mimbarumum.co.id – Sri Cahyo Wahyuni, Spi, seorang pengamat sosial dan politik dari Komunitas Muslimah Peduli Keluarga dan Generasi, menilai gerakan people power saat ini rawan dengan adanya pembajakan kepentingan.
“Itu tanpa visi dan pemimpin yang jelas. Rawan pembajakan bahkan berpotensi menimbulkan kekacauan, perusakan hak milik umum, konflik horizontal hingga pembantaian sesama umat Islam,” ucapnya Selasa (21/5/19) saat menggelar diskusi dengan awak media/jurnalis perempuan di Medan.
Wanita itu salah satu nara sumber pada acara bertema ‘Media Katalisator Perjuangan Islam’ yang diselenggarakan di Angkringan Ayam Bakar Wong Solo, Jalan Gajah Mada Medan.
People power diakuinya muncul karena rakyat menganggap bahwa pemerintahan saat ini gagal dalam menyejahterakan rakyat. Namun dia tidak sepakat jika people power itu dianggap sebagai sebuah solusi.
Pada bagian lain diskusi, Sri Cahyo Wahyuni memaparkan tentang peran strategis media. “Bahwa media menjadi pilar keempat dalam sistem demokrasi, setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif,” ucapnya.
Media menurutnya memiliki andil dalam sebuah perubahan peradaban masyarakat sehingga dia berharap para jurnalis memaksimalkan potensi itu untuk membawa negeri ini keluar dari berbagai persoalan yang melilit negeri ini. Mulai dari persoalan politik, ekonomi, sosial hingga keamanan.
Secara khusus, Wahyuni juga memaparkan perihal peran seorang perempuan/muslimah dalam perpolitikan, yakni bagaimana membawa kesadaran politik di tengah-tengah umat.
“Karena kita muslimah, maka kesadaran politik yang kita bangun adalah kesadaran politik Islam,” ucapnya.
Alasan itu, maka seorang muslimah harus terjun ke tengah-tengah umat, mengedukasi umat tentang apa itu Islam. Mulai dari akidah kemudian kosnsekuensi akidah itu seperti apa.
Wahyuni mengatakan, akidah Islam sesungguhnya melahirkan aturan-aturan yang berguna untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah kehidupan.
“Ada aturan dan solusinya di dalam Islam. Dan ini yg kita sampaikan di tengah-tengah umat. Itulah peran kita,” kata Yuni. (yf)
