mimbarumum.co.id – Dapat angin segar minyak goreng (migor) bakal tersalurkan merata pasca penemuan timbunan migor di salah satu gudang Deli Serdang, warga Binjai berharap ‘ketiban’ jatah. Sayangnya, hingga hari ini migor malah menghilang di Binjai.
“Payah kali mencarinya bang, kalau pun ada pagi-pagi sekali kita ke kedai itu pun dijatah pemilik kedai 1 liter paling banyak,” ujar Edy, pedagang gorengan di Binjai Selatan kepada awak Mimbar Umum, Selasa, sore kemarin. Itupun kualitas minyak curah, eceran per-liternya Rp 16 ribu.
Edy melanjutkan, siapa bilang minyak goreng sudah melimpah di pasar- pasar baik pasar modern maupun pasar tradisional. Terpantau beberapa hari belakangan ini, migor masih langka di kota Binjai.
“Gak betul tu pejabat- pejabat Sumut yang bilang minyak sudah ready dimana- mana. Bukti kan di Binjai ayok bapak pejabat coba ke Binjai lah. Lihat langsung ke pedagang eceran di kedai kedai sampah,” pinta Edy dengan nada sedikit emosi.
“Susah kali bang sekarang, kami yang memakai minyak goreng sebagai bahan usaha untuk menggoreng yang paling merasakan dampak langkanya migor,” tambah Edy lagi.
Sementara itu, ketika wartawan menelusuri ke pasar modern yang berada di lantai dasar Binjai Mal (dulu Binjai Super Mal), memang migor kemasan menghilang. Tak ada lagi di jual baik di rak maupun di kasir.
Beberapa ibu ibu sempat mempertanyakan keberadaan migor kepada petugas kasir dan pegawai Pasar Modern terbesar di Binjai itu. Namun di jawab sudah habis. “Tadi ada, tadi pagi sebentar aja habis,” ujar seorang kasir perempuan.
Namun tak berapa lama dua orang laki- laki yang berbadan tegap membawa beberapa kardus kotak besar berisi migor. Dan diumumkan kepada para pengunjung Hypermat untuk membeli Migor hanya boleh 1 liter atau satu kemasan saja. ” Hanya boleh 1 ya bapak ibu supaya yang lainnya kebagian,” ujar pegawai laki-laki tersebut.
Reporter : Burhan S
