Tapsel, (Mimbar) – Sudah bertahun-tahun pasangan suami istri Amran Ritonga dan Melisa Siregar menempati sebuah rumah kecil berdinding papan lapuk berlantai tanah. Jangankan perabotan, pintu rumahpun hanya ditutup selembar terpal plastik berwarna biru.
Duka mereka semakin memilukan tatkala setahun lalu rumah tersebut rubuh. Kondisi tiang bangunan rumah dan dinding papan yang sudah lapuk menjadi penyebabnya. Ia tak mampu memperbaiki rumah itu karena untuk kebutuhan makan sehari-hari saja pun mereka sudah kedodoran.
“Sudah satu tahun rumah kami ini rubuh karena kondisinya yang sudah tua. Juga sudah setahun ini kami tinggal di dalam rumah yang hampir seluruhnya rubuh ini,” kata Melisa Siregar (43), Jum’at (3/2) ketika mendapat kunjungan wartawan di kediamannya di Desa Paran Julu, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Kondisi yang dialami pasangan suami instri itu seakan menjadi potret ketimpangan kesejahteraan. Pada bagian lain ada warga yang memiliki tempat tinggal mewah dengan berbagai fasilitas lengkap bahkan jumlahnya lebih dari satu unit, sementara ada warga yang
tidur di sebuah rumah yang sangat tidak layak.
Kepala Desa Paran Julu, Awal Ritonga mengaku pihaknya sudah mengetahui perihal warganya yang berada dalam kondisi mengenaskan itu. Pamong desa itu juga mengaku, setahun
lalu pihaknya sudah pernah mengusulkan ke pihak pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten agar rumah tersebut mendapatkan bantuan perbaikan. Namun hingga kini belum
mendapatkan respon.
Rony Siregar, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Sipirok menyayangkan rumah yang rubuh itu tidak tersentuh program bedah rumah dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah pusat.
“Padahal dari desa itu ada mantan jenderal yang pernah menjadi Kapolda Metro Jaya pada tahun 1989-1992,” ucapnya.
Kondisi ini, kata tokoh masyarakat itu, tidak seirama dengan program pembangunan yang digemabar-gemborkan pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan. Berbagai penghargaan dan penilaian yang diraih selama ini dinilai belum sesuai dengan kenyataan.
Dia juga menyayangkan langkah pemerintah yang justru telah mengeluarkan anggaran tidak sedikit untuk melakukan renovasi rumah dinas yang dinilai belum terlalu mendesak dilakukan mengingat hingga kini, rumah dinas tersebut ternyata belum juga ditempati meski sudah selesai pekerjaan renovasinya. Sementara rumah warga yang sudah sangat mendesak diperbaiki, malahan tidak tersentuh sama sekali.
Beruntung, ada informasi beredar bahwa rumah pasutri Amran dan Melisa itu kini sedang dalam upaya pembenahan oleh aparat kepolisian resort (Polres) Tapanuli Selatan. (011)