mimbarumum.co.id – POCO sebuah perusahaan brand teknologi melalui salah satu lini produknya mendorong adopsi teknologi 5G di Indonesia.
POCO M3 Pro 5G mereka klaim sebagai produk yang memiliki kemampuan dual G yang memungkinkan pengguna semakin cepat mengakses internet di wilayah-wilayah cakupan jaringan 5G super cepat.
Andi Renreng, selaku Head of Marketing POCO Indonesia dalam siaran persnya menyebutkan perihal tren digital di Indonesia khususnya pada kalangan anak muda yang semakin menguat.
Hal itu, katanya terindikasi dari semakin banyaknya populasi pengguna internet di Indonesia. Seperti yang dilansir dari we are social, pengguna internet di Tanah Air mencapai 204,7 juta per Januari 2022, melonjak pesat 54,25 persen dibandingkan 5 tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan populasi penduduk, penetrasi internet di Indonesia pun meningkat pesat mencapai 73,7 persen dibandingkan 50 persen di tahun 2018.
“Seiring perkembangan yang ditunjukkan oleh tren tersebut, POCO menyadari adanya kebutuhan akses internet yang semakin cepat,” ucapnya.
Alasan itu perusahaannya merilis smartphone 5G dengan harga ekstrem, seperti POCO M3 Pro 5G, yang memungkinkan teknologi terkini seperti 5G dapat dinikmati oleh kalangan luas.
Berikut ini beberapa pembeda jaringan 5G terhadap 4G yang menjadi alasan penting bagi pengguna internet saat ini.
Kecepatan akses Internet
Kecepatan tertinggi 4G tercatat hingga 100 Mbps, meskipun rata-ratanya di kisaran 35 Mbps. Terpaut jauh dari 5G yang mampu mencapai kecepatan hingga 10 Gbps dengan rata-rata pemakaian umum hingga 3 Gbps.
Namun begitu terdapat lonjakan kecepatan hingga 100 kali lipat jika dibandingkan antara kedua jaringan tersebut.
Latensi
Latensi menjadi hal yang penting bagi orang-orang dalam menggunakan berbagai aplikasi atau perangkat yang terhubung dengan jaringan internet.
Latensi merupakan skala waktu yang dibutuhkan dalam transmisi data ke perangkat. Semakin rendah waktu yang dibutuhkan makan semakin rendah delay saat mengakses internet.
Jaringan 4G memiliki latensi sekitar 50 ms, sedangkan pada jaringan 5G bisa mengurangi latensi hingga 1 ms.
Dengan jaringan 5G, pengguna bisa lebih banyak menggunakan aplikasi dan lebih banyak menggerakkan perangkat dari jarak jauh secara real-time, dengan pemrosesan data dan perintah lewat cloud.
Bandwidth
Lebar pita atau bandwidth yang lebih besar menjadi keunggulan 5G dibandingkan 4G. Hal ini karena 5G menggunakan spektrum atau frekuensi radio yang lebih lebar.
5G bisa beroperasi pada spektrum tinggi (mmWave) antara 30 GHz hingga 300 GHz, sementara 4G berada di lebar pita yang lebih sempit, yaitu 600 MHz hingga 2,5 MHz.
Cakupan wilayah
Jika dibandingkan cakupan 4G yang sudah relatif merata, hal yang masih menghambat pertumbuhan penggunaan 5G adalah cakupan wilayah yang masih terbatas di beberapa titik di kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Surabaya, Denpasar dan Medan
Kabar baiknya, pemerintah juga telah menetapkan rencana pengembangan 5G pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 2 Tahun 2021.
Salah satu rencana yang menjadi sorotan adalah pengembangan 5G di seluruh ibukota provinsi di pulau Jawa dan lima destinasi wisata yang menjadi prioritas tertinggi.
“Hal ini membuat kehadiran ponsel berteknologi 5G menjadi relevan dan bersifat future-proof,” ucapnya.
Reporter : Ngatirin/rel