mimbarumum.co.id – Manusia Silver atau manusia yang tubuhnya dicat warna abu-abu belakangan ini sering terlihat di persimpangan jalan.
Mulai dari anak-anak sampai dewasa, mereka rela tubuhnya dicat dengan warna abu-abu. Namun yang mereka lakukan mengundang pro kontra, apakah itu termasuk seni atau hanya memanfaatkan seni untuk meminta-minta.
Menanggapi ini, Seniman Sumatera Utara (Sumut), Suyadi San mengatakan, itu disebut body painting, suatu gerakan atau aliran seni rupa yang menggunakan tubuh sebagai medium ekspresinya.
Di Medan, body painting pernah dilakukan perupa Mangatas Pasaribu era 1990-an. Lantai ditutupi plastik. Lalu sejumlah cat ditaburkan di beberapa titik di altar plastik.
Baca Juga : 12 Manusia Silver Diamankan Petugas
Kemudian dilakukan dengan diiringi musik ritmis, kala itu langsung dimainkan kelompok Ben M Pasaribu (alm), Mangatas seperti menari mulai menggeliat-geliatkan tubuhnya di altar cat. Dia memadukan warna-warna cat dengan tubuhnya. Seni rupa kontemporer ini pernah juga diteruskan murid-muridnya di jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Unimed.
“Tentang manusia silver apakah seperti itu? Kalau memang merupakan unsur seni, tentu ada proses kreatifnya, proses garapannya. Tidak serta-merta cuma mengecati tubuhnya tanpa tahu makna yang diperbuatnya,” katanya.
Lanjutnya, kalau memang untuk meminta-minta perlu dipertanyakan, mengapa mengecat tubuhnya seperti itu. Kecuali dia buat atraksi, dimulai dari tubuh biasa sampai terjadi pengecatan.
Misalnya, durasi 30 menit sampai satu jam, setelah itu minta saweran. Itu namanya ngamen seni rupa. Kalau tidak ada atraksi tapi ujug-ujug minta uang, itu bukan kesenian.
Reporter : Budi Lubis
Editor : Redaksi
