mimbarumum.co.id – Sejumlah kebutuhan untuk merayakan hari besar Imlek mulai diincar oleh masyarakat Tionghoa. Ini terlihat di Pasar Rame Jalan. M.H Thamrin, Pandau Hulu I, Medan Kota. Sejak pagi hingga sore, pengunjung terus berdatangan.
Pasar Rame yang berada di tengah kota itu memang tidak berbeda dengan pasar-pasar tradisonal lainnya di Medan. Hanya saja umumnya yang berbelanja di pasar itu adalah masyarakat beretnis Tionghoa. Karena itu, maka tatkala menjelang Hari Raya Imlek, maka pasar akan dipenuhi dengan aneka produk terkait ritual hari besar itu.
Pantauan Mimbar, sejumlah barang kebutuhan terkait Imlek, mulai dari kebutuhan sembahyang hingga aneka kue-kue khas Tionghoa sudah “membanjir”.
Muli, salah satu pedagang di pasar itu mengatakan jumlah pembeli sudah mulai ramai sejak 2 (dua) pekan lalu. Kebanyakan mereka, katanya membeli bahan-bahan sembahyang, seperti gula batu, kue bakul, nenas, kuaci dan labu.
Barang-barang itu, katanya memang sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa sehingga seakan wajib dimiliki saat menjalankan ritual ibadah pada hari raya Imlek.
“Harga masih standard saja, kayak tahun sebelumnya juga,” kata Muli memastikan tidk ada kenaikan harga yang signifikan atas barang-barang kebutuhan Imlek tersebut.
Muli sendiri, pada lapak dagangannya terlihat menjajakan kue bakul dengan beragam jenis ukuran, ada yang kecil dan ada juga yang besar, disesuaikan dengan permintaan.
Ia mengaku akan menyediakan kue bakul bukan hanya menjelang Imlek namun sampai 10 hari paska imlek.
“Kue bakul ini paling mentradisi, jadi hampir semua etnis Tionghoa membeli kue bakul, namun berapa banyak atau ukuran apa yang dibeli, semua tergantung kepada pembelinya, karena kemampuan pesembahyang berbeda,”paparnya sambil merapikan barang jualannya.
Pedagang lainnya, Marko mengaku saat ini pembeli kebutuhan Imlek sudah mulai ramai, hanya saja diakuinya tidak seramai tahun sebelumnya. Penjualan kali ini cukup merosot, kendati diakuinya tidak mengetahui apa penyebab merosotnya penjualan.
“Waduh tahun ini merosot kali, padahal 10 hari menjelang Imlek biasanya pembeli sudah sesak sekali, tahun ini jauh sekali menurun,” ungkap Marko.
Lebih lanjut, Marko menyatakan, yang paling banyak dicari pembeli diantaranya kue kering, gula batu, labu dan juga kue kue untuk sembahyang. Diakuinya kebanyakan kebutuhan Imlek di kedainya adalah titipan dari pelaku usaha UKM.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, selain kebutuhan sembahyang dan kue kering, angpau juga diincar para pembeli.
Dalam sehari penjual angpau bisa habis ratusan kotak. Dan motif angpau terlaris adalah motif babi tanah karena shio tahun ini adalah babi tanah.(ml)