mimbarumum.co.id – Kepala Dinas Pendidikan Sumut Dr H Asren Nasution MA dan Ketua Umum DHD Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumut Mayjen TNI (Purn) M Hasyim senada membangkitkan semangat untuk bangga menjadi guru sejarah.
Sesungguhnya kata mereka semua bidang guru penting dan strategis, termasuk guru sejarah pembentuk karakter kebangsaan dan nasionalisme kader bangsa ke depan.
“Jangan ada dikotomi antar bidang pelajaran. Tidak benar guru matematika atau fisika misalnya lebih hebat dari guru sejarah. Begitu juga tidak betul guru sejarah itu ‘lepe’ (tidak keren – red). Singkirkan image itu, sebab sesungguhnya semua bidang guru itu hebat dan saling mendukung,” tegas Asren Nasution saat membuka Sarasehan Guru Sejarah se-Sumut, kerjasama DHD 45 dengan Dinas Pendidikan Sumut, Senin (25/9).
Sebelumnya Ketua Umum DHD 45 Sumut Mayjen TNI (Purn) M Hasyim pada acara di Aula Amir Hamzah Kantor Dinas Pendidikan Sumut tersebut juga mengajak para guru sejarah bangkit memperkuat kompetensinya berbasis lokal. Karakter kebangsaan generasi millenial ada di tangan guru sejarah. Sehebat dan secanggih apapun ilmu pengetahuan dan teknologi generasi ‘z’, tanpa karakter kebangsaan dan nasionalisme negara ini rapuh.
“Kita merasakan saat ini wawasan kebangsaan dan bela negara generasi millennial sebagian besar lemah dan banyak buta sejarah. Apalagi konten sejarah lokal Sumut. Banyak mereka tidak mengenal pahlawan daerah ini. Padahal di Sumut banyak sejarah heroik dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Perang Medan Area misalnya juga besar seperti Surabaya, Bandung Lautan Api atau Ambarawa. Namun banyak generasi muda tidak memahaminya,” ujar M Hasyim di hadaan seratusan guru sejarah se-Sumut.
Oleh sebab itu katanya pada acara dihadiri Sekretaris Umum DHD 45 Dr H Eddy Syofian MAP, Bendahara Ir Hj Vivi Savitri, Ketua Drs Sanggam Hutagalung MM yang juga moderator dan sejumlah fungsionaris lainnya DHD 45 Sumut terus memperjuangkan agar konten sejarah lokal dapat ditampung dalam kurikulum. Inilah antara lain tujuan sarasehan bertema Mencari Metode Pembelajaran Sejarah Berbasis Sejarah Lokal.
Kadis Pendidikan Sumut Dr H Asren Nasution MA menyambut baik perjuangan DHD 45 Sumut ini dan pihaknya siap memberikan dukungan sehingga konten sejarah berbasis lokal Sumut ini dapat eksis dan dipedomani oleh para guru sejarah yang ada di propinsi ini.
“Ini tidak main-main. Apa yang menjadi keluhan saat ini, degradasi moral kebangsaan dirasakan melemah, ini karena kita tidak mengangkat nilai-nilai sejarah secara baik,” ujarnya.
Asren kembali mengingatkan kecerdasan intelektual generasi millenial luar biasa, hanya saja kekuatan karakter kebangsaan dan nasionalisme mereka masih harus dibina. Padahal ketika karakter itu keluar dari akar yang sesungguhnya maka tinggal menunggu rubuhnya suatu bangsa. Salah satu metode membangun karakter itu melalui sejarah.
“Jadi sejarah harus menjadi salah satu materi pokok bagi pelajar untuk membangun karakter mereka. Banggalah jadi guru sejarah,” ujarnya dengan riuh tepuk tangan guru yang hadir.
Para guru sejarah menilai sarasehan ini adalah langkah yang sangat positif untuk memajukan pemahaman tentang sejarah Lokal dan Nasional. Kehadiran narasumber yang kompeten dan semangat dari para guru sejarah tentunya manfaat yang dihasilkan akan memberikan pengaruh besar bagi pemahaman sejarah di daerah ini.
Narasumber yang tampil yakni Prof. Dr. Syamsidar Tanjung (Guru Besar
Pendiudikan Sejarah Unimed) Tema: “Metode Pembelajaran Seajarah Berbasis Kurikulum Merdeka Belajar”, Dr. Suprayitno (Ketua Masyarakat Sejarahwan Provinsi Sumatera Utara) Tema: Mengenal Mayor Bedjo, Sosok Pemimpin Perang Medan Area”, Moderator:
Drs. Yeddi Efendi Sipayung, MPd Notulis: Purwanto, MPd.
Kemudian Prof Dr. Phill. Ichwan Azhar, MS (Kabid NKBI DHD BPK 45 Sumut) Tema: “Pelajaran Sejarah Berbasis Situs dan Museum”, Pidia Amelia, MA tentang Museum Djoeang 45 Sebagai Rumah Kebangkitan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda di Sumatera Utara” dan Prof Dr Pujiati MA Guru Besar USU dengan moderator Drs Sanggam Hutagalung MM.
Secara garis besar dari sarasehan ini tergambar Di era globalisasi ini banyak tantangan yang dihadapi oleh seorang guru dalam mengajar anak didiknya. Masuknya budaya-budaya Barat banyak mengganggu nilai-nilai kearifan lokal bagi generasi muda. Fasilitas iptek banyak menghabiskan waktu generasi muda dalam beraktivitas dan berfikir. Ilmu Pengetahuan banyak menawarkan berbagai fasilitas dunia maya yang sangat memanjakan generasi muda.
Meskipun demikian, perkembangan teknologi banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, terutama bagi dunia pendidikan. Seorang guru sejarah yang biasa dengan pembahasan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang, terus berupaya mengembangkan kreativitasnya dengan memodifikasi media pembelajaran dengan memanfaatkan dampak teknologi.
Mata pelajaran sejarah dapat dipadukan dengan media pembelajaran yang inovatif dan terkandung nilai-nilai karakter. Peserta didik yang ada di era globalisasi harus lebih cerdas dan lebih inovatif. Guru sejarah memiliki peran sangat penting kepada siswanya dalam membentuk karakter anak melalui pembelajaran inovatif dan menumbuhkan daya kreativitas anak yang tinggi
Pada kesempatan ini Kadisdik dan Ketum DHD 45 Sumut menyerahkan buku Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan RI di Sumut 1945 – 1949
Reporter : Zulfikar Tanjung