mimbarumum.co.id – Data BPS menunjukkan cabai mampu sebabkan inflasi hingga 0,20 persen pada Juni 2019.
Harga cabai di Indonesia memang fluktuatif. Salah satu penyebabnya, karena cabai adalah komoditas musiman yang mudah rusak. Petani harus cepat menjual hasil panen jika tak mau cabainya membusuk. Kondisi ini kerap dimanfaatkan pengepul untuk menekan harga cabai.
“Dengan tema #MoveOnUKM, kita kerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) dan Disperindag Deliserdang mengadakan pelatihan pengolahan cabai,” ujar Manejer dan Komunikasi & CSR MOR I Pertamina Roby Hervindo pada pembukaan pelatihan di Dusun Jogja, Desa Sidodadi Rumania, Deliserdang, kemarin.
Lewat pelatihan ini, dikatakan Roby, petani dapat mengolah cabai menjadi produk bernilai tambah, misalnya sambal kemasan. Pelatihan empat hari tersebut diikuti oleh kelompok petani cabai mitra binaan program kemitraan (PK) Pertamina. Dana bergulir PK yang dikucurkan untuk kelompok ini mencapai Rp1,4 miliar.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Deliserdang, Ramlan Refis ingin pelatihan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani cabai.
“Ini kesempatan baik bagi petani, maka manfaatkanlah dengan optimal. Kami juga mengapresiasi Pertamina MOR I yang menginisiasi pelatihan,” tutur Refis.
Ke depan, ia berharap kerja sama pengembangan UKM bersama Pertamina dapat meningkat.
Kepala BBP Mektan, Agung Prabowo memuji sumber daya alam dan manusia di Deliserdang.
“Saya tidak menyangka bahwa Deli serdang juga sebagai sentra cabai. Melalui mekanisasi pertanian, kita dapat memberdayakan para istri petani untuk mengolah cabai jadi produk bernilai tambah,” kata Agung.
Mengulik data Kementerian Perdagangan, Sumut merupakan penghasil cabai terbesar ke dua Indonesia sebesar 17,9 persen.
Kelompok petani cabai mitra binaan Pertamina, Juli Tani, punya 105 orang anggota. Saat ini lahan seluas 32 hektar dimanfaatkan menanam cabai. Bantuan PK Pertamina, dimanfaatkan kelompok tani untuk membeli 1.600 ekor kambing dan peralatan produksi cabai. (ml)