mimbarumum.co.id – Bobroknya infrastruktur Kota Medan dalam lima tahun terakhir tanggung jawab siapa? Tentunya adalah mantan Plt Wali Kota Medan yang kini calonkan diri menjadi Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.
Isu banjir, jalan rusak, kemiskinan dan berbagai keluhan warga tidak terjawab selama kepemimpinan lima tahun terakhir. Akhyar diketahui melanjutkan kepemimpinan Kota Medan pasca wali kota terpilih Dzulmi Eldin bermasalah hukum.
Hal itu dipaparkan Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Ian Pasaribu dalam bincang-bincang bersama wartawan di Medan, Selasa (6/10/2020).
Baca Juga : Calon Wali Kota : Birokrasi Berbelit Buat Warga Sulit Peroleh Bantuan Pemerintah
Ian menuturkan bahwa dalam setiap Pilkada di Medan isu banjir, jalan rusak, penataan kota dan kemiskinan selalu dijadikan cerita politik. Namun realisasi yang dirasakan masyarakat hanya sedikit. Karena itu masyarakat menjadi tidak aman sebagai warga kota.
“Masyarakat takut hujan karena bisa menjadi banjir. Masyarakat takut melintas karena jalan banyak yang rusak,” sebutnya.
Ian menambahkan bahwa ada dua hal yang mungkin terjadi atas kekecewaan tersebut. Pertama menurut Ian, masyarakat ragu dengan janji pemimpin saat ini serta pesimis dengan janji calon pemimpin baru.
Hal itu akan menimbulkan lahirnya niat untuk tidak menggunakan suara dalam pemilihan kepala daerah. Selanjutnya yang kedua masyarakat akan mencari janji yang rasional dan tidak muluk-muluk. Serta akan menggunakan suara untuk perubahan.
“Keyakinan masyakarat untuk menggunakan suara itu didasari dua hal. Pertama petahana mampu meyakinkan publik untuk perbaikan dan meminta kesempatan dari warga untuk menata Medan lebih baik,” ungkapnya.
Ian menambahkan bahwa saat ini masyarakat juga dihadapkan pada kegamangan. Karena masing-masing calon terbatas dalam mensosialisasikan program. (Rel)
Editor : Dody Ferdy