mimbarumum.co.id – Puluhan pelajar dan anak pencinta lingkungan membicarakan secara khusus tentang persoalan persampahan di perkotaan.
Diskusi yang digagas Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) itu berlangsung melalui forum webinar pada Selasa (27/7/20).
Camelia Nasution staf PKPA yang memulai pembicaraan itu menilai anak Indonesia perlu diajarkan aktif untuk bisa mengelola lingkungannya sendiri.
“Mereka bisa menjadi jembatan di masyarakat untuk memahami perlunya pengelolaan sampah,” ucapnya di hadapan pelajar dan anak anak pecinta lingkungan yang tergabung dalam Laskar No Plastik di Medan.
Selanjutnya, Annesa Fista Savitri Duta Lingkungan di Kota Pekanbaru, sekaligus pendiri Sahabat Sungai Pekanbaru mengajak para pelajar dan anak-anak komunitas yang hadir di chanel Webinar sore Selasa itu untuk berani tampil dan peduli sekeliling.
“Bahkan harus berani mengingatkan orang tua saat boros mempergunakan sampah plastik, karena penguraiannya bisa memalan waktu hingga seribu tahun,” paparnya.
Sementara itu Direktur PKPA Keumala Dewi, menilai saat ini pengelolaan sampah menjadi persoalan besar di kota-kota besar, termasuk Kota Medan.
“Hal ini termasuk masih tingginya pemakaian produk plastik diberbagai bidang, juga di rumah tangga perkotaan,” ujarnya.
Dia mencontohkan dari pusat kota hingga daerah pinggiran sampah seakan tidak terkelola baik.
“Perlu kesadaran semua pihak, termasuk anak-anak dan pelajar.,Mereka” ucapnya.
Masyarakat, ucapnya lagi, harus paham bahwa sampah-sampah ini akan menimbulkan masalah kesehatan dan persoalan lainnya di masa depan.
“Jika tidak ditangani dari sekarang akan berdampak fatal,” katanya.
Keumala menyebut perlu ada kebijakan yang inklusif dari pemerintah dan kepatuhan masyarakat untuk mengelola sampah.
Tidak hanya mengutip sampah melalui truk pembuang sampah dan menumpuk sampah-sampah tersebut di tempat pembuangan akhir.
“Harus ada program pemberdayaan yang melibatkan semua pihak, termasuk anak-anak sekolah, juga anak dari komunitas pemulung maupun kelompok seperti Laskar No Plastik,” pungkasnya. (Rel)
Editor : Masrin