Memanfaatkan Limbah Batang Sawit

Berita Terkait

Kepala Desa Pangkalan Baru, M. Akbal saat dijumpai mahasiswa Kukerta Alih
Program Universitas Riau menyatakan bahwa sebagian besar masyarakatnya memiliki atau
berprofesi sebagai petani kelapa sawit.

Sebagian besar kelapa sawit yang dimiliki warga berusia ± 15 tahun. Hal ini dicermati oleh
mahasiswa akan potensi limbah batang sawit saat kelapa sawit warga sudah tidak produktif lagi.

Selanjutnya, mahasiswa kukerta UR menawarkan untuk mensosialisasikan dan membuat percontohan tentang pemanfaatan limbah batang sawit kepada pihak desa. Produk yang ingin dihasilkan dari olahan limbah batang sawit adalah mebel kayu sawit.

Ide tersebut seakan menjadi materi baru dan penuh tanda tanya. Penasaran dengan bagaimana hasil olahan batang sawit, akhirnya Kepala Desa Pangkalan Baru menerima tawaran tersebut sebagai salahsatu program Kukerta kami.

Respon positif dan antusias warga Desa Pangkalan Baru dibuktikan dengan ramainya peserta sosialisasi yang datang. Pada sosialisasi yang dihadiri oleh aparat pemerintah desa dan juga masyarakat, mahasiswa kukerta juga mengundang Bapak Fakhri, S.T., M.T. yang merupakan dosen Teknik Sipil Universitas Riau sebagai narasumber.

Dalam sosialisasi, dijelaskan bahwa latar belakang diangkatnya program ini adalah untuk
memanfaatkan potensi yang tersedia di Desa Pangkalan Baru. Pemanfaatan limbah batang sawit ini juga bertujuan untuk menemukan alternatif penggunaan kayu hutan alam yang ketersediaanya semakin menipis.

Pada sesi diskusi tanya jawab dalam sosialisasi, masyarakat Desa Pangkalan Baru mengaku belum pernah menjadikan batang sawit sebagai kayu olahan.

Hal tersebut karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengolah atau mengawetkan batang kelapa sawit. Selain itu, kendala lain seperti tekstur batang sawit bagian dalam yang lunak, mudah busuk, dan kulit luar yang keras sehingga sulit di chain saw juga menjadi faktor bagi warga untuk tidak memanfaatkan batang sawit.

Namun melihat contoh mebel yang dipamerkan pada acara tersebut, membuktikan kepada masyarakat bahwa batang sawit memiliki potensi nilai jual yang menjanjikan. Dalam acara tersebut juga sempat disinggung oleh Kepala Desa, akan kemungkinan dibuatnya kelompok usaha pengolahan batang sawit.

Setelah kegiatan sosialisasi, mahasiswa kukerta UR mulai membuat percontohan produk berupa mebel dari batang kelapa sawit. Selama proses pengerjaan dari penebangan dan pengolahan, beberapa warga juga datang langsung untuk menyaksikannya.

Dukungan dan bantuan selalu diberikan oleh Pemerintah Desa Pangkalan Baru maupun warganya. Setiap proses dan tata cara pengerjaan disajikan dalam sebuah buku yang disebut buku Teknologi Tepat Guna. Selain buku, mahasiswa kukerta juga membuat panduan pengolahan limbah batang sawit dalam bentuk video, yang juga diunggah kedalam media online.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat luas. Melalui kegiatan ini, mahasiswa kukerta berharap semua pihak khususnya masyarakat Desa Pangkalan Baru mampu mengolah limbah batang sawit menjadi mebel, atau produk lain yang memiliki nilai jual.

Melalui kegiatan ini juga diharapkan terbukanya ide dan peluang usaha yang baru.

Hasil olahan limbah batang sawit berupa mebel yang sudah jadi ditempatkan di ruang
tamu kantor Desa Pangkalan Baru. Setiap warga yang datang ke kantor desa, bisa
menyaksikan mebel tersebut. Dan bagi warga yang merasa penasaran dan tertarik mengenai mebel tersebut, bisa mempelajarinya lewat buku Teknologi Tepat Guna yang juga disediakan. (Tulisan ini dikirim oleh Annisya Soraya Hasibuan)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Hardiknas 2025, Wagubsu dan Kadisdiksu Berpakaian Adat 

mimbarumum.co.id - Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya memimpin upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 di Lapangan Astaka,...