mimbarumum.co.id – Legislatif Kabupaten Aceh Tamiang harapkan kasus stunting yang terjadi di Aceh Tamiang sebanyak 1.716 kasus dapat diselesaikan oleh dinas kesehatan.
Hal tersebut, disampaikan Ketua DPRK Aceh Tamiang, Suprianto ST kepada mimbarumum.co.id diruang kerjanya, Kamis (19/03/2020).
“Kasus stunting merupakan salah satu permasalahan yang harus ditangani, karena menyangkut generasi penerus bangsa,” terangnya.
Tak hanya itu, lembaga ini akan melakukan pengecekan terkait penyebab terjadinya stunting, apa karena kemiskinan, kurang gizi atau kurangnya sosialisasi kepada ibu hamil.
Baca Juga : TP PKK Harus Berperan Kurangi Stunting di Sumut
“Kita akan meminta dinas kesehatan untuk melakukan sosialisasi kepada ibu-ibi baik di setiap puskesmas pembantu di desa,” ungkap Suprianto.
Kata dia lagi, hal ini harus menjadi perhatian serius pemkab, apalagi pemerintah sedang gencar-gencarnya menekan stunting.
“Untuk mengantisipasi masalah stunting dan masalah kesehatan lainnya itu, DPRK telah memberi dukungan agar penanganan dapat diberikan semaksimal mungkin. Saat ini saja, anggaran di bidang kesehatan telah mencapai 20 persen dari total APBK setiap tahun,” tambah Politisi Ketua DPC Partai Gerindra itu.
Baca Juga : Alfred Si Penderita Stunting Kini Ditangani Medis
Suprianto menilai, beberapa fungsi keluarga yang patut ditinjau ulang dalam rangka mengurai masalah tingginya angka stunting di Aceh Tamiang antara lain, fungsi kasih sayang, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.
“Yang terpenting perlunya peninjauan ulang terhadap fungsi pembinaan lingkungan oleh keluarga kepada sesama anggota keluarga. Sebab, salah satu penyebab stunting adalah buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal, terutama terkait udara, ketersediaan air bersih, dan sanitasi,” tuturnya.
Sebelumnya, dari 1.716 kasus stunting di Aceh Tamiang dengan rincian, sangat pendek 496 kasus dan pendek 1.220 kasus.
Dimana, kasus tertinggi penderita balita sangat pendek berda di Kecamatan Manyak Payed, yakni 77 orang, dan peringkat kedua Kecamatan Kejuruan Muda, yakni 72 orang.
Reporter : Burhan Rangkuti
Editor : Dody Ferdy