Batubara, Mimbar – Perilaku NS alias Kempleng (40) sudah sangat keterluan. Ia tega-teganya menganiaya 4 (empat) orang bocah hingga terkencing-kencing di celana. Bahkan ada korban yang trauma, kerap menutupi wajahnya dengan kantongan goni dan bersembunyi di balik lemari.
Nasib malang yang dialami Angga Syahputra (11), Madan (9) Satrio Sapto Wibowo (13) yang keseluruhannya warga Desa Mangkei Lama, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara itu bermula saat ketiganya pada Kamis (1/3) lalu bermain-main saling lempar di halaman di dekat sebuah rumah kosong.
Saking gembiranya, tanpa sengaja lemparan dari salah satu bocah itu mengenai rumah kosong tersebut. Namun tak berapa lama,dari dalam rumah yang diduga warga sekitar kosong tersebut ternyata keluar seorang pria bernama NS alias Kemplang.
Pria berusia sekira 40 tahun itu lalu menghardik bocah dan berupaya mengejar ketiga anak itu. Karena takut dengan amarah Kemplang ketiga bocah terus berlari menghindar.
Kekesalan Kemplang ternyata senakin menjadi-jadi. Dia terus mencari ketiga bocah itu dan akhirnya menemukannya di sebuah tempat yang seirng digunakan penggembala menambatkan lembu ternaknya.
Spontan NS alias Kemplang melayangkan pukulannya ke arah kepala Angga dan dua orang temannya yang lain, yakni Madan dan Satrio. Tak puas memukul ketiganya pelaku juga turut memukuli Suwandi dibagian kepalanya sampai bocah kelas 1 SMP itu terkencing-kencing dicelana.
Setelah kejadian itu Madan pulang ke rumah dengan sangat ketakutan. Bocah yang baru duduk dikelas 3 SD itu bersembunyi didalam lemari sambil menutup kepalanya dengan goni.
“Sekarang mereka ketakutan mau pigi sekolah, juga tak mau ngangon lembu, sedang pelaku masih bebas berkeliaran,” beber Legiati, ibu Angga.
Wanita ini mengaku, awalnya ia dan keluarga tak bermaksud mengadukan perlakuan NS alias Kemplang ke aparat kepolisian, namun karena pelaku diduga sengaja berusaha mengindari dari tanggungjawabnya, maka dengan terpaksa Legiati membuat laporan penganiayaan yang dialami putranya.
“Sebenarnya kami tidak ingin membawa masalah ini ke jalur hukum. Sebab sebelumnya sudah ada mediasi dari Kepala Desa Mangkei Lama Sardalisyah Purba, pelaku akan membantu biaya scanning kepala, tapi dia (pelaku-red.) deperti mengelak, jadi terpaksalah kami mengadu,” beber Legiati.
Legini mengaku tidak memiliki uang untuk scanning anaknya hingga terpaksa meminjam uang kepada keluarganya Rp 1,2 juta karena khawatir anaknya yang terus mengeluh sakit kepala.
.
Ketua KPAID Batubara, Ebson Pasaribu didampingi Komisioner Yusrizal Siregar meminta Polres Batubara segera menindaklanjuti laporan korban
“Secara psikis anak ini sudah ada trauma, mereka merasa terintimidasi dan sangat ketakutan. Pelaku harus segera diringkus”, pinta Yusrizal. (kn)