Ketua Kadin Sumut: Biofuel Bauran Sawit Mampu Tekan Impor BBM

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Ketua Kadin Sumut Firsal Dida Mutyara mengungkapkan keinginan pemerintah terus mendorong biofuel terutama solar dengan bauran sawit hingga kandungannya nanti mencapai 40 persen akan ikut menekan impor konsumsi bahan bakar dalam negeri.

Hal itu disampaikannya saat berbincang dengan media di kantornya kemarin. Firsal Dida Mutyara dengan adanya B35 dan B40 akan mampu menurunkan nilai impor minyak dengan meningkatkan nilai tambah produksi sawit di dalam negeri, paparnya.

Diketahui bahwa biodiesel jenis B35 menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah diimplementasikan mulai 1 Februari 2023 lalu. Namun, untuk jenis B40 ini belum diluncurkan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari-September 2023 secara kumulatif, impor minyak mentah meningkat sebanyak 18,5%.

- Advertisement -

Hal serupa juga terjadi pada besaran impor hasil minyak yang meningkat sebanyak 3,4% dalam periode yang sama.

Sehingga, selama periode tersebut, total volume impor minyak Indonesia mencapai 32,8 juta ton. Menjadikan total volume impor minyak rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir Knaikan volume impor minyak ini tak dapat dilepaskan dari fakta bahwa produksi minyak Indonesia yang cenderung terus menurun.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tren volume produksi minyak bumi Indonesia terus mengalami penurun semenjak tahun 2016, dan pada 2022 menjadi yang terendah selama satu dekade.

“Kontribusi sawit ini akan tetap tinggi ke depannya tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Apa yang akan terjadi misalnya jika negara kita terus mendorong biofuel dengan kandungan 35 persen, 40 persen sampai 50 persen. Peran sawit di situ akan sangat tinggi,” ungkap Firsal.

Tapi hati-hati karena bisa berpengaruh besar terhadap ekspor akibat domestic market obligation (kewajiban pemenuhan lokal) akan bertambah sementara pasok di pasar internasional akan berkurang, kata ketua Kadin Sumut ini lagi.

Dalam analisisnya, konsumsi lokal akan terus meningkat dan jika itu terjadi harga sawit akan terlalu tinggi untuk ekspor.

“Sawit ini jadi bahan untuk dimakan dan dibakar. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang akan mencapai dua kali lipat 20 tahun lagi maka konsumsi komoditas sawit akan tinggi sekali. Otomatis jika kebutuhan lokal semakin besar tak akan bisa diekspor, harga di luar negeri akan sangat mahal.”

Solusinya, kata dia, tentu di perbaikan generasi sawit termasuk perbaikan bibit serta penanaman dan peningkatan kapasitas produksi lahan yang meningkat.

“Karena dengan sawit ini setidaknya menjadi upaya untuk mendorong ketahanan energi dan ketahanan pangan di dalam negeri,” tambahnya.

Reporter : R/ Ngatirin

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Serahkan Santunan Jaminan Kematian Kepada Pegawai P3RI PTPN I Langsa, BPJS Ketenagakerjaan Himbau Perlindungan Jaminan Sosial di Wilayah Langsa

mimbarumum.co.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang Langsa menyerahkan santunan Jaminan Kematian kepada ahli waris almarhum Juarto...