Optimisme Pasar Modal Tetap Bangkit Meski Pandemi

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Optimisme pasar modal tetap bangkit di tengah pandemi. Menjelang dua tahun periode pandemi Covid-19, Pasar Modal Indonesia masih mengalami dinamika sepanjang Semester I 2021.

Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Uriep Budhi Prasetyo menyebut Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal tahun 2021 sampai dengan 9 Agustus 2021 tumbuh sebesar 2,48 persen dari level 5.979,073 menjadi 6.127,456. Dibandingkan dengan IHSG pada awal tahun 2020 sampai dengan 7 Agustus 2020 yang mengalami
perubahan sebesar 18,34 persen. Yakni dari level 6.299,539 menjadi 5.143,893.

Ketua Panitia Pembukaan Perdagangan Dalam rangka 44 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia ini menjelaskan, aktivitas perdagangan saham di Bursa masih dalam kategori cukup baik yang tercermin dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) hingga 9 Agustus mencapai Rp13,24 triliun, dan rata-rata volume transaksi per hari telah mencapai 18,98 miliar saham.

“Selain itu, peningkatan dialami oleh frekuensi transaksi harian yang mencapai 1,25 juta kali atau lebih dari 84,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ucapnya dalam kegiatan Webinar bertema Sinergi Pasar Modal bagi Pemulihan Ekonomi, Selasa (10/8/2021).

- Advertisement -

Tercatat 28 Saham Baru

Dia bilang, di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) guna mencegah penyebaran Covid-19. Dari sisi supply PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan 9 Agustus 2021 berhasil mencatatkan 28 saham baru sekaligus menjadikan yang tertinggi di ASEAN.

“Dengan penambahan itu kini total emiten sebanyak 740 perusahaan,” ungkap Uriep.

Saham baru lainnya diikuti oleh 21 saham baru di Malaysia, 20 saham baru di Thailand, 5 saham baru di Singapura, dan 3 saham baru di Filipina. Selain itu, terdapat pula 3 Obligasi baru, 1 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, dan 1 Efek Beragun Aset (EBA) baru yang tercatat di BEI.

Pada 6 Agustus 2021, PT Bukalapak.com Tbk (kode saham: BUKA) resmi membuka lembaran sejarah baru bagi Pasar Modal Indonesia dengan tercatat di BEI sebagai Perusahaan Start-up Teknologi Unicorn pertama di Indonesia.

“Situasi pandemi Covid-19 juga ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi di Pasar Modal Indonesia,” kata Uriep.

Investor Pasar Modal Tumbuh Lebih dari 50 Persen

Dari sisi demand, jumlah investor Pasar Modal Indonesia yang tercatat pada KSEI per 6 Agustus 2021. Yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan surat utang telah bertumbuh lebih dari 50 persen. Yakni menjadi 5,8 juta investor dibandingkan akhir tahun 2020. Dari jumlah tersebut, 2,6 juta di antaranya merupakan investor saham.

Sementara itu, tambahnya, jika dilihat komposisi investor berdasarkan aktivitas transaksi per Juli 2021. Investor Ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar yakni mencapai porsi 59,1 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian. Sementara sisanya dimiliki oleh Investor Institusi.

“Hal ini meningkat dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Ini juga menunjukkan bahwa kebangkitan investor ritel yang tumbuh. Yaitu sejak tahun 2020 masih berlanjut hingga saat ini,” jelasnya.

Sedangkan Investor Syariah telah mencapai 100 ribu investor per akhir Juli 2021. Semua pencapaian ini merupakan kerja keras seluruh stakeholders. Terutama yang tetap memberikan kontribusi dalam memajukan Pasar Modal Indonesia.

Editor : Siti Murni

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Wakil Presiden Direktur PT AR : Pentingnya Komitmen Sektor Industri Bertransformasi Menuju Keberlanjutan

mimbarumum.co.id – PT Agincourt Resources (AR), selaku pengelola Tambang Emas Martabe, menyampaikan pandangan tentang tantangan dan peluang menuju praktik...