mimbarumum.co,id – Pemerintah diharapkan melakukan campur tangan untuk menekan kampanye Lesbian, Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di negeri ini. Jika tidak, maka akan semakin banyak generasi bangsa ini yang rusak fikirannya.
“LGBT merupakan produk. Mengapa dikatakan demikian, karena adanya kepentingan di balik itu. Dan kepentingan itu, ujung-ujungnya uang,” kata Roxsana Devi Tumanggor, S.Kep., NS., M.Nurs.
Ia tampil sebagai pembicara dalam sebuah diskusi terbatas (Distas) yang digagas Pemerintahan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (Pema USU) pada Sabtu (6/4/19) di Amaliun Foodcourt, Medan.
Dia menyebutkan, saat ini kaum LGBT di Indonesia tengah menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Mereka secara sengaja menyerang pemikiran generasi muda bangsa ini.
Pemerhati itu menyebutkan “unjuk gigi” yang dilakukan kelompok LGBT bisa diaktegorikan sebagai bentuk perang pemikiran. “Perang pemikiran ini bisa merusak satu juta orang,” katanya.
Perang pemikiran, katanya bukanlah perang yang menggunakan senjata, meskipun perang senjata itu faktanya ada. Namun, perang yang sedang melanda negeri ini pada saat sekarang adalah perang pemikiran.
Untuk itu, katanya, perlu kehadiran negara untuk menyelamatkan generasi bangsa dari kerusakan pemikiran yang dilakukan oleh kelompok LGBT.
“Perlu adanya kebijakan negara yang bersifat menekan (LGBT),” ucap Devi sembari mengatakan perang ini tidak seharusnya hanya dilakukan oleh organisasi dan aktivis mahasiswa yang menolak LGBT.
Sementara itu, Ketua ‘Back to Muslim Identity Comunity’ Sumatera Utara mengharapkan tidak adanya gerakan mendukung LGBT di kampus-kampus.
Ia sangat menyayangkan jika di dunia penddikan, khususnya perguruan tinggi yang notabene merupakan tempat penggodokan generasi bangsa, tetapi justru fikirannya rusak karena keberadaan kelompok LGBT tersebut. (Yf)
