Rocky Gerung Ajak Milenial di Medan Halangi Tumbuhnya Oligarki

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Ratusan orang muda-mudi dari kalangan milenial di Medan antusias menghadiri acara “Ngopi Santuy Bersama Rocky Gerung” yang digelar Komunitas Peci Biru di Rooster Koffie Jalan Laksana, Medan Sunggal, Rabu (25/11/2020) malam.

Dalam acara itu, Rocky Gerung mengajak milenial di Medan untuk berpikir kritis terhadap nasib republik bangsa ini dan menjadikan cafe sebagai tempat perjuangan politik.

“Saya ada di Medan untuk menghalangi oligarki menghalangi tumbuhnya nepotisme menghalangi tumbuhnya dinasti karena kekuasaan harus terbuka tidak boleh kekuasaan diintervensi terus oleh Istana,” kata Rocky.

Ia mengatakan Kota Medan, begitu juga dengan Solo saat ini menjadi “ibu kota politik”, karena Pilkada Medan menjadi pertaruhan politik nasional.

- Advertisement -

“Keadilan harus tumbuh lebih cepat dari korupsi, itu sebetulnya kenapa kita ingin agar Medan menghasilkan 5.0 peka dengan keadilan. setiap hari di Jakarta yang ada berita tentang penangkapan koruptor, tadi pagi tengok menterinya dari Gerindra ditangkap oleh KPK, padahal dulu kita berharap Gerindra mempromosikan keadilan sekarang jadi persoalan disitu,” ujarnya.

Baca Juga : Bobby : Masalah Banjir Kewenangan Pemda

Oleh karenanya, Rocky yang dikenal sebagai ‘Presiden Akal Sehat’ ini mengatakan politik bersih kini hanya dapat dipercayakan oleh kalangan milenial yang berpikir kritis.

“Jadi politik hanya bisa bersih kalau dipercayakan pada gagasan generasi muda, kekuasaan menganggap kalau pemuda berpikir kritis itu artinya gangguan terhadap kekuasaan,” kata Rocky.

“Akibatnya apa semua WA (WhatsApp) grup yang kritis diawasi oleh kekuasaan bahkan rektor jadi perpanjangan istana untuk mengawasi diskusi mahasiswa,” sambungnya.

Cafe Jadi Tempat Mengulas Nasib Bangsa

Lebih lanjut Rocky juga menerangkan politik cafe harus membicarakan kebijakan publik. Ia pun menceritakan sejarah terbentuknya cafe di Eropa yang menjadi basis perlawanan otoriter.

“Saya cerita sedikit tentang cafe society, sejarah cafe abad 18 di Eropa itu adalah tempat berkumpul oposisi. Semua cafe di Eropa di abad itu adalah tempat pertemuan intelektual, wartawan, seniman yang beroposisi terhadap sistem otoriter,” katanya.

Ia mengatakan sejarah cafe adalah sejarah perjuangan politik. “Kalau netizen, pemuda, mahasiswa kumpul di cafe harusnya juga membicarakan isu publik. Kita hidupkan kafe-kafe di Medan ini mengulas republik, jadi kafe adalah tempat kita membahas nasib republik,” ujar Rocky.

Oleh karenanya, Rocky mengatakan masa depan Kota Medan ditentukan dengan momentum pesta demokrasi pada 9 Desember nanti.

“Saya ingin lihat Medan dengan langit biru, mulailah jadi rakyat yang cerdas, menghalangi politik dinasti,” tandasnya. (Rel)

Editor : Dody Ferdy 

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Bawaslu Sumut Ajak Masyarakat Awasi Pilkada, Cegah Politik Uang

mimbarumum.co.id - Politik uang merupakan salah satu ancaman terbesar bagi demokrasi. Praktik ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga...