Rabu, Juli 3, 2024

Permintaan Ekspor Turun, Karena Hal Ini BI Yakin Sumut Tetap Tumbuh

Baca Juga

mimbarumum.co.id – Hasil liaison BI mengkonfirmasi adanya penurunan permintaan ekspor dan domestik di Sumut dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi akibat kenaikan biaya bahan baku dan energi.

“Kinerja ekspor diprakirakan sedikit tertahan sejalan dengan termoderasinya harga komoditas utama dan kecenderungan turunnya permintaan akibat resesi di negara tujuan ekspor,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumateran Utara (Sumut) Doddy Zulverdi, Rabu (25/1/2023) sore.

Meski begitu, sambungnya, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional, kinerja ekonomi Sumut tetap tumbuh. Beberapa indikator ekonomi pendukungnya seperti peningkatan Indeks Penjualan Riil yang mengindikasikan tetap kuatnya aktivitas perdagangan dan dunia usaha.

Selain itu, mobilitas juga tetap tinggi yang tercermin dari perkembangan penumpang angkutan udara yang terus meningkat.

“Survei kegiatan dunia usaha juga menunjukkan peningkatan, terutama pada beberapa LU utama seperti Industri Pengolahan, Perdagangan dan Transportasi,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Doddy menjelaskan secara tahunan, inflasi gabungan Sumut pada Desember 2022 mencapai 6,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Nasional (5,51%, yoy) & sedikit lebih rendah dibandingkan Sumatera (6,14%, yoy).

Kondisi ini, tuturnya, didorong oleh peningkatan harga bahan pangan. Antara lain tomat, cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 5 kota di Sumatera Utara pada Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,50% (mtm), berbalik arah dibandingkan dengan Oktober 2022 dan November 2022 yang mencatatkan deflasi masing-masing sebesar -0,51% (mtm) dan -0,13% (mtm).

Selain itu, seluruh kota IHK di Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi sebesar 1,79% (mtm) terjadi di Kota Gunung Sitoli.

Doddy menjelaskan dibandingkan bulan sebelumnya, tingkat inflasi gabungan Sumut per Desember 2022 mencapai 6,12% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan November 2022 yang mencapai 5,03% (yoy).

Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi Desember 2022 terutama disumbangkan oleh kelompok Volatile Food (VF) yang mencatatkan andil inflasi sebesar 1,29% (mtm).

Adapun kelompok Core Inflation (CI) dan Administered Prices (AP) juga mencatatkan andil inflasi sebesar 0,14% (mtm) dan 0,07% (mtm).

 

Reporter : Siti Amelia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ketua PN Jakarta Barat Dahlan Lantik Pranata Keuangan APBN

mimbarumum.co.id - Ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat Dr. Dahlan, SH, MH melantik Tri Handayani sebagai Pranata Keuangan Anggaran...

Baca Artikel lainya