mimbarumum.co.id – Serah terima jabatan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FIS UINSU) berlangsung hangat dan penuh harapan, Selasa (12/6), di Kampus UINSU Jalan Lapangan Golf, Tuntungan. Dalam prosesi tersebut, Dr. Nursapiah Harahap resmi mengakhiri masa jabatannya di FIs dan menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Prof. Dr. Mesiono.
Dalam pidato perdananya, Prof. Mesiono menegaskan bahwa kejujuran harus menjadi fondasi utama dalam kepemimpinan. Menurutnya, kecerdasan seorang pemimpin tidak akan berarti tanpa integritas moral yang kuat.
“Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran. Kepintaran bisa dilatih, tetapi kejujuran adalah nilai dasar yang harus dimiliki setiap pemimpin. Siapa yang jujur, pasti akan membawa kebaikan dan bertindak cerdas,” ujarnya di hadapan sivitas akademika FIS UINSU.
Mengutip pemikir sufi Jalaluddin Rumi, ia menyatakan bahwa orang pintar belum tentu jujur, tetapi orang jujur pasti memiliki kecerdasan dalam tindakan. Ia menambahkan, kejujuran melahirkan ketenangan, sementara kebohongan justru menumbuhkan kegelisahan.
Prof. Mesiono juga mengingatkan bahwa jabatan yang diembannya merupakan amanah besar, yang kelak dipertanggungjawabkan tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk memimpin dengan kesungguhan, integritas, dan tanggung jawab spiritual.
Dalam pidatonya, ia turut mengutip tokoh hak asasi manusia Martin Luther King Jr., yang menyatakan bahwa kepemimpinan sejati adalah kemampuan untuk memberdayakan orang lain.
“Kepemimpinan bukan soal kekuasaan, melainkan bagaimana membuat orang-orang di sekitar kita tumbuh melalui kepercayaan dan tanggung jawab,” tegasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya keterbukaan dan transparansi dalam tata kelola fakultas. Menurutnya, komunikasi dua arah antara pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa menjadi fondasi penting dalam menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan progresif.
Sebagai program prioritas, Prof. Mesiono akan mendorong penguatan kajian keilmuan di FIS UINSU. Ia berharap kajian-kajian tersebut tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata terhadap penyelesaian persoalan-persoalan sosial di masyarakat.
“Saya mengajak seluruh sivitas akademika FIS untuk membangun kebersamaan dan kolaborasi. Mari kita jadikan FIS sebagai fakultas terdepan, unggul dalam akademik, riset, dan pengabdian masyarakat. Kejujuran, keterbukaan, dan kerja sama harus menjadi napas dalam setiap langkah kita,” tutupnya.
Acara diakhiri dengan doa bersama dan ramah tamah. Suasana kekeluargaan dan semangat baru tampak menyelimuti prosesi tersebut, menandai dimulainya babak baru kepemimpinan di FIS UINSU yang diharapkan semakin profesional dan berintegritas.
Reporter: R/ Ngatirin