Permalukan Pelatih Biliar, Pengamat : Gubsu Edy tak Tahu Berterimakasih

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan “mempermalukan” mengusir pelatih biliar Coki Aritonang, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021).

Penyerahan bonus ini diselenggarakan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur di Medan itu, menjadi perhatian publik, karena videlnya viral di media sosial.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Komunikasi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Dr. Anang Anas Azhar, mengaku prihatin terhadap gaya dan komunikasi Gubsu Edy, kembali berulah dan menuai polemik.

“Tak sepantasnya seorang pemimpin bersikap seperti itu. Apalagi yang dijewer dan dipermalukannya itu merupakan pendukungnya pada pencalonan Pilgubsu yang lalu, hingga mampu menduduki kursi Gubsu,” kata Anang Anas Azhar menjawab Koran Mimbar Umum melalui telepon selularnya di Medan, Rabu (28/12/2021).

- Advertisement -

Sebab, berdasarkan informasi yang diperoleh Koran Mimbar Umum, Khairuddin Aritonang atau akrab disapa Coki Aritonang ini disebut-sebut merupakan pendukung bahkan tim sukses pasangan Cagubsu dan Cawagubsu Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah pada Pilgubsu tahun 2018. Coki Aritonang pada masa itu juga diketahui menjabat sebagai Sekretaris DPD KNPI Kota Medan yang dipimpin El Adrian Shah, yang merupakan keponakan Muda Rajekshah.

Selain itu, Coki Aritonang juga diketahui merupakan kader salahsatu ormas pemuda di Sumut yang juga masih dipimpin keluarga Wagubsu Musa Rajekshah.

“Melalui kejadian ini semakin membuktikan bahwa Edy Rahmayadi benar-benar bukan seorang politisi. Sebab seorang politisi itu biasanya selalu ingat akan jasa para pemilih dan pengikutnya. Dia benar benar birokrat murni yang berasal dari militer,” kata Anang.

Anang menjelaskan, sosok Edy Rahmayadi yang merupakan birokrat murni dari TNI, sudah tidak heran bila melihat sikapnya yang senantiasa bawaannya emosional.
“Melihat orang yang tidak tunduk dan menghormatinya dia menanggapinya dengan emosional. Sorang pemimpin tidak boleh seperti ini,” tegas Anang yang merupakan mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumut ini.

“Seorang pemimpin itu harus memiliki adab dan akhlak yang kuat. Seorang pemimpin itu seharusnya lebih bijaksana dalam berkomunikasi dan berhadapan dengan yang dihadapinya,” katanya.

Apalagi, lanjut Anang, ika melihat progres kinerja yang dilakukan Gubsu Edy saat ini. “Dimana kita lihat disana sini khususnya infrastruktur masih belum memuaskan bahkan masih kacau balau disana sini,” katanya.

Reporter : Djamaluddin

 

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Kendaraan Listrik Tak Perlu Khawatir Melintas di Jalan Tol, Kini Ada Tempat Ngecas

mimbarumum.co.id - Para pengendara yang melintas di ruas jalan tol khususnya Medan KualanamuTebingtinggi MKTT), kini tak perlu lagi khawatir...