Oleh: Latifah Aini
Mahasiswi KPI FDK UINSU
Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan tuntutan, seringkali kita melupakan kebutuhan untuk memberi diri kita waktu sendiri atau yang sering disebut sebagai “me time.”
Apakah itu beberapa menit di tengah hiruk-pikuk pekerjaan atau waktu yang dihabiskan sepenuhnya untuk diri sendiri. “Me time” memiliki peran penting dalam menjaga kesejahteraan mental dan emosional.
Artikel ini akan menggali lebih dalam mengapa me time diperlukan, mengidentifikasi manfaatnya, dan memberikan wawasan tentang bagaimana memberikan ruang bagi diri sendiri dapat meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Apa itu “me time”?
“Me time” atau waktu untuk diri sendiri adalah periode waktu di mana seseorang sengaja mengalokasikan momen untuk fokus pada kegiatan atau ketenangan pribadi. Ini dapat melibatkan aktivitas relaksasi, introspeksi, atau kegiatan yang memberikan kepuasan pribadi.
“Me time” bertujuan untuk memberikan istirahat dari tuntutan harian, merestorasi energi, dan memungkinkan seseorang untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional. Dalam intinya, “me time” adalah waktu yang diperuntukkan secara khusus bagi diri sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi.
“Me time” penting karena memberikan kesempatan bagi diri kita untuk meresapi ketenangan dan merestorasi energi. Dalam kehidupan yang penuh dengan tuntutan dan stres, “me time” menjadi waktu yang berharga untuk merenung, mendekatkan diri pada diri sendiri, dan mengurangi kelelahan mental.
Dengan memberikan diri kita momen istirahat, kita dapat meningkatkan kesejahteraan mental, meningkatkan kreativitas, serta membangun ketahanan terhadap tekanan sehari-hari. Apalagi akhir-akhir ini banyak sekali orang yang kesehatan mentalnya terganggu akibat dari kurangnya memahami diri sendiri sehingga berlarut-larut dengan permasalahan yang di hadapi.
Sesungguhnya kita semua membutuhkan waktu khusus ini. Kita sangat butuh waktu untuk mengurai diri sendiri. Kita butuh meluangkan waktu kita untuk memahami dan mengevaluasi hal-hal yang terjadi di hidup kita. Bukan tanpa alasan kenapa kita butuh “me time”, sebab disana kita menemukan diri kita, dan akan menyadari bahwa banyak hal yang tak terduga yang telah kita lakukan.
Kebutuhan akan “me time” timbul dari tuntutan kehidupan sehari-hari yang sering kali menuntut perhatian dan energi kita. Faktor-faktor seperti pekerjaan, kewajiban keluarga, dan aktivitas sosial dapat menciptakan stres dan kelelahan mental.
“Me time” menjadi penting sebagai cara untuk mengelola stres, merestorasi energi, dan menjaga keseimbangan emosional. Dengan memberi diri waktu untuk istirahat dan refleksi, kita dapat meningkatkan kualitas hidup, kreativitas, serta memperkuat kesejahteraan mental dan emosional.
Banyak kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan yang tanpa sadar kita melakukannya sehingga diri sendirilah yang menjadi korbannya. Namun tanpa kita sadari kita justru menyalahkan orang lain atas apa yang kita alami, padahal seharusnya hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengevaluasi diri kita sendiri.
Dengan demikian kita dapat menyikapi hidup dengan sebaik-baiknya. Yakni terus mengkualitaskan diri, mengkualitaskan amal, dan mengkualitaskan hidup agar menjadi lebih baik.
“Me time” memungkinkan kita dapat lebih mengenal diri kita dan bisa berdamai dengan diri sendiri. Apalagi bagi seseorang yang sering menyalahkan dirinya sendiri atas sebuah permasalahan padahal itu hanya asumsinya sendiri dan akibat dari kurangnya memahami diri sendiri sehinnga menyebabkan terganggunya kesehatan mental seseorang. Karena dia merasa stress dan berakibat depresi karena hal tersebut dan dengan mudah menyalahkan dirinya sendiri.
Seringkali kita bertanya dengan diri sendiri, hati ini maunya apa? Kebahagiaanku dimana? Kebahagiaan itu seperti apa? Atau aku ini sebenarnya seperti apa? Dan bagaimana aku harus menjalani hidup di bumi ini agar aku bisa bahagia? Itu adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran kita sendiri. Dan kita cenderung merasa cemas akan hal itu padahal kita bekum tahu kedepannya kita akan seperti apa.
Kita sering mempertanyakan jiwa kita sendiri perihal keberadaan kita. Kita yang terus mempertanyakan kepada diri kita sendiri, dan pada jiwa kita sendiri bahwa siapa sebenarnya kita ini? Padahal seseorang tidak akan paham bagaimana dia harus menyikapi dirinya jika dia tidak mengarahkan jati dirinya pada ketaatan.
Mengenal diri merupakan proses penjelajahan mendalam terhadap siapa kita sebenarnya. Ini melibatkan pemahaman terhadap nilai-nilai, minat, keinginan, dan keunikan diri sendiri. Proses ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih tepat, mengelola stres, dan membangun hubungan yang lebih bermakna. Dengan menggali konsep ini, seseorang dapat tumbuh secara pribadi, menemukan tujuan hidup, serta mencapai kepuasan dan kebahagiaan yang lebih dalam.
Kita bingung menjalani hidup, bingung mengenal diri sendiri, bingung akan kelemahan diri. Maka dari itu sebelum kita bertanya pada jiwa sendiri, kita pahami dulu untuk apa kita diciptakan dan untuk apa kita ada di dunia ini? Sebab segala sesuatu tentu ada tujuannya. Begitupun dengan manusia, kita hidup di dunia ini tentu memiliki tujuan, tapi masing āmasing Ā manusia memiliki pemahaman yang berbeda dalam mencapai tujuannya.
Kita diciptakan di dunia ini untuk mengenal siapa penciptanya, siapa Tuhannya, siapa Rabbnya. Dengan kita mengenal siapa Rabb kita, maa kita belajar untuk beribadah dengan benar dan belajar untuk beramal sehingga apapin yang kita lakukan di dunia ini terarah.
Maka dari itu, jika kita tidak mengilmu siapa Rabb kita, maka dari mana kita akan tahu siapa diri kita? Jika kita tidak menjalani kehidupan dengan ilmu, bagaimana kita menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya? Sebab banyak sekali orang yang sulit bertahan hidup ketika dalam lingkaran masalah, sedangkan masalah hidup inin akan terus berputr dan tidak akan pernah usai.
Dengan demikian, jika kita mengenal siapa pencipta kita maka kita akan tahu bahwa kita hanyalah manusia biasa yang tak punya daya apa-apa tanpanya. Maka dari itu kita harus mengenal diri kita sendiri yakni dengan mengilmunya dan kenalilah siapa Rabb kita. Kenalilah diri sendiri, pahami apa yang harus kita benahi, pahami apa yang harus kita jauhi. Ikuti aturan ilahi agar hidup yang kita jalani di ridhai.
Banyak sekali sisi positif dari “me time” ini, mulai dari membantu mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan memberikan kesempatan untuk meresapi diri sendiri tanpa gangguan eksternal. Ini juga dapat meningkatkan kreativitas dan memberikan energi tambahan untuk menghadapi tugas-tugas sehari-hari.
Bukan hanya sekadar memahami diri sendiri saja, dengan “me time” ini juga kita dapat lebih memahami lingkungan sekitar kita. Karena lingkungan juga sangat berpengaruh akan mental kita dan lingkungan berpengaruh terhadap bagaimana kita menyikapi suatu permasalahan. Karena terkadang lingkungan dapat menghambat kita untuk terbuka akan sebuah permasalahan yang kita alami.
Jadi, “me time” bukan hanya tentang menyendiri, tetapi juga tentang investasi dalam kesehatan fisik dan mental yang berkelanjutan. Dan juga dengan “me time” kita dapat memhami dan memaknai kualitas diri kita.