Pakkat Masih Primadona Saat Ramadhan

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Pakkat merupakan kuliner khas Ramadhan menjadi primadona saat ini. Terbukti disetiap penjual Pakkat kerap dipenuhi para pembeli. Seperti yang terlihat di jalan Letda Sujono Medan, hampir semua penjual di kawasan tersebut setiap harinya penuh pembeli.

Salah seorang penjual Pakat di Jalan Letda Sujono, Masdiah (41) warga Jalan Gambir 7 Pasar 8 Tembung, Kabupaten Deliserdang ini mengaku setiap hari ia harus mempersiapkan ratusan batang bahkan jika banyak barang seribuan batangpun bisa habis dalam sehari.

“Kalau banyak barang berapapun itu habis tiap hari, tapi karena saat ini hanya ada barang sekitar 400 batang ya itu sajalah yang kami jual dan tiap hari habis semua,” ujarnya.

Kata Masdiah, Pakkat kuliner asal Tapanuli Selatan tetapi saat ini penyuka Pakkat sudah dari berbagai etnis mulai Jawa, Padang, dan bahkan etnis Tionghoa juga mengincar kuliner yang memiliki cita rasa pahit dan sedikit kelat ini.

“Kalau dulukan yang mau mengkonsumsi ini orang Mandailing, tapi sekarang sudah semua etnis yang suka bahkan orang Tionghoa pun banyak yang membeli,” ungkapnya sambil membakar Pakat di atas pembakaran yang dimodifikasi terbuat dari drum minyak.

Masdiah yang mengaku berjualan Pakkat sejak 4 tahun lalu ini menyatakan Pakkat ini bukan hanya sekedar makanan tetapi juga memiiki khasiat bagi tubuh. Pakkat yang konon adalah pucuk bambu ini dapat menurunkan kolesterol dan membuat lambung lebih sehat saat menjalankan ibadah puasa.

“Pakkat ini buat sehat lambung, lagi pula dipercaya bisa menurunkan kolesterol,” ujarnya lagi.

Masdiah juga mengatakan Pakkat miliknya diperoleh langsung dari kampungnya di Kota Pinang oleh karena itu jumlah Pakkat yang diinginkannya terbatas padahal permintaan sangat tinggi.

Untuk memudahkan masyarakat mengkonsumsi Pakkat, setiap pembeli bisa memilih sendiri Pakkat yang diinginkan lalu dibakarkan langsung ditempat. Dan untuk sambalnya ia juga sudah menyediakan. Sambal cabe yang di mix dengan kecap asin dan bawang dan perasan jeruk nipis agar menimbulkan cita rasa bersensasi segar.

“Sebelumnya kita sediakan sambalnya juga tapi sekarang tidak, harga cabe merah mahal sampel Rp 80 ribu/kg jadi kita tidak buat untuk sementara,” akunya ini dari 3 anak ini.

Untuk bisa mencicipi kuliner yang unik ini hanya cukup  merogoh kantong Rp 10 ribu itupun sudah dapat 4 batang. Untuk sambal perporsinya hanya Rp 5 ribu/ bungkus. (Ml)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Disinyalir Sarat Praktik Monopoli, Lelang Pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa di PTPN 3 Disoal

mimbarumum.co.id - Meskipun digelar secara online melalui Integrated Procurement System (IPS), proses lelang tender pekerjaan pengadaan barang/ jasa di...