Pemulihan Ekonomi Sumut Berlanjut

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Doddy Zulverdi mengatakan, di tengah tingginya ketidakpastian global, pemulihan ekonomi Sumatera Utara tahun 2022 terus berlanjut secara gradual dengan sumber pertumbuhan yang lebih berimbang. Kinerja konsumsi dan ekspor terus menguat. Membaiknya kondisi pandemi mendorong peningkatan mobilitas sehingga turut menopang peningkatan kinerja Lapangan Usaha utama.

“Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga sehingga turut mendukung pemulihan ekonomi. Kondisi ini tercermin dari tingkat Loan-to-Deposit Ratio dan kinerja kredit yang meningkat dengan kualitas kredit yang terjaga,” kata Doddy Zulverdi pada acara “Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara 2022” di Medan, Rabu (30/11/2022).

BI melansir, Doddy menyebutkan, perkembangan inflasi di pertengahan tahun 2022 sempat diwarnai peningkatan tekanan harga dari komoditas volatile food. Namun, sinergi Bank Indonesia bersama Pemerintah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dapat meredam gejolak inflasi tersebut.

Meskipun demikian, inflasi pada akhir tahun tetap tinggi dan berada di atas sasaran inflasi nasional 3,0%±1% sejalan dengan meningkatnya ekspektasi inflasi, second round effect kenaikan harga BBM bersubsidi, serta kenaikan harga komoditas global. Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan moneter serta koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

- Advertisement -

Sepanjang tahun 2022, kata Doddy, pihaknya juga terus meningkatkan sinergi dan inovasi bersama dengan stakeholder dalam mendorong dan memperkuat pemulihan ekonomi. Program pengembangan ekonomi, investasi, UMKM, ekonomi kreatif dan ekonomi syariah terus dilakukan, diantaranya melalui kegiatan TPID, GNPIP, NSI Day, Karya Kreatif Sumatera Utara, Road to FEKDI, dan Road to Fesyar.

Selain itu, pihaknya juga menyelenggarakan The 3rd Sumatra Economic Summit (Sumatranomics) untuk menggali ide dan rekomendasi kebijakan bagi Bank Indonesia dan Pemda dalam mendorong perekonomian Sumatera Utara.

Penguatan dan akselerasi di bidang sistem pembayaran terus ditingkatkan melalui Program 15 Juta Pengguna Baru ORIS (Ouick Response Code Indonesian Standard) yang telah tercapai 957 ribu (97,74%). Program ini merupakan penguatan Program ORIS tahun sebelumnya yang menyasar pada merchant, yang saat ini telah mencapai 922 ribu merchant.

Penguatan kelembagaan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sumatera Utara terus dilakukan. Pada Semester I 2022, jumlah Pemda yang berada pada kategori digital meningkat dari 19 Pemda menjadi 25 Pemda.

Bank Indonesia terus memperluas implementasi BI-FAST sehingga terwujud layanan transfer dana yang CeMuMuAH (Cepat, Murah, Mudah, Aman dan Handal). Hingga saat ini, terdapat 106 Peserta BI-FAST secara nasional, dengan 65 Bank diantaranya berada di Sumatera Utara.

“Kami juga terus mendorong Kampanye Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah untuk menjaga kualitas serta ketersediaan Uang Rupiah, khususnya menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru,”uar Doddy.

Dengan perkembangan terkini Doddy meyakini bahwa perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2022 diprakirakan terakselerasi dalam kisaran 4,1% – 4,9%, lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 2,6% (yoy).

Pada tahun 2023, potensi penguatan ekonomi Sumatera Utara masih tetap ada dan diprakirakan tetap tumbuh di kisaran 3,9%-4,7%. Namun, berbagai risiko masih membayangi dan perlu direspon secara tepat.

Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi rumah tangga Doddy prakirakan tetap kuat ditopang oleh mobilitas yang tetap tinggi. Konsumsi pemerintah diprakirakan menguat seiring meningkatnya pagu anggaran belanja daerah.

“Investasi swasta diprakirakan tumbuh terbatas seiring realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tidak setinggi tahun 2022. Kinerja ekspor diprakirakan tetap tumbuh meski tidak sekuat tahun 2022 akibat perlambatan ekonomi global,”ucap Doddy.

Kemudian, kinerja lapangan usaha utama diprakirakan tetap tumbuh positif, sejalan dengan situasi pandemi yang kian kondusif. Beberapa sektor seperti industri pengolahan, konstruksi, perdagangan serta pertanian diprakirakan tetap kuat seiring dengan upaya pemerintah daerah untuk terus mendorong produktivitas.

Laju inflasi Sumatera Utara 2023 Doddy prakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya seiring membaiknya rantai pasokan global dan produksi bahan pangan strategis. Sinergi kebijakan yang erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, diantaranya melalui penguatan implementasi GNPIP, diharapkan dapat membawa inflasi kembali ke dalam sasarannya pada paruh pertama tahun 2023.

Terkait sistem pembayaran, kegiatan sosialisasi dan edukasi akan terus dilakukan untuk meningkatkan akseptasi sistem pembayaran digital masyarakat sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Percepatan dan perluasan elektronifikasi transaksi pemerintah terus dilakukan sesuai dengan peta jalan dan rencana aksi TP2DD. Di samping itu, percepatan digitalisasi dan globalisasi UMKM serta pengembangan ekonomi syariah perlu menjadi fokus ke depan.

Dengan melihat perkembangan terkini, Doddy yakin bahwa prospek ekonomi Sumatera Utara ke depan tetap kuat. Namun, kita tetap perlu mewaspadai beberapa tantangan.

Pertama, ketidakpastian global yang berisiko menimbulkan resesi perlu dicermati oleh dunia usaha. Kesiapan industri domestik dalam merespons permintaan perlu menjadi perhatian. Aspek daya saing dan digitalisasi perlu terus didorong dalam rangka memperkuat resiliensi UMKM dan mendukung pengembangan ekonomi syariah.

Kedua, risiko gangguan sisi supply yang dapat menekan inflasi domestik. Untuk itu, peningkatan produksi komoditas pangan perlu menjadi perhatian. Perluasan KAD dan penguatan infrastruktur diperlukan untuk mendukung kelancaran distribusi dan menjaga ketersediaan pasokan.

Ketiga, koordinasi antar provinsi dengan kabupaten dan kota perlu didorong untuk menciptakan aglomerasi industri dan hilirisasi guna mendorong peningkatan ekonomi daerah yang lebih besar.

Keempat, infrastruktur ekonomi hijau masih perlu dikembangkan. Pembangunan yang seimbang dengan tetap mengedepankan aspek lingkungan diperlukan untuk mendukung implementasi peta jalan ekonomi hijau yang telah dicanangkan pemerintah.

Dengan tantangan tersebut, Doddy menyatakan, kita perlu memperkuat sinergi membangun optimisme pemulihan ekonomi. Untuk itu, berbagai strategi penguatan perlu dilakukan.

Pertama, upaya hilirisasi industri perlu ditingkatkan untuk menciptakan ekspor komoditas yang bernilai tambah lebih tinggi.

Kedua, mendukung terciptanya aglomerasi industri melalui penguatan regulasi dan iklim investasi, diantaranya dengan mendorong implementasi Online Single Submission-Risk Based Approach (OSS-RBA), peningkatan insentif, dan promosi investasi melalui North Sumatra Invest (NSI).

Ketiga, mendorong pengembangan ekonomi dan pembiayaan hijau melalui pemberian insentif pembiayaan. Penguatan aspek regulasi dan anggaran disertai adanya kemudahan perizinan diharapkan dapat melahirkan proyek berbasis hijau di Sumatera Utara.

Keempat, respons bauran kebijakan moneter serta koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi di Sumatera Utara perlu terus diperkuat. Hal ini dapat dilakukan melalui optimalisasi anggaran Pemda, serta sinergi dan kolaborasi melalui GNPIP dalam upaya pengendalian inflasi berbasis 4K.

Kelima, seluruh pihak di Sumatera Utara perlu terlibat aktif dalam mendorong tumbuhnya sektor ekonomi kreatif sejalan dengan pesatnya transformasi ekonomi dan keuangan digital ke depan.

Keenam, mendukung peningkatan transaksi nontunai sesuai dengan guideline percepatan dan perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). Kami berharap program perluasan digitalisasi daerah dapat semakin terakselerasi seiring dengan telah disusunnya peta jalan dan rencana aksi TP2DD serta implementasi dan akseptasi ORIS yang kian masif.

“Mari kita perkuat ketahanan dan kebangkitan perekonomian melalui peningkatan sinergi dan inovasi yang lebih baik lagi di tahun 2023. Kami, Bank Indonesia, senantiasa terbuka untuk bekerja sama dengan seluruh pihak agar dapat berkontribusi membangun ekonomi Sumatera Utara yang lebih baik serta turut mendukung pencapaian visi menuju Indonesia Maju,”ucap Doddy.

Dalam pertemuan itu hal serupa juga disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Ibrahim. Beliau menjelaskan perekonomian Sumatera Utara diprakirakan mengalami akselerasi pada tahun 2022 dalam kisaran 4,1% – 4,9%, lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 2,6% (yoy).

“Ke depan, potensi penguatan ekonomi Sumatera Utara masih berlanjut. Pada tahun 2023, situasi pandemi diprakirakan terus membaik sehingga turut mendukung perbaikan perekonomian domestik,” sebut Ibrahim.

Begitupun, perbaikan tersebut masih dibayangi berbagai risiko yang bersumber dari berlanjutnya konflik geopolitik serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Dari sisi permintaan, kinerja konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap kuat ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Kinerja lapangan usaha utama juga terus mengalami pertumbuhan yang positif. Laju inflasi Sumatera Utara pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya didukung perbaikan rantai pasokan global dan produksi bahan pangan strategis.

Kemudian sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasarannya pada paruh kedua tahun 2023.

Terkait sistem pembayaran, Ibrahim menjelaskan, perluasan implementasi digitalisasi sistem pembayaran terus didorong sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Tingkat keyakinan masyarakat terhadap perbaikan kinerja ekonomi Sumatera Utara ke depan masih tetap tinggi. Namun, di tengah tingginya optimisme tersebut, terdapat beberapa tantangan.

Pertama, dinamika perekonomian global yang dibayangi risiko stagflasi hingga resesi dapat berdampak pada perekonomian domestik. Kedua, potensi tekanan inflasi domestik yang tinggi terutama dari sisi supply.

Ketiga, koordinasi antar provinsi dengan kabupaten dan kota perlu didorong untuk memanfaatkan keterkaitan antar daerah dari sisi hulu ke hilir sehingga menciptakan aglomerasi industri. Keempat, masih terbatasnya pengembangan infrastruktur ekonomi hijau.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Sumatera Utara perlu memperkuat sinergi dan strategi membangun optimisme pemulihan ekonomi. Pertama, perlu adanya kesiapan industri agar lebih memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis dari negara pesaing.

Kedua, penguatan iklim investasi dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung terciptanya aglomerasi industri yang memberikan peningkatan multiplier effect terhadap perekonomian daerah. Ketiga, mendorong pengembangan ekonomi dan pembiayaan hijau.

Keempat, respons bauran kebijakan moneter serta koordinasi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta mitra strategis dalam Pengendalian Inflasi perlu terus diperkuat.

Kelima, Pemda dan pihak terkait di Sumatera Utara perlu mendorong peran sektor ekonomi kreatif sejalan dengan semakin pesatnya transformasi ekonomi dan keuangan digital kedepan. Keenam, mendukung peningkatan transaksi non-tunai sesuai dengan guideline percepatan dan perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

“Dalam mencapai upaya tersebut di atas, diperlukan sinergi lintas instansi yang kokoh dari berbagai pihak antara lain Bank Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, jajaran Forkopimda, OJK, Kantor Wilayah Kementerian Keuangan Provinsi Sumut, BPS, perbankan, serta seluruh pihak yang ikut mengawal pemulihan ekonomi daerah. Mari kita perkuat ketahanan dan kebangkitan perekonomian melalui peningkatan sinergi dan inovasi yang lebih baik lagi di tahun 2023. Bank Indonesia, senantiasa terbuka untuk bekerjasama dengan seluruh pihak agar dapat berkontribusi membangun ekonomi Sumatera Utara yang lebih baik serta turut mendukung pencapaian visi menuju Indonesia Maju,” harap Ibrahim.

 

Reporter : Siti Amelia

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Wakil Presiden Direktur PT AR : Pentingnya Komitmen Sektor Industri Bertransformasi Menuju Keberlanjutan

mimbarumum.co.id – PT Agincourt Resources (AR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe, menyampaikan pandangan tentang tantangan dan peluang menuju praktik...