Medan, (Mimbar) – Kedua orang tua IAH (17) tersangka percobaan penganiayaan terhadap seorang pastor pada gereja Santo Yeseph Jalan Dr. Manyur Medan menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat.
“Kami dari keluarga tidak tahu terkait masalah ini dan tak ada niat menimbulkan keguncangan antar agama. Dalam kesempatan ini, saya dan istri selaku orangtua IAH dan seluruh keluarga meminta maaf sebesar-besarnya kepada warga Indonesia, khususnya warga
Sumut,” ucap Makmur Hasugian dalam sebuah keterangan kepada wartawan, Kamis (1/9) di Medan.
Peristiwa itu, sambungnya, diluar dugaan. Mereka mengaku sangat menyesali kurang memberikan pengawasan kepada nak kandungnya tersebut sehingga kejadian yang sangat tidak diinginkan itu bisa terjadi.
“Kepada Pastor Albret S Pandingan, saya selaku ayah kandung IAH juga memohon maaf atas tindakan anak saya. Saya juga memohon Keuskupan di Medan memafkan kami. Semoga kejadian ini tak terjadi pada orangtua yang punya anak sebaya dengan IAH. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tak terjadi lagi. Dan semoga tidak terjadi lagi peristiwa serupa di negara kita ini,” kata Makmur sembari mengusap air mata di wajahnya.
Arista boru Purba selaku ibu IAH, tak bisa menahan tangis saat mendampingi suaminya menyampaikan permintaan maaf itu. Dengan suara bergetar, ia meminta maaf kepada seluruh umat beragama atas perbuatan anaknya.
Pada bagian lain, Makmur yang menggelar keterangan pers di kantor Pusat BantuanHukum Peradi, Jalan Sei Rokan itu memaparkan tentang kondisi keluarga besarnya yang sudah terbiasa dengan perbedaan agama.
“Saya empat bersaudara. Dua diantaranya Muslim dan dua lainnya beragama Kristen Begitu juga isteri saya. Dia sembilan orang bersaudara dan hanya dia saja yang Muslim,” ucap Makmur meyakinkan publik bahwa perbedaan keyakinan di dalam keluarga mereka bukan hal yang aneh. Dan perbedaan itu tidak mengurangi hubungan kekeluargaan diantara mereka. (An)