mimbarumum.co.id – Partai Solidaritas Indonesia Sumatera Utara meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi segera turun melakukan pengawasan dan menginvestigasi kegiatan proyek multiyers 2,7 Triliun di Sumatera Utara.
Ketua Partai Solidaritas Indonesia Sumatera Utara HM Nezar Djoeli menyebutkan, ada apa dengan pemerintah provinsi Sumatera Utara yang hari ini tetap bersikeras dan ngotot melakukan kegiatan yang menyalahi aturan dan payung hukum sesuai Undang-undang di negara ini.
“Jangan bersembunyi di tempat terang. Mari kita buka dengan jelas dari masing-masing pimpinan yang ada di DPRD Sumut, hanya dua orang saja yang setuju kegiatan itu dilakukan. Dan apakah benar tercatat masuk dalam buku APBD. Mari kita buktikan sama- sama,” kata Nezar kepada wartawan, Kamis (09/6/2022).
Nezar menyebutkan, jika memang perencanaan kegiatan tahun jamak tersebut dikatakan merupakan proyek strategis nasional yang sudah matang, maka seharusnya didalam buku APBD akan jelas nilai serta planing pengerjaannya secara rinci.
“Kalau di katakan proyek itu termasuk dalam strategis nasional dimana dapat kita lihat Surat Keputusan Presidennya. Di Sumatera Utara yang masuk dalam proyek strategis nasional itu seperti Danau Toba, Sei Mangkai, dan Jalan Tol. Bukan seperti proyek 2,7 Triliun yang tiba-tiba sudah lahir dengan anggaran besar tanpa aturan yang jelas, lagian apa bisa proyek yang dikatakan strategis nasional tanpa adanya keputusan presiden,” terangnya .
Lebih lanjut, mantan anggota DPRD Sumatera Utara periode 2014-2019 ini menyebutkan, Partai Solidaritas Indonesia sangat mendukung kegiatan pembangunan di Sumatera Utara apalagi untuk kepentingan rakyat, namun haruslah melalui legalitas yang jelas, sesuai peraturan yang berlaku.
“Seharusnya, sejumlah anggota DPRD dan Gubernur Sumut yang hari ini kami rasa ngotot melakukannya, berterima kasih dengan PSI. Karena kami tidak mau di kemudian hari hal ini menjadi persoalan hukum yang serius dan membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Sumut baik eksekutif dan legislatifnya semakin buruk,” tutupnya.
Reporter : Jafar Sidik