Padanglawas, (Mimbar) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasukkan wilayah Kabupaten Padanglawas sebagai daerah yang rawan bencana alam. Pemerintah Pusat menyiapkan berbagai program untuk menurunkan risiko bencana.
“Memasuki musim penghujan dan curah hujan tertinggi yang diprediksikan terjadi pada bulan Januri 2017, posko-posko yang dibutuhkan dipastikan kesiapannya termasuk seluruh peralatan yang dibutuhkan,” kata Kepala BNPB Pusat, Laksamana Muda TNI Willem Rampangilei, Rabu (26/10).
Pimpinan tertinggi dalam intitusi penanggulangan bencana nasional itu hadir di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas dalam rangka kunjungan kerja bersama Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis.
Untuk jangka panjang, kata Kepala BNPB Pusat, pihaknya melakukan upaya mitigasi secara struktural seperti membuat bronjong dan menormalisasi sungai-sungai khususnya yang ada di Kabupaten Palas, sehingga apabila dimusim penghujan bahaya bencana bisa teratasi.
“Langkah yang tidak kalah pentingnya, kita memberikan pemahaman tentang ancaman bencana itu sendiri dan bagaimana upaya yang harus dilakukan apabila terjadi bencana dan jalan-jalan evakuasi kepada masyarakat,” ucapnya.
Laksamana Muda TNI Willem Rampangilei dalam keterangannya kepada wartawan juga menyebutkan tujuan kunjungan kerjanya ke salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Sumatera Utara itu juga dalam rangka mendapat masukan langsung, baik dari Pemerintah Daerah maupun masyarakatnya.
“Kita secara langsung mendengarkan apa yang menjadi permasalahan utama di Kabupaten Palas, sehingga nanti program-program yang akan kita buat dimasa mendatang sesuai dengan kondisi ril setempat dan yang dialami masyarakat,” sebutnya.
Dia menambahkan, mengingat saat ini di Kabupaten Palas sedang terjadi musim kemarau panjang, pihaknya berjanji pada tahun 2017 mendatang akan memberikan bantuan mobil tank air untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Bupati Palas H Ali Sutan Harahap (TSO) yang menyambut kunjungan kerja itu mengakui daerah yang dipimpinnya termasuk kawasan rawan bencana, terutama longsor, banjir, dan kebakaran lahan.
“Mengingat kondisi alam Palas yang dialiri sungai-sungai besar dan berbukit-bukit,” katanya yang menjadi salah satu penyebab kabupaten itu menjadi daerah rawan bencana.
TSO juga menyayangkan masih banyak masyarakat yang tetap berdomisili di daerah berpotensi terkena dampak bencana itu. (SH)