mimbarumum.co.id – Komunitas Ngobrol Buku mengadakan kegiatan bedah buku puisi Simulasi Sakratul Maut karya Titan Sadewo yang dihadiri puluhan peserta. Buku terbitan Gramedia tahun 2025 itu dibedah oleh 2 sastrawan Sumut, yakni Hasal Albana dan Juhendri Chaniago pada Sabtu (31/5/25) di Musperin II, Kota Medan.
Buku yang berjumlah 62 halaman itu merupakan karya kedua Titan yang sebelumnya membuat buku puisi Celakalah Orang-Orang yang Jatuh Cinta. Adapun kesamaan buku pertama dan kedua ini adalah sama-sama banyak menggunakan font-font acak yang menjadi ciri khasnya, alias abstrak.
Hasan Al-Banna dalam paparannya menyampaikan, Titan menulis puisi ini benar-benar sangat detail dan banyak menggunakan analogi yang menarik.
“Kita harus mendapatkan sesuatu dari yang dibaca. Bisa dari kebiasaan sehari-hari lalu dianalogikan supaya menarik,” ungkapnya.
Kemudian pembedah yang lain, Juhendri Chaniago mengatatakan, ada permainan tipografi seperti font huruf dan huruf yang ditebalkan.
“Secara kesadaran hanya penulis yang tahu maksudnya. Tapi kita tetap bisa mengetahuinya karena ada petunjuk-petunjuk,” katanya.
Lalu ia mengungkapkan kemenarikan puisi-puisi di buku Simulasi Sakratul Maut ini karena banyak menggunakan simbol, mau itu di cover, judul, atau isi puisinya.
“Puisi sebagai media ekspresif dan ini puisinya sangat ekspresif. Puisi ini ditulis sangat meluap-luap. Ungkapan itu masuk ke ranah filosofis,” ungkapnya
Juhendri juga mengatakan, Titan menggunakan dekontruksi untuk memainkan teks. Ia menyebutkan, penulis memporak-porandakan rima, suku kata, dan semua unsur.
“Barangkali dia membuat puisi ini sebagai karya desain grafis juga, bahkan masuk ke aspek spiritual. Barangkali dengan buku ini kita jadi tidak takut dari kematian,” tuturnya.
Reporter: Dzaky