslah menarik dalam bingkai nilai nilai keIslaman tanpa mengesampingkan pola, strategi, dan model model pembelajaran yang berkembang pesat di era pembelajaran kurikulum merdeka.

Selanjutnya adalah, bagaimana sekolah Islam terpadu terutama para pendidik harus mampu merancang sebuah desain pembelajaran yang dapat menjawab tantangan ini sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai.
Melakukan diferensiasi pembelajaran pada sekolah islam terpadu bisa menjadi solusi di era penerapan kurikulum merdeka.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan yang dibuat oleh guru yang masuk akal dan berorientasi kepada kebutuhan siswa (student centered). Model pembelajaran berdiferensisasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai dan kebutuhannya masing masing sehingga mereka merasa tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya ( Breaux dan Magee, 2010). Hal ini tentu lah sesuai dengan apa yang ada dalam ajaran islam.

Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Alqur’an surah Al isra(17) : 84 yang artinya: “Katakanlah (Muhammad), setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”

Hal ini memiliki makna bahwa setiap anak memiliki keunikan serta bakat dan potensinya masing-masing. Islam sebagai agama yang sempurna telah mengamanatkan perlakuan proses belajar yang harusnya berbeda pada setiap anak dan tertulis jelas di dalam Alqur’an. Sehingga sebagai sekolah islam terpadu yang mengusung nilai nilai keislaman, sudah semestinya, sekolah Islam terpadu berada di garda terdepan melakukan pembelajaran berdiferensiasi seperti yang diharapkan pada pembelajaran di kurikulum merdeka dengan azas pembelajaran berdasarkan keadaan siswa ( student centered).

Ada tiga jenis pembelajaran berdiferensiasi yang bisa dilakukan pendidik diantaranya:

1.Diferensiasi konten
Pembelajaran berdiferensiasi konten mencakup analisis kesiapan belajar peserta didik yang mengacu pada materi yang akan di ajarkan, minat siswa serta profil peserta didik.

2. Diferensiasi proses
Pada bagian ini guru harus menganalisa apakah pembelajaran dilakukan secara mandiri atau berkelompok, siapa saja siswa yang memerlukan bantuan atau pertanyaan pemandu serta membuat agenda individual untuk peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Juga guru harus mampu mengembangkan pembelajaran sesuai gaya belajar peserta didik dengan tipe auditorial, visual atau kinestetik.

3. Diferensiasi produk
Dalam pelaksanaan diferensiasi produk  terdapat dua yang menjadi fokus ,yaitu tantangan dan kreatifitas. Wujud dari produk tersebut bisa dalam bentuk karangan, tulisan hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman dan lain lain. Differensiasi dalam wujud produk ini juga harus menyesuaikan minat dan kemampuan peserta didik.

Pembelajaran berdiferensiasi di satu sisi merupakan tantangan bagi sekolah islam terpadu karena akan menjadi pengalaman mengajar yang menyenangkan sesuai yang menjadi tuntunan dalam Alqur’an surah Al isra ayat 84 tetapi di satu sisi merupakan peluang besar dalam penguatan karakter peserta didik apalagi jika dikombinasikan dengan penguatan nilai nilai islam.

Tantangan berikutnya bagi dunia pendidikan kita hari ini adalah bagaimana para pendidik mampu memaksimalkan teknologi sebagai media pembelajaran. Kita harus menyadari bahwa generasi yang kita didik hari ini adalah generasi yang jauh berbeda dengan kita dahulu.

Mereka adalah generasi Zilenial, maka sudah semestinya kita mendidik mereka bukan dengan cara kolonial. Generasi hari ini adalah penduduk asli dunia digital atau dikenal dengan istilah digital native. Memaksinalkan teknologi dalam pembelajaran berarti kita telah mendidik sesuai dengan kodrat zaman peserta didik.

Rasulullah SAW bersabda, didiklah anak anak mu dengan kekuatan apa saja yang kamu miliki. Karena mereka akan hidup berbeda dengan zamanmu. Penerapan pembelajaran TPACK ( Technological Pedagogic Content Knowledge) dalam pembelajaran menjadi alternatif yang dapat dilakukan, memenuhi tuntutan dunia pendidikan sekarang.

Sehingga, sekolah Islam terpadu harus mampu menjadi garda terdepan dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikarenakan teknologi merupakan salah satu kekuatan mendidik anak sesuai zamannya sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah SAW.

Selanjutnya, penguatan pendidikan karakter berdasarkan nilai nilai islam menjadi poin penting dan tantangan terbesar yang dihadapi sekolah Islam terpadu. Di tengah gempuran pengaruh negatif dunia digital serta lingkungan yang bisa menjerumuskan anak anak kita kepada penyimpangan prilaku.

Di sinilah peran pendidik mejadi sangat diperlukan. Keteladanan menjadi andalan. Karena anak anak butuh role model dalam kehidupan nyata. Sehingga nilai nilai yang selama ini ditanamkan menjadi lebih kontekstual dan bermakna.

Muara dari semua tantangan dan peluang yang dihadapkan pada sekolah islam terpadu adalah bagaimana keluasan hati para pendidik untuk tetap istiqamah pada pilihannya. Menjadikan profesi guru sebagai ladang amal yang tidak ternilai balasannya. Tentu ini semua akan berbuah pada keberhasilan proses pendidikan yang diharapkan.

Reporter : Zaim Dzaky

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Pilihan

Kepala Humas USU Raih Penghargaan Kartini Humas Indonesia 2024

mimbarumum.co.id - Kepala Hubungan Masyarakat (Humas), Promosi dan Protokoler Universitas Sumatera Utara (USU) Amalia Meutia, MPsi, Psikolog meraih penghargaan...