mimbarumum.co.id – Polsek Percut Seituan meringkus pelaku penganiayaan saat bentrok yang terjadi di Desa Saentis Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deliserdang.
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Agustiawan mengatakan, pihaknya sudah mengamankan pelaku utama saat terjadinya bentrok yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
“Terkait perkara ini, Alhamdulilah sudah terungkap, pelaku utama sudah diamankan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (27/12/2021).
Namun, Agustiawan enggan merinci terkait status dari para tersangka tersebut.
“Nanti akan dipaparkan di Polda Sumut,” jelasnya.
Sebelumnya, suasana lokasi di Jalan Habiyoso, Desa Saentis, Percut Sei Tuan, pasca terjadinya tawuran sejak Sabtu Malam hingga Minggu (26/12/2021) sudah terlihat kondusif pada Siang Hari.
Menurut keterangan Buk Cenel (56) dan Anita (27) warga setempat, tawuran baru terhenti sekitar Pukul 08.00 WIB.
“Baru tadi Pagi mereka berhent,” ujar Anita.
Menurut Anita, awalnya kelompok warga yang melakukan tawuran merupakan kalangan remaja. Awalnya, sejumlah remaja tersebut mengendarai sepeda motor dengan cara menggeber-geber secara bolak-balik.
Para pelaku tawuran tersebut menurut Anita membawa senjata tajam berupa kelewang, tombak, balok, panah bahkan ada yang mempunyai senjata api.
Termasuk membawa kembang api, setelah dibakar lalu diarahkan ke arah lawan.
“Mereka bawa parang, tombak, balok, panah, kembang api yang besar itu juga,” ujar Anita.
Tawuran yang berlangsung sejak Sabtu Malam, kata Anita, bahkan berlanjut Minggu hingga Pagi. Pukul 08.WIB, sekelompok orang masih ada yang membawa pedang.
Menurut Anita, akibat tawuran tersebut ada satu orang warga Desa Cinta Rakyat, Percut Sei Tuan. Pada Pukul 08.00 WIB Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Joko sekitar Saentis.
Kemudian dari Rumah Sakit Joko dilarikan ke Rumah Sakit Haji. Namun, pada saat perjalanan, korban dinyatakan meninggal dunia.
“Mau dibawa ke Rumah Sait Haji, tapi ninggal di perjalanan tadi pagi jam 8. Kalau enggak salah, Eko gitu namanya,” ujar Anita.
Sementara satu orang lainnya, menurut Anita masih menjalani perawatan pasca kritis dianiaya.
Biasanya, mereka ribut karena adu gengsi. Menurut Anita, pelaku tawuran tersebut masih sesama warga yang tak berjauhan.
Warga lainnya, Ibu Cenel mengatakan, pada saat terjadinya tawuran, jalanan sampai penuh sesak. Termasuk lapangan bola penuh terisi oleh orang-orang yang melakukan tawuran.
Sumber : tribunnews.com