SAJAK Pulo Lasman Simanjuntak

Berita Terkait

PERJALANAN II

duka siapa mau menyerang
di rimba kamarmu
selalu liar
hanya singgahkah ?

kalau suasana sudah bosan menyapamu
dan rasa sepi kembali menyergap
disaat risau
tak sabar lepas

diam, diamlah hatiku semakin manis

semoga kecupan-Nya
membuat aku lebih kerasan
di sini saja

Jakarta, Agustus 2023

 

MENDAYUNG POHON AIR DI ATAS SUNGAI KAPUAS

mendayung pohon air
di atas tubuh sungai kapuas
dalam perjalanan pewarta
telah membawa kabut tipis di seluruh tubuhku
terbungkus bau kemarau berkepanjangan

terkelupas pada aspal
kota air barito kapuas
perahu nelayan mulai bergerak

sayur dan tomat ditawarkan pada gadis-gadis perawan berbusana papan

mengapa hutan bakau
telah lenyap ditelan gemericik air
pagihari yang basah
sepiku membuang hajat

oi, akar tumbuhan
seperti menjelma
jadi batang air
aku terkagum-kagum

di sini
masih butuh rumah ibadah, supaya ikan-ikan sungai dapat kembali terbang
menuju sorga

Kapuas, Kalimantan Tengah, Agustus 2023

 

KORUPSI DI BUMI MAYA

korupsi merajarela di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata : Indonesia raya !
meratap di tembok penjara
membongkar kepelesiran
dengan busana kematian

dari benua nusantara terpecah belah
kulihat sang nyonya memakai tas merek hermes
seharga enam ratus juta rupiah
sedangkan tuanku berseliweran di jalan raya
dengan mobil terbang seharga seratus miliar rupiah

sementara aku hanya membawa tas lap top sungguh memalukan
sudah terjual menyebalkan
di toko kelontong pinggir jalan
untuk membeli sekarung beras dan makanan vegetarian

mobilku sendiri bermesin diesel tua
kadangkala cemas
berseliweran di jalan tol dalam kota
yang aspalnya berlobang
terkikis korupsi berlapis kue pukis

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
tadi malam kembali menyaksikan
sang nyonya berwajah permaisuri atalya
berpose di kabin pesawat jet mewah

persis ketika aku wawancara
ratu imelda marcos sedang memamerkan ribuan sepatu sinterklas
terbuat dari lapisan emas
tak berkarat dimakan ngengat

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
tuanku makin rakus menelan arloji berhala
sungguh korupsinya makin menggila
dimakan lahap empat puluh enam rekening
senilai lima ratus lima puluh miliar rupiah
yang tersumbat di saluran air kotor
berbau paling busuk

bahkan ditemukan lagi tiga puluh tujuh miliar rupiah
disembunyikan malu-malu dalam safe depisot box bank milik negara
tanpa mengenakan kacamata berlian merah

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
pesta pora sodom gomora
suap menyuap
sogok menyogok
menari-nari satu irama
jelang penutupan sejarah dunia

Jakarta, Agustus 2023

 

KORUPSI DI MEJA BAAL

aku melihat kesedihan
ratusan wajah ketamakan
dipersembahkan di mezbah baal
dibakar mata uang triliunan rupiah

padahal kemiskinan dan kelaparan terus
berhamburan di pinggir jalan
persis orang-orang yang tak
setia membayar pajak tahunan

sambil menari-nari liar
masih di mezbah baal
disantap sembilan naga
penguasa dan pengusaha
rakus menghisap darah segar

aset kemewahan dan kepelesiran
dipamerkan
untuk anak-anak generasi mendatang
tak kunjung
berpantangan
suguhan makanan haram

aku juga melihat kecemasan
ribuan wajah putus asa
dililit kenaikan harga pangan
diikat utang piutang
bunga bank berkilauan
masa depan hanya ada
di pintu gua kematian

sampai kapan korupsi di meja baal akan berhenti ?
tanya puisiku yang membentur
kaki para kapitalis
tangan para oligarki

entahlah,
aku ingin terus menyelesaikan puisi biadab ini
sampai semua dapat diselesaikan
tanpa sogokan
di pengadilan akhir zaman

Jakarta, Agustus 2023

PEMBURU MATA PISAU

pemburu mata pisau
kibarkan bendera maut
untuk kejar serombongan pewarta
menembus cuaca belerang

bertabrakan di jalan bebas hambatan
paling terpanjang
ada warna-warni kehidupan

pemburu mata pisau
telah kirim pesan mengerikan
di udara bersekutu roh-roh jahat
aku langsung terperosok
harus mencicil kredit bank
kering kerontang

bahkan tak mampu lagi
menimbun mata uang
menjelma jadi utang negara
telah mencapai ribuan
trilliun rupiah

kemiskinan bocah-bocah liar
di bawah matahari
tangannya berbuah kelaparan
putus mengunyah bangku sekolah

aku sendiri tak mau korupsi
terlibat suap menyuap
masa depan kesesakan
di negeri telapak kaki
orang-orang berteriak brutal
krisis pangan di depan awan

pemburu mata pisau itu
hanya terdiam
menghilang di tikungan jalan
entah apa lagi
ancaman dikumandangkan
menghirup bunga sore kekeringan
pasrah
dan berserah

Jakarta, Agustus 2023

BIODATA :
Penyair dan Sastrawan Pulo.Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-IISIP Jakarta).

Karya puisinya berjudul IBUNDA dimuat pertama kali di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977.Kemudian berturut-turut karya puisinya dimuat di.25 media cetak (koran harian, suratkabar mingguan, dan majalah umum), serta dalam dua tahun terakhir ini karya puisinya juga telah dipublish (tayang) di 114 media online (website) di Indonesia dan Malaysia.
Telah menerbitkan 7 buku antologi puisi tunggal dan 25 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP) dan anggota sejumlah komunitas sastra.Beberapa kali diundang membaca puisi di Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM).
Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan.Kontak person 08561827332 (WA).Email : [email protected].
Medsos : IG-Lasman Simanjuntak
Facebook : Bro
Youtube : Lasman TV.

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Perpisahan dan Tur Studi Tak Perlu Dihapus, Cukup Dibenahi

mimbarumum.co.id - Belakangan ini muncul perdebatan hangat terkait kegiatan perpisahan atau wisuda sekolah serta tur studi yang dianggap membebani...