mimbarumum.co.id – Sekretaris Perkumpulan Masyarakat Demokrasi 14 HM Nezar Djoeli ST miris melihat kader partai terbaik hilang ditelan bumi, karena dalam Pilkada serentak tahun 2020, partai cenderung hanya mencalonkan satu paslon (pasangan calon) saja.
“Sebagai salah satu warga Kota Medan yang juga sebagai kandidat salah satu calon wakil walikota yang ikut mendaftar, saya miris terhadap keputusan parpol tersebut,” ujarnya kemarin.
Dia melihat Pilkada Kota Medan dan beberapa daerah lain di Indonesia sepertinya akan terjadi pemilihan melawan kotak kosong, seolah-olah tidak ada calon-calon kepala daerah yang lebih mumpuni dalam pengetahuan politiknya terhadap pemerintahan.
Baca Juga : Calon Tunggal di Musda X, Basyaruddin Dipastikan Pimpin Golkar Tebingtinggi
Kota Medan, lanjutnya, sebagai barometer pemerintahan pusat dalam penentuan keputusan, seharusnya melaksanakan demokrasi secara baik dan benar.
“Jangan paksakan, pilkada hanya diikuti satu pasangan calon, seolah-olah tidak ada lagi tokoh masyarakat yang terbaik dan mumpuni,” ujarnya.
Dicontohkannya, ada beberapa tokoh yang ikut mendaftar ke partai-partai untuk ikut pilkada Medan, juga merasakan kecil dan kecewa terhadap keputusan dari partai politik yang hanya mencalonkan satu paslon.
“Lihatlah sosok-sosok yang memang mampu tampil sebagai kontestan yang akan bertanding atau bersaing dalam memperebutkan posisi kepala daerah kota Medan,” ungkapnya.
Dia juga sangat prihatin melihat partai politik tidak melakukan seleksi secara benar-benar terhadap calon kepala daerah. Dikhawatirkan demokrasi akan tergerus dengan adanya dugaan kontestasi dengan kotak kosong.
“Memang ini belum final, tapi batas akhir dari KPU sudah hampir kelihatan bahwa pilkada Kota Medan dan beberapa daerah lain di Indonesia nyaris melawan kotak kosong. Demokrasi itu mati suri jika terjadi lawan kotak kosong,” tandasnya.
Reporter : Djamaluddin
Editor : Dody Ferdy