mimbarumum.co.id – Kabupaten Samosir memiliki berbagai potensi wisata yang sudah dunia akui. Baik para penikmat pariwisata di Indonesia maupun mancanegara.
“Yang kita butuhkan sekaran langkah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pariwisata,” sebut Kadis Pariwisata Samosir, Dumosch Pandiangan kepada mumbarumu.co.id, Sabtu (27/11/2021) di Pangururan.
Untuk peningkatan kualitas pelaku pariwisata, sambungnya, Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata 2021 yang berlangsung selama 3 hari.
“Kita menghadirkan narasumber dari unsur pemerintah daerah, praktisi desa wisata dan akademisi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pelatihan diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari 10 desa. Yang mana di dalamnya terdiri dari Kepala Desa, Badan Pemberdayaan Desa (BPD) dan Kelompok Sadar Wisata.
“Kegiatan ini bertujuan menciptakan pengelola desa wisata yang profesional dan terampil,” imbuh Dumosch.
Maka para pelaku pariwisata di tingkat desa, kata dia, mampu menciptakan desa wisata yang siap memberikan kesan yang tak terlupakan bagi wisatawan yang tentunya bertujuan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Menurutnya, saat ini dan ke depan, karakter wisatawan sudah mulai berubah. “Dari yang dulunya menyukai hotel-hotel mewah, kini sudah beralih ke desa-desa. Menikmati alam dan aktivitas masyarakat, yang tak mereka temukan di kota,” bebernya.
Karenanya, Dumosch menambahkan, masyarakat desa harus mampu menyuguhkan atraksi bagi wisatawan, dengan tidak hanya mengandalkan keindahan alam Samosir saja.
“Atraksi itu, antara lain aktivitas-aktivitas tradisional masyarakat desa, seni budaya serta keunikan-keunikan lain yang harus di gali oleh masyarakat,” pungkasnya lagi.
Ia berharap, melalui pelatihan ini, para pejuang desa wisata dapat membagi ilmu yang dia peroleh dari narasumber kepada masyarakat di desa dan menerapkannya di desa masing-masing.
Adapun para narasumber yaitu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat dan Desa Amon Sormin; Direktur BUMDes Desa Denai Lama Kabupaten Deli Serdang Irwanto; dan Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Hamdani Harahap.
Reporter : Robin Nainggolan