Mencoba Belajar Adil

0
215
Rizanul Arifin
Rizanul Arifin

Oleh : Rizanul Arifin

Pagi Medan!
Awak si Jum’at pertama, dekade dua millenial ketiga ini mencoba muhasabah. Setidaknya dari kejadian yang mencoba saudara-saudara awak di sebagian Jawa Barat dua hari terakhir. Hal ini keknya bagos laaa buat pelajaran buat kampong awak.

Pertama awak piker masalah banjer juga masih langganan di kampong awak ni. Dalam hal ini elite dan pengelola negeri bijak mempelajari hal-hal yang bisa menjadi penyebab dan bisa mengedukasi masyarakat untuk ikut menganggulanginya sebelum kejadian.

Kedua pasal komentar dan mengomentari hal yang mengekori setiap kejadian. Untuk hal ini awak rasa bagos diamkan jempol tu kalok komen yang akan ditulis malah akan menyakitkan orang lain atau malah jadi dosa buat penggibah.

Ketiga, awak piker bagos laaa kalok kita berbuat kalok bisa langsung membantu atau setidaknya menyumbang agar saudara-saudara kita yang sedang diuji bisa bertahan dan berjuang dengan ikhlas dan bersabar, sambil berusaha berpiker dan mencari solusi pasca bencana. Itu mantap dan #LebihManusiawi.

Keempat hendaknya kita juga adil melihat dan berbagi cerita tentang kejadian ini. Jangan hanya fokus di tempat-tempat yang ceritanya bisa “digoreng” untuk kepentingan lain. Macam banjir 01012020, ternyata banjir yang rusaknya lebih luas ada di Provinsi Banten, tapi yang awak liat dia media massa atau pon media sosial, seakan-akan Jakarta dah tenggelam dengan isu yang diseret-seret sana-sini. Hehehe ngeriii.

Kelima kita juga perlu tetap fokus akan hal-hal penting lain, terutana yang menyangkut hajat anak bangsa yang lebih banyak, karena tahun ini akan berlangsung pilkada serentak, atau mungkin penyelesaian kasus-kasus kolusi, korupsi dan nepotisme semisal kasus Jiwasraya.

Tapi, untuk saat ini keknya kita juga perlu bersiap-siap menghadapi peristiwa alam banjer yang sering terjadi di beberapa lokasi di kampong awak laaa. Semoga kalok itu terjadi jangan laaa jadi bahan politik pula nantinya.

Yang pasti, jangan lagi buang sampah apalageee sempak dan lainnya ke paret, parbus, sunge atau hanya cuma keluar jendela mobil, sebab itu bisa nyumbat tali aer laaa dan pasti bisa kebanjeran klen dan awak nanti.

Terakhir awak rasa, dah saatnya kita bicara dengan alam secara baek-baek dan natural. Cak laaa klen piker apa dia gak akan marah sama kita di suatu hari kalok dia setiap hari kita perkosa dan garap sesuka kita. Alam kan juga punya kebiasaan natural. Jadi jangan laaaa kita berusaha menormalkannya sesuai logika kita saat dia sudah rusak. Cocok klen rasa?

Tinggalkan Balasan