mimbarumum.co.id – Pemerhati Perkotaan, Ahmad Delyanur mengikuti pertemuan Webinar bertajuk Membangun Kota Medan yang Maju dan Inovatif, seperti mendengarkan jual beli.
“Ahli-ahli yang menjadi narasumber (Faisal Nadjar dan Muhammad Syafri Lubis) menjual smartcity, dan Bang Bobby membeli dengan program-program yang sudah disiapkannya. Kayak (seperti) gayung bersambut,” ucapnya kemarin.
Menurutnya, tujuan smartcity membuat semuanya lebih baik. Dari segi keuangan pelayanan, keamanan hingga kecepatan lebih baik. Kalau Medan bisa dibuat jadi smartcity, terangnya, tentu akan lebih menghemat anggaran pemerintah daerah.
Baca Juga : Dukungan AMAN Bertambah, Relawan Diperkuat Kelompok Komunitas
Dalam webinar yang diprakarsai 3S Institute ini, Bobby mengungkapkan 7 permasalahan yang menjadi hambatan perkembangan Kota Medan menuju smartcity, yaitu rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah kota Medan, terbukti dari rendahnya pemilih di kota Medan.
Lemahnya pendataan, memperlihatkan Pemko Medan belum bisa memberikan data akurat dan aktual pada warga. “Bisa dilihat saat pandemi Covid-19, banyak warga tidak mampu yang belum mendapatkan bantuan,” terangnya.
Kemudian permasalahan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, UMKM juga start-up, dan layanan publik. “Harusnya untuk menjadi kota metropolitan menuju smartcity, untuk digitalisasi 4.0, permasalahan-permasalahan fundamental ini bisa diselesaikan,” katanya.
Untuk menjadi samrtcity, imbuhnya sumber daya manusia harus menjadi digital talent. Ini penting agar apa saja infrastruktur yang dibangun bisa menyelesaikan masalah, bukan menjadi suatu masalah.
“Peran anak muda membangun creative hub penting. Bagaimana anak muda mewujudkan prestasi diri, harus ada tempat yang tepat harus disediakan, sehingga mereka bisa mengekspresikan diri. Dan kota yang menyediakan creative hub ini bisa menjadi kota pemenang,” tukasnya. (Rel)
Editor : Dody Ferdy