Kecam Pembakaran Alquran, Sekretaris PD Mathlaul Anwar Ajak Politisi Indonesia Beridentitas

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Sekretaris PD Mathla’ul Anwar Islahuddin Panggabean mengecam keras pembakaran Alquran yang dilakukan politisi politikus Swedia Rasmus Paludan, berkewarganegaraan Denmark.

Islahuddin mengatakan itulah bukti munafiknya pihak Barat. Perbuatan melecehkan simbol-simbol agama yang dilakukan politisi itu malah dilindungi oleh aparat negara.

“Selama ini umat Islam dinilai intoleran padahal sangat jelas pihak Barat yang intoleran dan berlindung di balik kebebasan,” ujarnya, Jumat (3/2/2023).

Ia kemudian menjelaskan bedanya Indonesia dengan negara Barat yang sekuler. Indonesia justru menempatkan agama sebagai fondasi utama bernegara.

- Advertisement -

Oleh karena itu, ia pun menyayangkan adanya kampanye untuk melarang politik Identitas.

“Harusnya pemerintah ataupun pejabat di Indonesia, tidak latah dengan melarang-larang politik identitas apalagi jika punya kesan melarang-larang umat Islam dalam bidang politik,” ujarnya.

Menurut Islahuddin, tak ada yang salah jika berpolitik dengan menampilkan identitas apalagi agama Islam. Bahkan politik harus diisi dengan norma-norma agama.

“Politisi Indonesia harus beridentitas. Indonesia bukan negara sekuler. Kalau negara-negara Barat yang sekuler pasti menggaungkan larangan politik Identitas karena memisahkan agama dan politik. Indonesia tidak seperti itu,” jelasnya.

Ia memastikan di negeri Indonesia tak akan ada pembakaran kitab suci baik Islam maupun agama lain karena negeri ini negeri menjunjung tinggi agama.

“Oleh karena itu, politik identitas dalam arti menampilkan dan menerapkan identitas dalam berpolitik sah-sah saja. Malah yang seharusnya yang dilarang itu adalah politik penipuan identitas, misalnya dia beragama non-muslim tetapi tiba-tiba berpakaian Islam demi meraih suara semata,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan Presiden Ir Soekarno dulu menyuruh orang Islam masuk ke DPR agar bisa membuat peraturan-peraturan negara yang sesuai dengan Islam.

Sebagaimana diketahui, Jumat (3/2/2023) ribuan umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara menggelar Aksi Bela Alquran dan mengepung kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Denmark yang berada di Jl. Tengku Amir Hamzah Griyatur Medan mengutuk perbuatan politisi Rasmus Paludan yang membakar Alquran.

*

*Medan*- Sekretaris PD Mathla’ul Anwar Islahuddin Panggabean mengecam keras pembakaran Alquran yang dilakukan politisi politikus Swedia Rasmus Paludan, berkewarganegaraan Denmark.

Islahuddin mengatakan itulah bukti munafiknya pihak Barat. Perbuatan melecehkan simbol-simbol agama yang dilakukan politisi itu malah dilindungi oleh aparat negara.

“Selama ini umat Islam dinilai intoleran padahal sangat jelas pihak Barat yang intoleran dan berlindung di balik kebebasan,” ujarnya, Jumat (3/2/2023).

Ia kemudian menjelaskan bedanya Indonesia dengan negara Barat yang sekuler. Indonesia justru menempatkan agama sebagai fondasi utama bernegara.

Oleh karena itu, ia pun menyayangkan adanya kampanye untuk melarang politik Identitas.

“Harusnya pemerintah ataupun pejabat di Indonesia, tidak latah dengan melarang-larang politik identitas apalagi jika punya kesan melarang-larang umat Islam dalam bidang politik,” ujarnya.

Menurut Islahuddin, tak ada yang salah jika berpolitik dengan menampilkan identitas apalagi agama Islam. Bahkan politik harus diisi dengan norma-norma agama.

“Politisi Indonesia harus beridentitas. Indonesia bukan negara sekuler. Kalau negara-negara Barat yang sekuler pasti menggaungkan larangan politik Identitas karena memisahkan agama dan politik. Indonesia tidak seperti itu,” jelasnya.

Ia memastikan di negeri Indonesia tak akan ada pembakaran kitab suci baik Islam maupun agama lain karena negeri ini negeri menjunjung tinggi agama.

“Oleh karena itu, politik identitas dalam arti menampilkan dan menerapkan identitas dalam berpolitik sah-sah saja. Malah yang seharusnya yang dilarang itu adalah politik penipuan identitas, misalnya dia beragama non-muslim tetapi tiba-tiba berpakaian Islam demi meraih suara semata,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan Presiden Ir Soekarno dulu menyuruh orang Islam masuk ke DPR agar bisa membuat peraturan-peraturan negara yang sesuai dengan Islam.

Sebagaimana diketahui, Jumat (3/2/2023) ribuan umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara menggelar Aksi Bela Alquran dan mengepung kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Denmark yang berada di Jl. Tengku Amir Hamzah Griyatur Medan mengutuk perbuatan politisi Rasmus Paludan yang membakar Alquran.

Sumber : Rilis

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Perkuat Kemandirian Pangan Daerah, Polri dan Pemprov Sumut Launching Gugus Tugas Ketahanan Pangan

mimbarumum.co.id - Guna memperkuat kemandirian pangan daerah, Polri bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaunching Gugus Tugas Ketahanan Pangan yang...