Mahasiswa Sumut Geruduk Gedung DPRD

Berita Terkait

mimbarumum.co.idRatusan mahasiswa dari berbagai perguruan tunggu yang ada di Sumut menggeruduk gedung DPRD Sumut,  Selasa (21/5/19).

Massa yang tergabung dalam Satuan Aksi Mahasiswa Sumatera Utara (SAMSU)  menuntut penegakan keadilan bagi setiap orang.

Sebelum menggelar orasi di depan Gedung DPRD Sumut,  Jalan Imam Banjo,  Medan,  elemen mahasiswa itu berkumpul di Lapangan Merdeka,  Jalan Balai Kota,  Medan.  Lala melakukan long march.

“Tuntukan kita pada hari ini, kita meminta agar cita-cita reformasi tahun 1998 itu dijalankan dengan semestinya. Kami meminta keadilan itu benar-benar ditegakkan, ”  ucap  Mangaraja Harahap dalam orasinya.

Ketua Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)  Sumut itu meminta apart agar tidak memenjarakan orang orang lemah.

‘Berbicara, berpendapat, mengkritik itu dibebaskan. Saat ini kita melihat pemerintah seolah-olah menakut-nakuti masyarakat, mengancam masyarakat, ” ucapnya.

Massa aksi juga menyinggung terkait pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019 yang dianggap terdapat kecurangan dimana-mana serta banyaknya korban jiwa yang melayang.

“Dari tahun 1998 sampai sekarang tidak ada Pemilu yang separah ini, maka dari itu kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya terjadi pada pemilu serentak kali ini,” beber Harahap.

Mahasiswa itu mengaku tidak memandang elit-elit politik yang sedang bertarung pada kontestasi pemilihan umum (Pemilu)  2019 itu. Mereka hanya, memandang sisi kemanusiaan atas apa yang terjadi saat ini.

“Dimana pada saat ini sisi kemanusiaan tidak dipedulikan lagi terutama dalam demokrasi, mereka (petugas pemilu) dianggap sebagai pahlawan padahal ini merupakan cacat demokrasi, cacat sistem Pemilu,” ucapnya.

Massa itu mengaku prihatin dengan banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia yang jumlahnya mencapai 600 orang,.

“Belum lagi yang sakit. Penangannya tidak jelas tidak ada outopsi penyebab kematian petugas Pemilu ini,,” sebut M.Rasyid Waruwu, orator lain aksi itu.

Rasyid adalah pimpinan aksi itu. Ia juga menjabat selaku Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) USU.

Pada saat aksi berlangsung, terjadi gesekan kecil antara massa aksi dengan aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi.

Massa saat itu meminta masuk gedung untuk menemui anggota DPRD Sumut, namun permintaan mereka tak diindahkan petugas.

Selain itu, saat massa aksi juga ingin menunaikan salat ashar di dalam gedung dewan, juga ditolak aparat dengan dalih keamanan.

Mahasiswa dalam menyampaikan tuntutannya juga memperlihatkan aksi teatrikal terkait pelaksanaan Pemilu serentak tahun 2019.

Sebelum membubarkan diri, dari atas mobil komando pimpinan aksi membacakan tuntutan yang mereka bawa tertuang dalam press release.
Antara lain :
1. Menuntut pemerintah untuk mengevaluasi sistem Pemilu serentak 2019
2. Menuntut pemerintah untuk menolak OBOR khususnya di Sumatera Utara
3. Menuntut legislatif untuk merevisi UU ITE Pasal 27 ayat 3
4. Menuntut kedaulatan energi dan pangan untuk Indonesia khususnya di Sumatera Utara
5. Tegakkan supremasi hukum di Indonesia.

M.Rasyid Waruwu   selaku pimpinan aksi yang juga menjabat Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) USU menyebutkan, kehadiran mereka semata sebagian bagian dari masyarakat yang ingin menjaga dan mengawal pemilu yang terjadi.

“Kami masyarakat kan menjaga kondusifitasnya negara, tidak ingin terpengaruh dan terprovokasi oleh apapun jadi kami biarkan elit elit politik yang bertarung. Kami masyarakat akan menjaga dan mengawal pemilu ini,” tutup Rasyid. (Yf)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Disdukcapil Medan Wajib Mengurus Adminduk Warga Unregister, Edi Saputra : Kadis Jangan Melanggar Perda

mimbarumum.co.id- Anggota DPRD Kota Medan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Edi Saputra, ST menyatakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil...