mimbarumum.co.id – Sekda Provinsi Sumut harus klarifikasi kasus uang hilang senilai Rp1,6 miliar lebih di parkiran kantor Gubernur Sumut beberapa hari lalu.
Kalangan anggota DPRD Sumut terus menkritisi kasus hilangnya uang miliaran rupiah milik Pempprovsu. Dewan menilai kasus tersebut sangat memalukan dan nyaris tak masuk akal.
“Hal ini sebuah kejadian yang sama sekali tidak masuk akal. Uang cash dengan jumlah besar, hilang di lingkungan kantor gubernur. Kehilangan uang itu bersamaan dengan rapat paripurna DPRD Sumut yang berlangsung alot, walaupun akhirnya disahkan secara illegal,” ujar Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan, Sutrisno Pangaribuan, kemarin.
Ketua DPRD Sumut Desak Polisi Usut Tuntas Pencurian Uang Miliaran
Untuk itu, dia meminta Sekdaprov Sumut selaku Ketua TAPD, harus memberikan penjelasan ke publik, guna menghindari berbagai pertanyaan dan praduga yang muncul di tengah-tengah masyarakat.
“Memang kasus kehilangan uang itu ditangani Polri, tetapi kerugian negara yang muncul akibat kejadian ini bisa ditangani KPK, agar masalahnya jadi terang benderang,” tegasnya.
Hal itu dibutuhkan, adanya upaya untuk menjelaskan sumber uang dan peruntukan uang kelihatannya semakin bias. Misalnya, uang diambil untuk dibagi sebagai honor TAPD dan akan dibagi ke masing- masing OPD.
Sementara itu, dua orang saksi hilangnya uang Rp 1,6 miliar dari dalam mobil di pelataran parkir Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Senin (9/9/2019), yakni Pembantu PPTK Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sumut, Muhammad Aldi Budianto, bersama tenaga honorer BPKAD Sumut, Indrawan Ginting, belum banyak memberi komentar saat ditanya wartawan.
Ditemui di Kantor Gubsu, Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 22.30 WIB, dalam rangkaian penyelidikan oleh Satreskrim Polrestabes Medan untuk pengumpulan bahan, keterangan dan bukti, baik Aldi maupun Indrawan tampak lemas kelelahan.
Raut wajah keduanya menunjukkan kelelahan dan seperti merasa masih bingung. “Maaf bang, aku kelelahan. Bolak-balik dipanggil belum ada istrahat,” ujar Aldi saat ditanya wartawan di sela penyelidikan itu.
Aldi sempat menunjukkan titik parkir mobil yang mereka kendarai membawa uang itu. Namun saat ditanya wartawan lebih jauh, Aldi pun menolak mengelak.
“Ah udahlah bg, maaf ya,” sebut Aldi. Hal yang tidak jauh berbeda dengan Aldi, juga dikatakan Indra. Dia yang ditemui wartawan usai penyelidikan itu juga mengaku kelelahan. “Maaf ya bang, belum ada istirahat,” ujar Indra.
Dia hanya sempat menjawab wartawan apakah ada tempat lain yang mereka singgahi selain Kantor Gubsu seusai menarik uang dari Bank Sumut.
“Oh nggak bang, kami langsung kemari (ke Kantor Gubsu),” sebut Aldi. Dia tampak tak sabar untuk pergi meninggalkan wartawan dengan mengendarai sepeda motornya.
“Maaf ya bang, besok lagi kami mau diperiksa lagi,” ujar Indra sambil pamit kepada wartawan.
Pantauan wartawan, Aldi dan Indra melayani apa pertanyaan yang disampaikan tim Satreskrim Polrestabes. Sejumlah titik diamati petugas, mulai dari lokasi parkir, CCTV yang berada di dekat pagar depan Kantor Gubsu hingga arah masuk dan keluar dari Kantor Gubsu.
Di lokasi itu, petugas tampak didampingi Kepala Biro Umum Setdaprov Sumut, Achmad Fadly dan sejumlah staf, termasuk beberapa orang ASN dari BPKAD serta Satpol PP Sumut. Achmad Fadly terlihat membantu apa yang diperlukan petugas dalam penyelidikan itu.
“Tugas kami mendampingi petugas dan memberi keterangan dan apa yang mereka butuhkan dalam proses ini,” sebut Fadly.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu Yudha SIK, yang dikonfirmasi wartawan melalui telepon seluler mengatakan masih terus melakukan penyelidikan.
“Kita msh terus melakukan penyelidikan. Tim yang sudah kita bentuk masih bekerja,” ujar Putu Yudha. (mal)