Peringatan Hari Kartini 21 April: Mengenang Sosok Syaikhah Hj Rangkayo Rahmah El Yunusiyah dari Sumatera Barat

Berita Terkait

Oleh: Abdul Aziz ST, Pemerhati Sejarah

mimbarumum.co.id – Tidak dapat dipungkiri bahwa Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu tanah kelahiran para ulama dan kyai.

Fakta sejarah, terbukti dengan lahirnya tokoh-tokoh agama terkemuka yang lahir di daerah tersebut.

Hal ini dikarenakan letak pulau Sumatera yang strategis, ditengah jalur sutra tempat persinggahan para pedagang Islam dari Arab menuju China.

- Advertisement -

Di pulau Sumatera lah mereka singgah bahkan menetap serta melahirkan para pemuda, pemudi cerdas yang pandai agama. Salah satu diantaranya adalah ” Hj Rangkayo Rahmah El Yunusiyah”.

Rahmah El Yunusiyah seorang tokoh pendidikan dan pejuang Islam wanita dari Sumatera Barat, lahir di Padang Panjang tanggal 29 Desember 1900 serta wafat di tempat yang sama pada 26 Februari 1969.

Beliaulah pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang Panjang yang merupakan perguruan tinggi wanita Islam pertama di Indonesia, serta pelopor berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sumatera Barat.

Rahmah El Yunusiyah sejak kecil haus akan ilmu pengetahuan, ia belajar dan mendapat bimbingan dari kakaknya Zainuddin Labay El Yunusi bahkan berguru dengan Haji Abdul Karim Amrullah (orang tua HAMKA).

Usaha dan cita-cita Rahmah dalam bidang pendidikan bagi kaum wanita di dasarkan bahwa kaum wanita Indonesia harus memperoleh kesempatan dalam menuntut ilmu untuk dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ini bertujuan agar kaum wanita
menjadi ibu pendidik yang cakap, dan bertanggung jawab kepada kesejahteraan tanah air.
Hal tersebut diwujudkannya dengan mendirikan Diniyah Putri.

Cikal bakal berdirinya Diniyah Putri awalnya Rahmah mendirikan madrasah pada tanggal 1 November 1923, kebanyakan muridnya adalah ibu-ibu muda.
Perhatian Rahmah El Yunusiyah untuk kaumnya tidak pernah pudur (padam) demikian dikatakan Abdul Aziz, ST Anggota Komisi Siyasah, Syari’ah dan Kerjasama Antar Lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, kepada Awak Media.

Ia mengemukakan jasa seorang Rahmah el Yunusiyah tidak dapat dilupakan begitu saja apalagi momen Peringatan Hari Kartini.

Menurut Aziz, Rahmah memiliki prinsip dan sikap yang teguh, tidak bisa ditawar-tawar.
Terbukti ketika Belanda menawarkan bantuan kepada Madrasah Diniyah Putri dengan syarat harus berada dibawah kontrolnya, ia menolak dengan tegas.
Dengan alasan tidak ingin sistem pendidikannya di belokkan oleh Belanda.

Hal yang menonjol dari Rahmah adalah sikap tanggung jawab, ia bukan saja memikirkan kemajuan pendidikan muridnya namun juga keselamatan mereka.

Pada saat tentara Jepang masuk ke Indonesia, beliau
mengungsikan seluruh muridnya serta menanggung semua keperluannya hidup para murid-muridnya.

Tragedi 25 Desember 1944 Peran Seorang Rahmah El Yunusiyah

Peristiwa tanggal 25 Desember 1944 terjadi tragedi kecelakaan kereta api yang terparah di Indonesia pada zaman kolonial di Lembah Anai, peristiwa itu kini hampir jarang disebut tertimbun dalam ingatan, dan terlupakan namun tidak dalam sejarah!.

Kisah pilu ini menorehkan rintihan serta tangisan yang amat mendalam, 200 orang kehilangan nyawanya serta ratusan lainnya mengalami luka-luka, ditambah sulitnya proses evakuasi serta medan yang berat, menambah rintihan tangisan itu.

Namun siapa menyangka dibalik kisah sedih itu terselip kebaikan dari sang reformer Pendidikan Islam, yaitu Hj Rangkayo Rahmah El Yunusiyah pada peristiwa berdarah tersebut ia berkata:

“Bawa dunsanak -dunsanak kami itu kesini, Diniyah Putri saya jadikan rumah sakit sekarang, kalian semua adalah anak-anakku, siapkan tempat tidur, kasih bantal, selimut, kembangkan tikar dimana saja di ruang kelas ini.

Tuhan memanggil kita menolong sesama, demikian yang dikatakan oleh Hj Rangkayo Rahmah El Yunusiyah, pendiri Diniyah Putri, Padang Panjang.

Beliau bukan dokter tapi ia belajar ilmu kedokteran dari 3 dokter handal Minangkabau.

“Bawa mereka ke sekolah Etek Amah! “perintahnya.

Selang beberapa lama korban-korban kecelakaan tersebut datang satu persatu, pada waktu itu iringan panjang nyaris tak putus, memanggul korban kecelakaan untuk dibawa dan mendapat pertolongan di Diniyah Putri.

Rumah Sakit darurat yang di inisiasi oleh Rahmah akhirnya penuh, sebagian korban juga dilarikan ke Padang dan Bukit Tinggi untuk menjalani perawatan.
Bagi korban yang meninggal dimakamkan dalam satu liang di tanah milik seorang ulama, Syech Adam di Padang Panjang.
Di kota ini ada pandam pekuburan semacam pemakaman umum untuk orang yang bukan penduduk asli disebut Pakuburan Makam Pusaro Dagang.
Siapa saja orang rantau yang meninggal dimakamkan di Pusaro Dagang ini.

Bahkan Syech Adam yang sangat dihormati itu menyuruh semua korban yang meninggal untuk dimakamkan disana.

Selain sebagai pahlawan kemanusiaan cita-cita Rahmah tidak bergeser tentang kemajuan pendidikan.

Dibawah kepemimpinannya Diniyah Putri berkembang pesat.
Keberhasilan lembaga ini mendapat perhatian dan pujian dari berbagai tokoh pendidikan, pemimpin nasional, politikus, dan tokoh agama baik dari dalam maupun luar negeri.
Terbukti pada tahun 1957 Rahmah El Yunusiyah memperoleh gelar Syaikhah dari Senat Guru Besar Universitas Al-Azhar Mesir.
Gelar itu belum pernah dianugerahkan kepada siapapun sebelumnya.

Banyak dari kita mungkin tidak mengenal sosok Rahmah perempuan tangguh, namun ia adalah perempuan yang pendiam.

Dalam buku ‘Hajjah Rahmah el Yunusiyah dan Zainuddin Labay el Yunusi, dua bersaudara tokoh pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia : Riwayat hidup, cita-cita, dan perjuangannya’ karangan Haji Aminuddin Rasyad pada 1991, Rahmah dikenal sebagai gadis pendiam dan pemalu karena jarang bergaul dengan teman-temannya.
Ketiadaan ayah membuat Rahmah banyak memikirkan dan menyelesaikan sendiri urusannya.

Berkat jasa-jasanya, pemerintah Indonesia menganugerahi Rahmah tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana secara anumerta pada 13 Agustus 2013.

Kita sadar…
Suatu hari nanti, kita hanya akan menjadi kenangan bagi sebagian orang.
Dari itu teruslah berbuat baik agar kita menjadi kenangan yang indah buat mereka.
Teruslah memanfaatkan waktu yang Allah sediakan buat kita untuk menuai kebaikan.(*)

 

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

Adu Jotos di Toilet DPRD Medan, David Roni Ganda Sinaga Terancam PAW

mimbarumum.co.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Hasyim, menilai peristiwa perkelahian antara David Roni Ganda Sinaga (PDIP) dan...